Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Azka M Irfan pada 29 September 2024
Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi longsor di KM 64 arah Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu, April 2024. Public Relation PT Waskita Toll Road Yanka mengatakan, longsor diduga karena gerusan curah hujan yang tinggi di sekitar lokasi.
Akibat kejadian tersebut, sebuah mobil terperosok ke dalam lubang dengan panjang lebih dari 4 meter yang mengakibatkan dua orang terluka. Ada satu truk dan satu MPV yang mengalami kecelakaan tunggal akibat kaget dan berusaha menghindar ke arah kanan dan menabrak median jalan.
Tentang Tol Bocimi
1. Panjang Tol Bocimi
Panjang Tol Bocimi 54 kilometer dengan nilai investasi Rp7,77 triliun. Pembangunannya dibagi atas empat, yaitu Seksi 1 Ciawi-Cigombong sepanjang 15,35 kilometer, Seksi 2 Cigombong-Cibadak sepanjang 11,9 kilometer, Seksi 3 Cibadak-Sukabumi sepanjang 13,7 kilometer, dan Seksi 4 Sukabumi Barat-Sukabumi Timur sepanjang 13,05 kilometer.
Peletakan batu pertama Seksi 1 dimulai pada Senin, 9 Februari 2015 di Jalan Raya Tajur, Bogor. Ruas jalan ini baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Sabtu, 1 Desember 2018. Selanjutnya, ruas Tol Bocimi Seksi 2 baru dibuka saat arus mudik dan balik Lebaran 2023. Seksi 2 memiliki jalur sepanjang 11,90 kilometer dengan anggaran biaya mencapai Rp3,2 triliun. Pada Agustus 2023, dua dari empat seksi telah selesai dibangun dan beroperasi.
2. Padalarang
Tol Bocimi dilanjutkan ke Ciranjang, Kabupaten Cianjur dan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Miftachul Munir, rencana Tol Bocimi akan dilanjutkan ke Ciranjang dan Padalarang sudah masuk dalam rencana umum Kementerian PUPR, serta surat keputusannya (SK) sudah ditetapkan oleh menteri.
Rencana Tol Bocimi yang akan disambung hingga Ciranjang dan Padalarang juga tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan. Tol Bocimi yang diteruskan ke Padalarang ditujukan untuk memecah kepadatan di Tol Cipularang.
3. PSN
Tol Bocimi sudah direncanakan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional atau PSN sejak lama. Gubernur Jawa Barat kala itu, Ahmad Heryawan mengatakan, proses pembangunan Tol Bocimi sebenarnya sudah direncanakan sejak 1997.
“Masa penantian dari 1997 sampai saat ini, 17 tahun merupakan masa yang amat panjang dalam pembangunan Tol Ciawi-Sukabumi,” kata Ahmad Heryawan itu, Senin, 9 Februari 2015.
4. Ambles karena Gagal Konstruksi
Koordinator Indonesia Toll Road Watch, Deddy Herlambang menilai amblesnya jalan tol Bocimi karena kegagalan konstruksi. "Masalah kegagalan konstruksi, jadi harus konstruksi ulang," katanya.
Longsor di jalan tol ini, kata dia, bisa diantisipasi sejak awal pembangunan. Apabila jalan tol dibangun di tepi sungai, kontraktor perlu membangun talut agar ketika hujan turun lebat ruas jalan tol tidak ambles.
"Contohnya di Tol Semarang-Solo itu banyak (yang dipasang talut), karena banyak area tebing atau jurang," ujarnya.
5. Kado HUT RI
Jokowi meresmikan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Tol Bocimi) Seksi II ruas Cigombong-Cibadak pada Jumat, 4 Agustus 2023. Jalan Tol Bocimi seksi II diklaim memangkas waktu perjalanan dari Jakarta menuju Sukabumi. Waktu tempuh dari Jakarta ke wilayah Sukabumi dijangkau hanya dalam kurun waktu 2,5 jam.
Pada kesempatan itu, Jokowi mengatakan rampungnya pembangunan Tol Bocimi Seksi II juga menjadi kado ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78. "Ya ini kado ulang tahun kemerdekaan (RI) yang ke-78 ke Provinsi Jawa Barat, khususnya Sukabumi," kata Jokowi, Jumat, 4 Agustus 2023.
