Oceanografi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
KOMPAS.com - Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas. Lautan di Indonesia ini masih bisa dieksplorasi dan tentu dijaga keanekaragaman hayatinya.
Jika kamu suka dengan laut, jurusan kuliah Oseanografi bisa dipilih untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Jurusan Oseanografi merupakan cabang dari ilmu kelautan.
Meski sama-sama punya nuansa laut, namun jurusanOseanografi berbeda dengan Ilmu Kelautan. Yuk simak serba serbi jurusan Oseanografi, mulai dari mata kuliah hingga prospek kerja dari jurusan ini.
Merangkum dari laman Ruang Guru, Kamis (18/11/2021), ada perbedaan Ilmu Kelautan dan Oseanografi. Jurusan Ilmu Kelautan lebih menekankan pada pembelajaran studi ilmiah sedangkan jurusan Oseanografi lebih kepada eksplorasi dan kondisi fisik laut.
Jurusan Oseanografi
Jurusan Oseanografi mempelajari berbagai fenomena laut yang bisa diaplikasikan ke banyak bidang, seperti rekayasa, lingkungan, bencana laut, perikanan, dan mitigasi bencana.
Oseanografi juga bersifat lebih eksploratif. Mahasiswa jurusan Oseanografi bisa mengamati fenomena kelautan dari segala aspek saat masuk ke jurusan ini.
Mulai dari perubahan kondisi air laut, bagaimana kehidupan biota di dalamnya, atau bahkan melacak penyebab terjadinya bencana alam kelautan.
Sedangkan jurusan Ilmu Kelautan sendiri lebih banyak mempelajari ilmu seperti fisika, kimia, geologi, dan biologi yang dikaitkan ke dalam berbagai aspek mengenai laut, termasuk biota dan sumber dayanya.
Hal ini yang menyebabkan jurusan Ilmu Kelautan dikaitkan dengan topik perikanan. Sehingga saat ini lebih dikenal sebagai jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Materi kuliah jurusan Oseanografi
Saat memilih jurusan Oseanografi, mahasiswa tidak hanya belajar tentang teoritis atau belajar di kelas.
Mahasiswa jurusan Oseanografi akan mengikuti kegiatan seru lainnya karena banyak belajar di luar kelas yang makin memperkaya ilmu serta pengalaman.
Kondisi alam Indonesia sebagai negara maritim bisa menjadi laboratorium nyata yang bisa dieksplorasi lebih dalam dan menjadi bahan pengamatan.
Berikut beberapa mata kuliah di jurusan Oseanografi yang akan dipelajari, seperti:
Kampus dengan jurusan Oseanografi
Hingga saat ini baru ada dua universitas negeri di Indonesia yang membuka jurusan Oseanografi, yaitu Universitas Diponegoro (Undip) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Jurusan Oseanografi di Undip berada di bawah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Sedangkan di ITB, jurusan Oseanografi berada di bawah Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian.
Karena lulusan jurusan Oseanografi baru dicetak oleh dua kampus, tentu lulusannya sangat dicari di dunia kerja.
Sehingga lulusan Oseanografi mempunyai keahlian dan pengetahuan yang tidak banyak dimiliki oleh orang-orang.
Prospek kerja jurusan Oseanografi
Meski Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia masih sangat kekurangan tenaga kerja Ahli Kelautan.
Sehingga lulusan Oseanografi banyak dibutuhkan dunia industri. Terutama industri yang mempunyai hubungan erat dengan laut.
Tidak hanya itu, mahasiswa lulusan jurusan Oseanografi juga bisa menjadi seorang peneliti yang dapat belajar langsung dari berbagai laut di negara Indonesia.
Jangan salah, lulusan jurusan Oseanografi memiliki prospek kerja yang sangat luas. Lulusan jurusan Oseanografi bisa bekerja sebagai:
Itulah serba serbi jurusan Oseanografi di perguruan tinggi. Jika kamu ingin mempelajari lebih dalam lagi tentang laut, jurusan ini bisa dipilih untuk melanjutkan pendidikan. Jangan khawatir karena prospek kerja jurusan Oseanografi juga sangat luas. Jadi kamu tetap bisa memiliki jenjang karier yang bagus setelah lulus dari jurusan Oseanografi.
Sumber Artikel : Kompas.com
Oceanografi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
Tentu telah banyak yang mengetahui fakta bahwa 70 persen permukaan bumi kita ini adalah lautan, yang secara nominal memiliki luas kira - kira 361 kilometer persegi. Ini merupakan angka yang sangat besar dimana bahkan melebihi dari setengah luas permukaan bumi. Dari lautan yang begitu luasnya, tentu kita sebagai manusia yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan menyimpan banyak pertanyaan mengenai seluk beluk lautan. Karena keingintahuan manusia mengenai lautan inilah akhirnya muncul satu bidang studi yang kita ketahui sebagai Ilmu Oseanografi. Apa sih Ilmu Oseanografi itu? Ilmu Oseanografi sendiri adalah salah satu cabang ilmu kebumian yang berfokus untuk mempelajari tentang lautan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan laut dipelajari pada bidang ilmu oseanografi. Dimana Ilmu Oseanografi memiliki cakupan yang cukup luas yakni meliputi sifat fisis, kimiawi, dan biologis dari laut, termasuk sejarah kuno lautan, kondisinya saat ini, hingga prediksinya di masa depan.
Ilmu Oseanografi sendiri mulai berkembang pesat pada awal abad 20an antara tahun 1907 sampai 1911. Dimana seseorang bernama Otto Krümmel menerbitkan sebuah buku berjudul Handbuch der Ozeanographie yang pada saat itu cukup mempengaruhi minat masyarakat umum terhadap ilmu – ilmu dan pengetahuan akan kelautan. Ditambah lagi dengan dimulainya ekspedisi Atlantik Utara pada tahun 1910 yang berlangsung selama empat bulan dengan dipimpin Sir John Murray dan Johan Hjort menjadi sebuah proyek penelitian oseanografi dan zoologi laut paling besar pada masa itu. Ekspedisi ini lalu mendorong terbitnya buku klasik The Depths of the Ocean pada tahun 1912. Dari situlah Ilmu Oseanografi modern terus berkembang hingga saat ini.
Mungkin saat ini kita mulai bertanya tanya “Lalu apakah manfaat dari Ilmu Oseanografi?”, dan ya disini saya akan menjawab apa berbagai macam manfaat yang akan kita dapatkan saat kita mempelajari ilmu oseanografi lebih dalam lagi. Yang pertama adalah Untuk memenuhi rasa keingintahuan dan peratanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan laut. Karena pada masa lampau saat ilmu pengetahuan belum semaju sekarang, banyak hal dan pertanyaan yang belum terungkap. Hal ini tentu menimbulkan rasa ingin tahu pada diri manusia terutama para ilmuan. Jadi Oseanografi pun dikembangkan sebagai suatu pendekatan untuk memenuhi rasa ingin tahu tersebut. Lalu yang kedua untuk memajukan ilmu pengetahuan. Mempelajari Oseanografi untuk kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kelautan telah banyak dilakukan dari dulu hingga sekarang. Namun berbeda untuk memenuhi rasa ingin tahu, mempelajarai ilmu oseanografi untuk kemajuan ilmu pengetahuan dilakukan dengan cara cara yang lebih sistematis dan ilmiah bedasarkan hasil penelitian dan pengetahuan yang sebelumnya. Kemudian hasil dari penelitian atau ekspedisi yang dilakukan ini akan dipublikasikan dalam bentuk jurnal atau majalah ilmiah. Lalu Ilmu Oseanografi juga berperan besar untuk pemanfaatan jenis jenis sumber daya alam hayati laut. Dimana dengan adanya Ilmu Oseanografi, kita bisa mempelajari tentang sumber daya hayati laut, serta berbagai jenis ikan dan biota laut yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan bahan obat – obatan. Ilmu Oseanografi juga berfungsi sebagai pengetahuan untuk mengetahui keberadaan sumber daya tersebut, mengetahui potensinya, cara memperolehnya dan cara mengolahnya, serta bagaimana cara membudidayakannya agar tidak cepat punah.