Sumber: nasional.tempo.co
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Azka M Irfan pada 29 September 2024
Kegagalan konstruksi bangunan adalah salah satu isu serius yang harus dipahami secara mendalam dalam industri konstruksi. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya pemahaman tentang kegagalan konstruksi bangunan, termasuk landasan teori, pengertian kegagalan bangunan, dasar hukum atau peraturan yang berlaku, jenis-jenis kegagalan bangunan, cara mengatasi kegagalan bangunan, pihak-pihak yang terlibat, serta solusi dan saran-saran untuk mengurangi risiko kegagalan konstruksi bangunan.
Landasan Teori
Landasan teori dalam pemahaman kegagalan konstruksi bangunan melibatkan prinsip-prinsip dasar struktur material, beban yang bekerja, dan interaksi antara bahan bangunan. Hal ini mencakup pemahaman tentang tegangan, regangan, kekuatan material, serta faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kekuatan dan kestabilan bangunan.
Pengertian Kegagalan Bangunan
Kegagalan bangunan dapat diartikan sebagai kondisi di mana sebuah struktur bangunan tidak dapat memenuhi tujuan fungsinya dengan aman dan efisien. Kegagalan dapat terjadi akibat berbagai faktor seperti kesalahan perencanaan, kesalahan konstruksi, material yang tidak sesuai, atau kegagalan struktur yang terjadi selama penggunaan bangunan.
Dasar Hukum atau Peraturan yang Berlaku
Dalam banyak negara, ada peraturan yang ketat terkait dengan standar konstruksi bangunan untuk memastikan keamanan dan kualitas. Peraturan ini mencakup persyaratan teknis untuk desain, material, dan proses konstruksi. Pelanggaran terhadap peraturan tersebut dapat mengakibatkan sanksi hukum yang serius bagi pihak yang bertanggung jawab.
Jenis-jenis Kegagalan Bangunan
Beberapa jenis kegagalan bangunan meliputi kegagalan struktural, kegagalan fondasi, kebocoran atau kerusakan struktural akibat air atau kelembaban, serta kegagalan mekanikal seperti keruntuhan atap atau dinding. Setiap jenis kegagalan memiliki penyebab dan karakteristik yang berbeda.
Cara Mengatasi Kegagalan Bangunan
Mengatasi kegagalan bangunan memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan identifikasi risiko potensial, pemilihan material yang sesuai, perencanaan yang cermat, serta pengawasan konstruksi yang ketat. Penting juga untuk mempertimbangkan tahapan-tahapan proses konstruksi yang berhubungan dengan antisipasi kegagalan bangunan, seperti pengujian material, pemantauan konstruksi secara berkala, dan penerapan teknologi konstruksi yang canggih.
Pihak-pihak yang Terlibat
Pihak-pihak yang terlibat dalam hal kegagalan bangunan meliputi pemilik proyek, arsitek, insinyur struktur, kontraktor, dan pemerintah yang mengatur standar dan peraturan konstruksi. Kolaborasi yang baik antara semua pihak ini sangat penting untuk mencegah kegagalan bangunan dan memastikan keamanan serta kualitas bangunan.
Solusi dan Saran-saran
Beberapa solusi untuk mengurangi risiko kegagalan konstruksi bangunan meliputi:
Dengan memahami pentingnya kegagalan konstruksi bangunan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat meningkatkan keselamatan, kualitas, dan keberlanjutan infrastruktur bangunan untuk masa depan yang lebih baik.
Sumber: dpu.kulonprogokab.go.id
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Azka M Irfan pada 29 September 2024
10 Aturan untuk Keselamatan Konstruksi
Untuk menghindari cedera, kecelakaan, dan masalah kesehatan lainnya di lokasi konstruksi, berikut ini adalah aturan keselamatan konstruksi umum yang harus diikuti untuk menjaga keselamatan pekerja dan pengunjung:
1. Selalu kenakan APD
Semua pekerja dan pengunjung di lokasi konstruksi harus mengenakan APD yang sesuai untuk mengurangi paparan berbagai bahaya di lokasi kerja. APD yang umum digunakan meliputi kacamata, helm, sarung tangan, penutup telinga atau sumbat telinga, sepatu bot, serta rompi dan pakaian dengan visibilitas tinggi.
2. Berhati-hatilah dan ikuti rambu-rambu
Rambu-rambu keselamatan memungkinkan manajemen untuk memperingatkan dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan keselamatan karyawan dan pengunjung. Letakkan rambu-rambu tersebut di sekitar lokasi jika diperlukan. Pekerja harus terbiasa dengan kiat-kiat keselamatan di lokasi konstruksi dan rambu-rambu yang berbeda: rambu larangan, rambu wajib, rambu peringatan, rambu kondisi aman, dan rambu peralatan pemadam kebakaran.