Tidak hanya itu saja, Ilmu Oseanografi sangat membantu manusia dalam pemaksimalan penggunaan sumber daya alam yang ada di lautan, namun dengan batasan tidak merusak keberlangungan ekosistem laut. Namun sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum mengerti seberapa pentingnya Ilmu Oseanografi itu sendiri. Padahal Ilmu Oseanografi adalah pendekatan paling mudah untuk mengetahui dan mengenal karakteristik lautan, yang harapannya dengan mengetahui karakreristik tersebut kita kebih mampu untuk mamaksimalkan segara sumber daya yang ada di lautan kita. Berikut adalah contoh pemaksimalan sumber daya alam yang ada di laut menggunakan ilmu oseanografi
• Menangkap ikan dan hubungannya dengan salinitas
Dalam mempelajari oseanografi, kita tidak dapat terlepas dari suhu dan salinitas (kadar garam) air laut. Yang mana pengetahuan mendalam mengenai suhu dan salinitas merupakan salah satu modal pokok untuk mempelajari segi-segi lain yang terdapat di laut. Seperti misalnya mengapa ikan tuna di Indonesia terutama hanya terdapat di Laut Banda dan tidak di Laut Jawa? ikan-ikan jenis tertentu senang pada suhu dan salinitas tertentu. Yang mana bila suhu dan salinitas di tempat semula berubah, maka ikan tersebut akan memiliki kecenderungan untuk bermigrasi ke daerah dengan suhu dan salinitas yang sesuai dengan habitat asalnya. Sehingga bagi nelayan yang ingin menangkap ikan tersebut, tidak bisa hanya asal menangkap di sembarang tempat. Melainkan para nelayan harus mengetahui terlebih dahulu suhu dan salinitas di suatu tempat dimana mereka melakukan usaha penangkapan. Bila tidak, usaha mereka akan sia-sia belaka karena di tempat itu tidak ditemui ikan yang mereka ingini. Dengan demikian, jelaslah bagaiman pentingnya untuk diketahui pengetahuan tentang suhu dan salnitas perairan.
• Keselamatan pelayaran dan hubungannya dengan arus laut
Pada ilmu oseanografi kita juga mempelajari mengenai arus laut. Dimana perubahan pola arus laut pada suatu perairan sangat penting untuk diketahui, karena hal ini sangat erat hubungannya dengan kseselamatan kapal-kapal yang akan berlayar terutama untuk kapal-kapal kecil yang digerakkan oleh angin. Pasti saat ini timbul suatu pertanyaan yaitu bagaimanakah Marco Polo bisa berlayar dari Venice (Italia) ke Tiongkok pada zaman disaat belum ada kapal laut yang digerakan oleh mesin?
Hal ini tidak lain dikarenakan mereka pada zaman itu sudah mengetahui dengan baik kapan arus mengalir ke Asia dan kapankah arus laut itu mengalir kembali ke Eropa. Dengan pengetahuan itu mereka dapat berlayar kemanapun dengan berbekal pengetahuan dari arus laut.