3. Berikan instruksi yang jelas
Induksi lokasi untuk kontraktor umum harus ada di lokasi. Hal ini akan memungkinkan pekerja baru untuk terbiasa dengan operasi di lokasi. Pembicaraan kotak peralatan juga merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan instruksi kesehatan dan keselamatan kepada tenaga kerja. Hal ini dilakukan sebelum memulai pekerjaan baik setiap hari atau lebih sering.
4. Jaga kebersihan lokasi konstruksi
Pastikan puing-puing, debu, paku-paku yang lepas, dan air yang tergenang dari penggalian dan penimbunan tidak berserakan di sekitar lokasi. Lokasi konstruksi harus dibersihkan setiap hari dan tetap bebas dari kekacauan untuk mencegah terpeleset dan tersandung.
5. Atur dan simpan peralatan dengan benar
Pastikan tidak ada peralatan yang tergeletak di sekitar, dan biarkan lampu dan peralatan listrik tidak terpasang. Mengikuti aturan di lokasi konstruksi akan membantu mencegah perkakas rusak atau bahkan menyebabkan cedera pada pekerja. Mengaturnya di tempat yang semestinya juga akan memudahkan navigasi.
6. Gunakan peralatan yang tepat untuk setiap tugas
Seringkali, kecelakaan terjadi karena penyalahgunaan alat atau peralatan. Hindari menggunakan alat seadanya. Sebaliknya, gunakan alat yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan aman.
7. Siapkan rencana tanggap darurat
Rencana tanggap darurat mengarahkan tenaga kerja tentang apa yang harus dilakukan saat keadaan darurat seperti bencana alam, kebakaran, tumpahan bahan berbahaya, atau jenis insiden lainnya terjadi. Miliki tim khusus yang bertanggung jawab untuk mengelola krisis darurat, menjawab pertanyaan, dan melaporkan potensi bahaya, masalah kualitas, atau nyaris celaka.
8. Menyiapkan perlindungan
Salah satu cara untuk memastikan keamanan di lokasi adalah dengan menempatkan kontrol teknik seperti pembatas, pagar, dan pengaman. Hal ini akan membantu mengisolasi orang dari area berbahaya dengan listrik bertegangan tinggi atau bahan kimia dengan asap beracun.
9. Memeriksa peralatan dan perlengkapan secara teratur
Sebelum memulai pekerjaan, pastikan alat dan perlengkapan yang akan digunakan bebas dari cacat atau kerusakan.
10. Laporkan masalah dengan segera
Latihlah pekerja untuk melaporkan cacat dan nyaris celaka di lokasi segera setelah mereka mengetahuinya. Masalah hanya bisa diselesaikan jika diketahui oleh manajemen. Semakin cepat masalah dilaporkan, semakin kecil kemungkinan masalah tersebut memburuk dan menyebabkan kecelakaan atau kerusakan lebih lanjut.
Sumber: safetyculture.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Azka M Irfan pada 29 September 2024
Keselamatan di tempat kerja dalam konstruksi adalah bagian penting dari manajemen konstruksi yang berfokus pada perlindungan nyawa dan integritas pekerja. Keselamatan kerja terdiri dari serangkaian praktik, standar, dan peraturan yang dirancang untuk mencegah cedera dan kecelakaan di tempat kerja.
Dalam industri konstruksi, di mana risikonya lebih tinggi karena sifat pekerjaannya, keselamatan kerja menjadi lebih penting.
Itulah mengapa kita akan membahas tentang apa itu keselamatan kerja dalam konstruksi dan bagaimana cara mencapainya dalam organisasi Anda.
Apa yang dimaksud dengan keselamatan di tempat kerja dalam konstruksi?
Keselamatan kerja di tempat konstruksi mengacu pada serangkaian metode dan praktik yang diterapkan oleh perusahaan untuk memastikan proyek selesai tanpa menyebabkan bahaya atau cedera pada pekerja, serta melindungi tim kerja tempat proyek dilaksanakan.
Keselamatan kerja sangat penting dalam industri konstruksi karena banyaknya risiko yang terkait dengan pekerjaan, seperti terjatuh, tertimpa atau terpotong benda, dan kecelakaan mesin.