• Aktifitas pertambangan dan hubungannya dengan gelombang
Pada kegiatan pertambangan minyak di lepas pantai, kita benar - benar harus memperhitungkan kekuatan gelombang yang menghempas pipa-pipa pemboran agar tidak terjadi kebocoran minyak di laut yang mengakibatkan pencemaran (polusi) di lingkungan sekitarnya. Selain itu hal ini juga penting untuk menjamin tingkat keamanan kerja dan meminimalisir kecelakaan yang diakibatkan oleh tidak mampunya struktur menahan gara gaya dari luar (contohnya gelombang air dan angin)
Dari poin – poin yang telah disebutkan di atas, dapat kita ketahui bahwa Ilmu oseanografi sangat penting dan bermanfaat bila dapat diterapkan langsung dalam pemanfaatan sumber daya yang ada di lautan. Dengan begitu, diharapkan makin banyak masyarakat dan generasi muda yang makin tertarik untuk mempelajari Ilmu Oseanigrafi.
Sumber Artikel : Kumparan.com
Oceanografi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
Akhir-akhir ini kita semakin akrab dengan kata tsunami, gelombang badai, serta pemanasan global dan pengaruhnya terhadap kenaikan muka air laut. Tak kalah pentingnya adalah peristiwa tenggelamnya pulau-pulau kecil akibat kenaikan muka air laut. Sebagai orang awam, mungkin kita tidak mengetahui mengapa tsunami, gelombang badai, serta kenaikan muka air laut bisa terjadi lalu bagaimana cara memprediksi dan meminimalisir dampaknya. Nah, hal-hal itu merupakansalah satu bidang yang akan teman-teman pelajari jika kuliah di Program Studi Oseanografi.
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena fisis dan dinamis air laut yang dapat diaplikasikan ke bidang-bidang lainnya seperti rekayasa, lingkungan, perikanan, bencana laut dan mitigasi (pengelolaan dan pencegahan). Seperti telah kita ketahui bersama, lebih dari 62% kepulauan Indonesia terdiri dari lautan, dan hampir 70% bagian dari dunia juga adalah lautan. Dapat teman-teman bayangkan betapa luasnya lahan pekerjaan dan kesempatan untuk berkarya bagi seorang sarjana Oseanografi.
Seperti teman-teman ketahui, wilayah Indonesia dikenal dengan sebutan Benua Maritim karena lokasi geografis dan kondisi geologisnya yang unik. Hal ini menempatkan prodi Oseanografi – ITB pada posisi dan peran yang sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli. Lulusan Oseanografi memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan berbagai bidang kajian yang dapat mendukung pembangunan nasional. Bencana laut dan lingkungan (gelombang badai, penyebaran tumpahan minyak dan limbah di laut, kekeringan karena peristiwa El Niño, tsunami, dll) yang terjadi selama dua dasawarsa terakhir dan perlunya energi alternatif sebagai pengganti minyak bumi telah menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bidang kajian kelautan bagi masyarakat dan pemerintah. Terutama dalam bidang energi, dengan melakukan penelitian sumber energi alternatif yang berasal dari laut, seperti pasang surut laut, gelombang, danOcean Thermal Energy Conversion (OTEC).
Prospek Kerja
Seorang sarjana Oseanografi dapat berprofesi di berbagai bidang, antara lain :
Sumber Artikel : ITB.News
Oceanografi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
Oseanografi (gabungan kata Yunani á½ κεανÏŒς yang berarti "samudra" dan γράφω yang berarti "menulis"), juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini mencakup berbagai topik seperti organisme laut dan dinamika ekosistem; arus samudra, gelombang, dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar laut, kondisi batimetri, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan dan perbatasannya. Topik-topik yang beragam ini menggambarkan berbagai macam disiplin ilmu yang digabungkan para oseanograf untuk memperdalam pengetahuan akan lautan dunia dan memahami proses di dalamnya, yaitu astronomi, biologi, kimia, klimatologi, geografi, geologi, hidrologi, meteorologi, dan fisika. Paleoseanografi mempelajari sejarah lautan dalam artian sejarah geologinya.
Sejarah
Peta Arus Teluk oleh Benjamin Franklin, 1769-1770. Sumber: NOAA Photo Library.
Peta arus laut di Samudra Atlantik dan Hindia, 1799. Oleh James Rennell
Sejarah Awal
Manusia pertama kali memperoleh ilmu mengenai gelombang dan arus laut serta samudra pada zaman prasejarah. Pengamatan terhadap pasang laut dicatat oleh Aristoteles dan Strabo. Awal penjelajahan samudra hanyalah untuk kartografi dan terbatas pada permukaannya saja dan hewan-hewan yang terjaring oleh nelayan, meski pada masa itu pengukuran kedalaman laut menggunakan timah sudah dilakukan.
Meski Juan Ponce de León pada tahun 1513 merupakan orang yang pertama kali mengidentifikasi keberadaan Arus Teluk yang dikenal baik oleh para pelaut, justru Benjamin Franklin yang melakukan studi ilmiah pertama mengenai arus ini dan memberi nama "Arus Teluk". Franklin mengukur suhu air pada beberapa pelayarannya melintasi Atlantik dan secara tepat menjelaskan sebab Arus Teluk. Franklin dan Timothy Folger menerbitkan peta Arus Teluk pertama pada tahun 1769-1770.
Ketika Louis Antoine de Bougainville (berlayar antara 1766 dan 1769) dan James Cook (berlayar sejak 1768 sampai 1779) melakukan penjelajahan mereka di Pasifik Selatan, informasi mengenai samudra itu sendiri membentuk bagian dari laporan-laporan mereka. James Rennell menulis buku tes ilmiah pertama mengenai arus di samudra Atlantik dan Hindia pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19.
Sir James Clark Ross melakukan penggaungan modern pertama di laut dalam pada tahun 1840, dan Charles Darwin menerbitkan karya ilmiah mengenai terumbu dan pembentukan atol sebagai hasil dari Pelayaran Kedua HMS Beagle pada tahun 1831-6. Robert FitzRoy menerbitkan empat volume laporan mengenai tiga pelayaran Beagle. Tahun 1841–1842, Edward Forbes melakukan pengerukan di Laut Aegean yang menghasilkan penemuan ekologi laut.
Pengawas pertama Observatorium Angkatan Laut Amerika Serikat (1842–1861), Matthew Fontaine Maury menghabiskan waktunya untuk mempelajari meteorologi laut, navigasi, dan memetakan angin serta arus yang kuat. Bukunya tahun 1855, Physical Geography of the Sea, adalah salah satu karya penelitian komprehensif pertama mengenai oseanografi. Banyak negara yang mengirimkan hasil penelitian oseanografi ke Maury di Observatorium Angkatan Laut, di mana ia dan rekannya menilai informasi tersebut dan menyebarkan hasilnya ke seluruh dunia.
Lembah curam di balik landas kontinen ditemukan tahun 1849. Peletakan kabel telegraf transatlantik pertama berhasil dilakukan pada Agustus 1858 yang membenarkan keberadaan pegunungan tengah samudra atau "plato telegraf" bawah laut. Setelah pertengahan abad ke-19, para ilmuwan mulai memproses berbagai informasi baru mengenai botani dan zoologi darat.
HMS Challenger memulai ekspedisi penelitian kelautan global pertama pada tahun 1872.
Tahun 1871, dengan rekomendasi dari Royal Society di London, pemerintah Britania Raya mendanai sebuah ekspedisi untuk menjelajahi samudra dunia dan melakukan penyelidikan ilmiah. Dengan bantuan dana tersebut, Charles Wyville Thompson dan Sir John Murray dari Skotlandia meluncurkan Ekspedisi Challenger (1872–1876). Hasilnya diterbitkan dalam 50 volume yang mencakup aspek biologi, fisika dan geologi. 4.417 spesies baru ditemukan.
Bangsa-bangsa Eropa dan Amerika yang lain juga mengirim ekspedisi ilmiah, termasuk para individu dan institusi swasta. Kapal khusus oseanografi pertama, "Albatros", dibangun tahun 1882.