Singkatnya, keselamatan kerja berupaya meminimalkan risiko-risiko ini dan memastikan lingkungan kerja yang aman bagi semua orang yang terlibat.
Apa pentingnya keselamatan kerja dalam konstruksi?
Pentingnya keselamatan di tempat kerja dalam konstruksi terletak pada kemampuannya untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah cedera serius. Staf di lokasi konstruksi menghadapi risiko setiap hari seperti struktur yang tidak stabil dan bekerja dengan alat berat.
Keselamatan kerja menawarkan manfaat penting seperti:
Manfaat-manfaat ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja dalam konstruksi bukan hanya tanggung jawab hukum dan etika, tetapi juga merupakan keputusan yang bijaksana dari perspektif bisnis.
Apa saja cara utama untuk memastikan keselamatan konstruksi?
Untuk memastikan keselamatan kerja dalam konstruksi secara berkelanjutan, sejumlah langkah dan praktik harus diterapkan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan proyek. Berikut adalah beberapa cara utama untuk mencapainya:
1. Memiliki proses yang terdefinisi dengan baik
Tetapkan prosedur yang jelas dan terperinci untuk setiap tugas dan situasi proyek. Hal ini penting untuk mempertimbangkan segala sesuatu mulai dari persiapan lokasi hingga penyelesaian pekerjaan.
Salah satu cara terbaik untuk melakukan langkah pertama ini adalah memulai dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Konstruksi Ramping.
2. Menjaga agar staf selalu mendapatkan informasi terbaru
Gunakan alat dan mesin fisik dan digital yang berada dalam kondisi terbaik dan sesuai untuk setiap pekerjaan tertentu.
Selain itu, buatlah jadwal perawatan preventif untuk memastikan peralatan berfungsi dengan baik, dan juga keselamatan karyawan.
3. Melatih staf
Selain memiliki mesin yang memenuhi standar kualitas dan keselamatan yang tinggi, poin penting dalam keselamatan kerja adalah mengajari operator cara menggunakan peralatan secara bertanggung jawab.
Untuk itu, tawarkan program pelatihan berkelanjutan kepada para pekerja tentang praktik-praktik terbaik keselamatan dan cara menangani peralatan dan perlengkapan dengan benar.
4. Menggunakan APD dan CPE
Alat pelindung diri (APD) dan alat pelindung diri (CPE) merupakan faktor penting di lokasi konstruksi mana pun.
Benda-benda ini tidak hanya memungkinkan perusahaan untuk mematuhi standar keselamatan tenaga kerja internasional, tetapi juga memberikan lapisan perlindungan ekstra bagi pekerja agar tetap aman bahkan jika terjadi kegagalan peralatan atau kecelakaan.
Berikut ini adalah daftar beberapa alat pelindung diri yang paling umum:
5. Menetapkan pemantau
Tetapkan peran untuk staf Anda dengan jelas. Dengan cara ini Anda dapat memiliki proses pengawasan yang efektif dan langkah-langkah keamanan dan memastikannya dipatuhi setiap saat.
6. Memenuhi standar peraturan
Standar-standar ini telah dibuat dan disetujui dengan tujuan untuk menetapkan proses yang aman dan memastikan keselamatan semua orang yang ada di lokasi konstruksi. Standar ini juga akan membantu organisasi Anda terhindar dari denda atau bahkan penonaktifan lokasi.
7. Menerapkan Pelatihan Berulang
Sesi pelatihan rutin sangat penting untuk memastikan keselamatan. Sesi ini mendidik pekerja untuk mengenali dan menangani situasi berbahaya, sehingga mengurangi kecelakaan. Selain itu, sesi ini juga menumbuhkan budaya di mana setiap orang memprioritaskan keselamatan.
Bagaimana Anda melacak semua mekanisme Anda?
Untuk memantau semua mekanisme keselamatan di lokasi konstruksi, Anda memerlukan platform digital lengkap yang mengintegrasikan pemantauan dengan manajemen.
SYDLE ONE adalah solusi tangguh yang menawarkan banyak fitur untuk menangani kebutuhan bisnis konstruksi:
Untuk alasan ini, kami ingin mengundang Anda untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana SYDLE ONE dapat mengubah manajemen keselamatan dalam proyek konstruksi Anda, memberikan solusi lengkap yang memudahkan penerapan praktik keselamatan yang efektif dan efisien.
Disadur dari: sydle.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Azka M Irfan pada 29 September 2024
Jakarta (ANTARA) - Salah satu pilar utama konsep pembangunan ibu kota baru Indonesia, yakni Nusantara, adalah keselarasan antara kemajuan infrastruktur dan kelestarian lingkungan, terutama dalam hal pelestarian keanekaragaman hayati.
Nusantara yang terletak di Kalimantan Timur merupakan salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati terkaya di Indonesia. Ada banyak spesies yang merupakan spesies endemik di daerah tersebut.
Menurut catatan Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN), terdapat 3.889 spesies yang terindikasi dapat ditemukan dalam radius 50 kilometer dari kawasan tersebut, termasuk mamalia, burung, reptil, amfibi, ikan, tumbuhan, serangga, dan arakhnida.
Namun, data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) menunjukkan bahwa 440 spesies atau 11,8 persen dari total spesies yang teridentifikasi berada dalam kondisi rentan, kritis, atau terancam punah, sehingga perlu dilakukan upaya konservasi.
Hal ini tidak terlepas dari masalah lingkungan yang tercatat sebelum pekerjaan konstruksi dimulai di Nusantara.
Deforestasi akibat pembalakan liar, kebakaran hutan, penambangan ilegal, perluasan perkebunan kelapa sawit, dan perambahan hutan telah banyak mengubah hutan Kalimantan.
Citra satelit yang dirilis oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) juga menunjukkan bukti nyata berkurangnya tutupan hutan di wilayah Nusantara.
Berdasarkan citra satelit tersebut, pada April 2022, tutupan hutan di Nusantara masih lebat, sementara pada Februari 2024, dampak pembukaan hutan sudah terlihat di beberapa wilayah.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN, Myrna Safitri, mengatakan bahwa kondisi hutan lindung Nusantara masih jauh dari kata ideal. Konversi hutan secara besar-besaran dalam beberapa dekade terakhir - jauh sebelum pembangunan Nusantara dimulai - telah mengubah hutannya.
Menurutnya, tutupan hutan sekunder di Nusantara saat ini hanya 16 persen dari total 256.142 hektar luas wilayah ibu kota baru. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memulihkan setidaknya 120 ribu hektar hingga tahun 2045.
Ia menegaskan bahwa pengembangan Nusantara sebagai kota hutan akan mengedepankan dan perlindungan keanekaragaman hayati. Upaya pemulihan ekosistem juga akan dilakukan untuk menghidupkan kembali hutan tropis Kalimantan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meluncurkan Rencana Pengelolaan Keanekaragaman Hayati, yang akan menjadi peta jalan pembangunan Nusantara yang tetap mengedepankan pelestarian alam dan mencegah pelestarian alam kepunahan di wilayah ibu kota baru.
Rencana yang diluncurkan pada tanggal 26 Maret 2024 ini dibuat melalui diskusi dengan para ahli, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga internasional.
Dokumen tersebut berisi beberapa poin penting mengenai pembangunan Nusantara dan mencakup aspek-aspek seperti melestarikan ekosistem hutan dan lahan basah yang tersisa, pelestarian habitat, perlindungan spesies, dan upaya restorasi.
Rencana ini akan dilaksanakan selama lima tahun - dari tahun 2024 hingga 2029.
Berita terkait: OIKN beralih ke sains warga untuk melindungi keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati di Nusantara
OIKN telah mengidentifikasi tujuh wilayah di Nusantara dan sekitarnya yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Kawasan tersebut antara lain Bentang Alam Gunung Beratus, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Teluk Balikpapan, Hutan Lindung Sungai Wain, Samboja Lestari (pusat rehabilitasi), Kecamatan Muara Jawa, dan Gunung Parung.
Hutan Lindung Sungai Wain merupakan hutan dataran rendah yang tersebar di wilayah administratif Balikpapan, yang berbatasan dengan Nusantara. Hutan lindung ini terdiri dari hutan primer yang dikelilingi oleh hutan yang sedikit terdegradasi akibat kebakaran hutan di masa lalu.
Di kawasan hutan lindung tersebut, 42 jenis mamalia, 21 jenis burung, dan 4 jenis reptil ditemukan dari tahun 2016 hingga 2022. Jenis-jenis mamalia tersebut antara lain adalah burung pitta kepala biru, rangkong hitam, kucing teluk, dan beruang madu.