Tahun 1893, Fridtjof Nansen membiarkan kapalnya "Fram" membeku di lautan es Arktik. Hasilnya, ia mampu memperoleh data oseanografi serta meteorologi dan astronomi.
Pada abad ke-20
Arus samudra (1911)
Antara tahun 1907 sampai 1911, Otto Krümmel menerbitkan Handbuch der Ozeanographie yang mempengaruhi minat masyarakat umum terhadap oseanografi. Ekspedisi Atlantik Utara tahun 1910 selama empat bulan yang dipimpin Sir John Murray dan Johan Hjort merupakan proyek penelitian oseanografi dan zoologi laut paling ambisius pada masa itu, dan mendorong terbitnya buku klasik The Depths of the Ocean pada tahun 1912.
Pengukuran kedalaman laut akustik pertama dilakukan tahun 1914. Antara 1925 dan 1927, ekspedisi "Meteor" menghasilkan 70.000 pengukuran kedalaman lautan menggunakan pemancar gaung ketika menyelidiki Pegunungan Atlantik Tengah. Pegunungan Global Raya yang membentang sepanjang Pegunungan Atlantik Tengah ditemukan oleh Maurice Ewing dan Bruce Heezen tahun 1953, sementara untaian pegunungan di bawah Arktik ditemukan tahun 1954 oleh Arctic Institute of the USSR. Teori penyebaran dasar laut muncul pada tahun 1960 dan dicetuskan oleh Harry Hammond Hess. Proyek Pengeboran Samudra dimulai tahun 1966. Ventilasi laut dalam ditemukan tahun 1977 oleh John Corlis dan Robert Ballard menggunakan kapal selam "Alvin".
Pada 1950-an, Auguste Piccard menemukan batiskap dan menggunakan "Trieste" untuk menyelidiki kedalaman lautan. Kapal selam nuklir Nautilus melakukan perjalanan pertamanya di bawah es menuju Kutub Utara pada 1958. Pada 1962, FLIP (Floating Instrument Platform), sebuah pelampung spar setinggi 355 kaki diapungkan untuk pertama kalinya.
Kemudian, pada 1966, Kongres AS membentuk National Council for Marine Resources and Engineering Development. NOAA ditugaskan menjelajahi dan mempelajari segala aspek oseanografi di Amerika Serikat. Kongres juga membentuk National Science Foundation untuk menghadiahkan dana Sea Grant College kepada para peneliti multi-disiplin dalam bidang oseanografi.[7][8]
Sejak 1970-an, telah muncul berbagai tekanan penerapan komputer berskala besar terhadap oseanografi agar prediksi numerik kondisi lautan dapat dilakukan dan menjadi bagian dari prediksi perubahan lingkungan secara keseluruhan. Sebuah jaringan pelampung oseanografi diapungkan di Pasifik untuk memudahkan peramalan peristiwa-peristiwa akibat El Niño.
Pada 1990, World Ocean Circulation Experiment (WOCE) dilaksanakan yang berlangsung hingga 2002. Data pemetaan dasar laut Geosat mulai tersedia pada tahun 1995.
Dalam penelitian beberapa tahun terakhir telah mengembangkan bidang pengetahuan tertentu tentang pengasaman laut, oceanic heat content, arus laut, ENSO, pemetaan endapan metana klarat, siklus karbon, erosi pantai, pelapukan, umpan balik iklim sebagai akibat interaksi perubahan iklim.
Tahun 1942, Sverdrup dan Fleming menerbitkan "The Ocean" yang menjadi karya ilmiah terkenal. "The Sea" (tiga volume yang membahas oseanografi gisik, air laut dan geologi) disunting oleh M. N. Hill dan diterbitkan tahun 1962, sementara "Encyclopedia of Oceanography" karya Rhodes Gairbridge diterbitkan tahun 1966.