Teluk Balikpapan memiliki luas perairan sekitar 120 km dengan lebar maksimum 7 km, dan garis pantai teluk ini sebagian besar ditutupi oleh hutan bakau. Teluk Balikpapan merupakan habitat buaya muara, penyu hijau, duyung, dan pesut.
Sementara itu, Gunung Parung di bagian barat merupakan kawasan hutan yang membentang dari area konsesi hutan produksi hingga Pegunungan Meratus.
Ada beberapa spesies yang dilindungi di kawasan ini, seperti monyet daun merah marun, layang-layang brahmana, bekantan, dan kuntul ungu.
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang membentang seluas 64 hektar ini merupakan salah satu kawasan hutan konservasi di Nusantara. Menurut data OIKN, saat ini tutupan lahannya terdiri dari sekitar 57 persen kawasan hutan, dan sisanya digunakan untuk kegiatan ilegal, seperti perkebunan, pertambangan, dan bangunan.
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto merupakan habitat macan dahan, rangkong badak, dan owa jawa.
Sementara itu, satwa yang dapat ditemukan di Muara Jawa, yang dulunya merupakan kawasan hutan bakau, antara lain bekantan dan burung kakatua kerah.
Samboja Lestari, yang memiliki luas 1.852 hektar, merupakan pusat rehabilitasi bagi beberapa spesies, seperti orangutan dan beruang madu.
Selain itu, Samboja Lestari juga menjadi rumah bagi burung kutilang Timur Jauh, Rhacophoridae, owa abu-abu, dan monyet daun merah marun.
Melihat tingginya nilai keanekaragaman hayati dan tantangan yang ada, OIKN bekerja keras untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk itu, beberapa langkah strategis telah disusun dalam Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati.
Untuk mengembalikan fungsi ekologis hutan Kalimantan, Direktur Bina Pemanfaatan Sumber Daya Hutan dan Air OIKN, Pungky Widiaryanto, mengatakan bahwa OIKN akan menetapkan 65 persen dari wilayah Kalimantan sebagai kawasan lindung.
Ini akan mencakup 40 ribu hektar hutan sekunder, 2 ribu hektar hutan bakau, 55 ribu hektar hutan tanaman industri/monokultur, dan 80 ribu hektar pertanian, pertambangan, dan perkebunan kelapa sawit.
Sementara itu, 25 persen dari luas wilayah Nusantara telah dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan 10 persen sisanya akan digunakan untuk tujuan pertanian.
Selain mengembalikan fungsi ekologis hutan, keselarasan antara manusia dan satwa liar di sekitar kawasan Nusantara juga perlu diperhatikan.
Widiaryanto menegaskan bahwa OIKN telah menyusun langkah-langkah untuk mencegah terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar di ibu kota baru.
Berita terkait: OIKN akan bangun perlintasan satwa liar untuk lestarikan keanekaragaman hayati di Nusantara
Disadur dari: /en.antaranews.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Azka M Irfan pada 29 September 2024
Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko tinggi dan menyumbang kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Kompleksitas pelaksanaan proyek konstruksi yang melibatkan pekerja, peralatan kerja, dan material dalam jumlah besar dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah kecelakaan kerja di ketinggian.
Kecelakaan kerja di ketinggian yang dialami para pekerja baik di sektor konstruksi atau operasional struktur, kkmasih memprihatinkan karena jumlah kasusnya besar. Menurut Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI), kecelakaan kerja di ketinggian menempati urutan nomor dua paling besar setelah kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan kerja pada ketinggian di sektor konstruksi ini banyak terjadi pada saat pembangunan gedung atau pekerjaan konstruksi layang.
Sebetulnya ada beberapa bahaya bekerja di ketinggian, yakni terjatuh, terpeleset, tersandung, dan kejatuhan material dari atas. Dari bahaya-bahaya tersebut, faktor terbesar penyebab cedera serius dan kematian di sektor konstruksi adalah terjatuh dari ketinggian.
Dilansir okezone.com, BPJS Ketenagakerjaan mencatat jumlah kecelakaan kerja yang dialami pekerja konstruksi relatif tinggi sepanjang tahun 2023, yaitu 32% dari total kecelakaan kerja dari keseluruhan sektor di Indonesia. Jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi, yakni jatuh dari ketinggian. Sementara secara global, data International Labour Organization (ILO) menyebutkan, dari 142 kematian akibat kecelakaan kerja, penyebab utamanya adalah jatuh dari ketinggian sebesar 45%.