Cabang ilmu
Oseanografi dibagi menjadi beberapa cabang ilmu. Cabang-cabang ini menggambarkan fakta bahwa banyak oseanograf yang pertama kali dilatih ilmu pasti atau matematika, kemudian fokus kepada penerapan ilmu dan kemampuan interdisipliner oseanografi mereka.
Data yang diperoleh dari kerja keras pada oseanograf digunakan dalam teknik kelautan dalam merancang dan membangun anjungan lepas pantai, kapal, pelabuhan, dan struktur lain yang memungkinkan manusia memanfaatkan lautan dengan aman.
Pengelolaan data oseanografi adalah disiplin ilmu yang menjamin bahwa data oseanografi masa lalu dan sekarang tersedia bagi para peneliti.
Oseanografi biologi
Oseanografi biologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan di laut. Kehidupan laut yang dimaksud meliputi distribusi, jumlah, dan perkembangbiakan spesies hewan dan tumbuhan di lautan. Ilmu ini juga mempelajari proses-proses yang memengaruhi persebaran dan perkembangan dari spesies-spesies tersebut.
Oseanografi kimia
Oseanografi kimia adalah ilmu yang mempelajari kimia lautan dan interaksi kimiawinya dengan atmosfer. Lingkup oseanografi kimia meliputi pembelajaran mengenai komposisi dan sifat air laut, geokimia lautan, sedimen dan ventilasi hidrotermal di laut, interaksi antara air laut dan biota di dalamnya, hubungan antara atmosfer dan lautan, dan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di laut.
Pengasaman Laut
Pengasaman laut menggambarkan penurunan pH laut yang disebabkan emisi karbon dioksida (CO2) antropogenik di atmosfer.
Oseanografi fisik
Oseanografi fisik mempelajari atribut fisik lautan yang meliputi struktur suhu-salinitas, pencampuran, gelombang, gelombang internal, pasang laut permukaan, pasang laut internal, dan arus.
Arus laut
Sejak awal ekspedisi laut dalam oseanografi, ketertarikan utama adalah mempelajari arus laut dan pengukuran suhu. Pasang laut, efek Coriolis, perubahan arah dan kekuatan angin, salinitas dan suhu merupakan faktor utama yang menentukan arus laut. Sirkulasi Termohalin (THC), “termo-” mengacu pada suhu “-halin” mengacu pada kandungan garam menghubungkan 4 dari 5 cekungan laut dan terutama bergantung pada kepadatan air laut. Arus laut sebagaimana Arus Teluk adalah arus permukaan yang terdorong oleh angin.
Oceanic heat content
Oceanic heat content (OHC) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada panas yang tersimpan di laut. Perubahan panas laut memainkan peran penting dalam kenaikan permukaan laut karena ekspansi termal. Hal ini dipercaya dengan keyakinan tinggi bahwa penyebab pemanasan laut karena 90%nya adalah akumulasi energi dari pemanasan global antara tahun 1971 dan 2010.
Oseanografi geologi
Oseanografi geologi adalah ilmu yang mempelajari geologi dasar samudra, termasuk tektonik lempeng dan paleoseanografi
Lembaga - lembaga oseanografi
Organisasi oseanografi internasional pertama dibentuk tahun 1902 dengan nama Dewan Penjelajahan Laut Internasional. Di Amerika Serikat, Scripps Institution of Oceanography didirikan pada tahun 1892 kemudian Woods Hole Oceanographic Institution pada tahun 1930, Virginia Institute of Marine Science pada tahun 1938, Lamont-Doherty Earth Observatory di Universitas Columbia, dan School of Oceanography di Universitas Washington. Di Britania Raya, ada sebuah institusi peneilitian besar bernama National Oceanography Centre, Southampton yang merupakan penerus bagi Institute of Oceanography. Di Australia, CSIRO Marine and Atmospheric Research, disebut CMAR, adalah pusat oseanografi terdepan di negara ini. Pada tahun 1921, Biro Hidrografi Internasional (IHB) didirikan di Monako.