Kasus umum yang banyak terjadi di antaranya jatuh dari tangga, jatuh akibat tidak menggunakan alat pelindung jatuh/tidak menggunakannya dengan benar, ataupun jatuh akibat melakukan pekerjaan di atas perancah.
Kecelakaan ini biasanya didominasi pekerja sementara yang sama sekali tanpa pengalaman, mengabaikan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), tidak mematuhi prosedur keselamatan, dan kurang peduli pada keamanan.
3 Peralatan Penting Bekerja di Ketinggian, Bagaimana Cara Menggunakannya dengan Benar?
Pekerjaan konstruksi membutuhkan serangkaian peralatan khusus untuk bekerja di ketinggian dan itu membutuhkan pemeriksaan serta pemeliharaan agar fungsinya tetap optimal. Baik tangga, perancah, dan alat perlindungan jatuh perseorangan merupakan jantung dari program keselamatan sektor konstruksi yang baik.
Supervisor atau pengawas lapangan perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan praktik keselamatan saat menggunakan peralatan-peralatan ini.
1. Tangga
Potensi cedera akibat penggunaan tangga memang terbilang tinggi terutama di sektor konstruksi, baik karena terjatuh dari tangga, tangga ambruk ataupun terpeleset saat menaiki anak tangga.
Penyebab utama kecelakaan saat penggunaan tangga, di antaranya:
Penggunaan tangga yang tidak tepat menjadi penyebab utama jatuh dari ketinggian pada pekerjaan konstruksi. Maka, setiap pekerja harus memahami prosedur keselamatan menggunakan tangga dengan benar.
Keselamatan tangga melibatkan pemeriksaan, persiapan, cara menaiki/menuruni tangga dengan benar, dan pertimbangan yang hati-hati tentang konsekuensi penyalahgunaan tangga. Ingatlah tips keselamatan penggunaan tangga pada pekerjaan konstruksi berikut ini:
2. Full Body Harness
Bagi Anda yang bekerja di sektor konstruksi tentu sudah familier dengan penggunaan full body harness. Full body harness berfungsi sebagai alat pelindung jatuh perseorangan saat bekerja di ketinggian dan penggunaannya lebih dianjurkan dibanding safety belt terutama jika Anda bekerja di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
Hal ini dikarenakan full body harness memiliki kelebihan dengan tali pengaman yang bisa melindungi seluruh tubuh pekerja sehingga kemungkinan cedera akibat hentakan saat jatuh sangat kecil. Sayangnya meski manfaatnya sangat besar sebagai alat pelindung jatuh, masih banyak pekerja yang mengabaikan penggunaannya, mulai dari cara penggunaan, pemeriksaan, hingga perawatannya. Penyebabnya bisa karena kurangnya pengetahuan, pelatihan, atau pengalaman pekerja.
Saat Anda bekerja di ketinggian, ada beberapa langkah penting yang harus Anda perhatikan saat menggunakan full body harness:
Full body harness harus diperiksa secara visual sebelum digunakan, termasuk juga alat pelindung jatuh lainnya seperti lanyard dan lifeline. Pemeriksaan peralatan secara berkala oleh orang yang kompeten untuk mengecek kerusakan harus dilakukan setidaknya setiap 6 bulan dan sebelum memulai pekerjaan di ketinggian. Pastikan juga full body harness yang Anda gunakan sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku, seperti Permenaker No.9 Tahun 2016, OSHA 1926.502, ANSI Z359, CSA Z259, dll.
3.Perancah
Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), diperkirakan sekitar 2,3 juta pekerja konstruksi melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan perancah. Dengan begitu, banyak juga pekerja yang berpotensi mengalami sejumlah bahaya terkait perancah seperti terjatuh, tertimpa jatuhan benda, dan tersengat aliran listrik.
Berikut beberapa potensi bahaya dalam penggunaan perancah:
Dengan banyaknya pekerja yang berpotensi terkena bahaya saat menggunakan perancah, maka penerapan keselamatan penggunaan perancah perlu menjadi prioritas.
Perancah harus dipasang oleh pekerja yang ahli di bawah pengawasan orang yang kompeten dan perancah telah diperiksa dengan benar sebelum digunakan. Perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan berisiko tinggi saat bekerja di ketinggian.
Berikut tips saat menggunakan perancah:
Penting!
Jenis-jenis scafftag untuk perancah:
Tips Singkat Bekerja di Ketinggian
Sumber: safetysignindonesia.id