Sumber Artikel : Oseanografi
Oceanografi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat riset kelautan di Tanah Air di berbagai aspek mulai dari sisi biodiversitas, kebencanaan, lingkungan hingga iklim. BRIN memberikan hibah Hari Layar.
"Hibah Hari Layar ini akan memungkinkan para periset di Tanah Air untuk melakukan riset kelautan baik dari sisi biodiversitas, kebencanaan, lingkungan, iklim, dan oseanografi kelautan termasuk di laut dalam," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.
Hari Layar merupakan upaya pemanfaatan fasilitas riset BRIN dalam melakukan akuisisi data dan/atau koleksi spesimen yang memerlukan kapal riset. Program tersebut terbuka dan inklusif untuk para periset dari dan di luar BRIN, dosen, serta mahasiswa.
Handoko menuturkan BRIN juga mendukung penguatan penelitian laut dalam untuk mengungkap potensi dan kekayaan hayati dan non hayati Indonesia di bidang maritim. Ia mengatakan 60 persen perairan Indonesia didominasi oleh laut dalam yakni kedalaman lebih dari 200 meter. Namun, potensi kelautan Indonesia masih sangat minim dari sisi eksplorasi dan pemanfaatannya selama ini.
Masalah utamanya, menurut Handoko, adalah karena ketiadaan infrastruktur yang mampu memfasilitasi aktivitas riset kelautan, baik bagi periset BRIN maupun periset di kampus, khususnya 88 Fakultas Kelautan di Tanah Air.
Handoko menuturkan dengan integrasi riset ke dalam BRIN, saat ini BRIN mengelola armada kapal riset dan mampu memfasilitasi aktivitas riset kelautan memanfaatkan kapal riset yang telah ada. Kapal-kapal riset tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan para periset di Indonesia melalui mekanisme hibah Hari Layar untuk mendukung implementasi lebih banyak riset yang potensial.
Fasilitas pendukung riset Hari Layar meliputi biaya pelayaran, akomodasi dan makan periset di dalam kapal, penggunaan dan layanan teknisi/operator peralatan riset, biaya situasi darurat terkait pandemi COVID-19 sesuai dengan ketentuan.
Sumber Artikel : Republika.co.id
Oceanografi
Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 14 Juli 2022
Bisnis.com, JAKARTA - Bila dilihat dari foto luar angkasa, bumi tampak bulat. Namun, bentuk yang sebenarnya adalah ellipsoid dan juga sering berubah-ubah bentuk.
Mengutip dari Ocean Service, Senin (21/2/2022), bentuk bumi ellipsoid tidak cukup untuk menggambarkan bumi yang unik dan selalu berubah. Planet bumi lebih gemuk di ekuator daripada di kutub sekitar 70.000 kaki. Ini karena gaya sentrifugal yang diciptakan oleh rotasi konstan bumi.
Adapun pegunungan yang menjulang di bumi hampir 30.000 kaki dan palung laut dalam lebih dari 36.000 kaki (dibandingkan dengan permukaan laut) semakin mendistorsi bentuk Bumi. Selain itu, bentuk permukaan laut di bumi juga berbentuk tidak beraturan.
Sedikit adanya variasi di medan gravitasi bumi bisa menyebabkan bukit dan lembah permanen di permukaan laut lebih dari 300 kaki relatif terhadap ellipsoid.
Selain itu, bentuk bumi selalu berubah. Kadang-kadang perubahan ini terjadi secara periodik, seperti halnya dengan pasang surut air laut secara harian yang mempengaruhi lautan dan kerak bumi.
Kadang-kadang perubahan bumi lambat, seperti pergeseran lempeng tektonik atau rebound kerak setelah lapisan es yang tebal mencair.
Terkadang bentuk bumi juga berubah dengan cara episodik yang dahsyat, khususnya saat peristiwa gempa bumi, letusan gunung berapi, atau hantaman meteor.
Survei Geodesi Nasional mengukur dan memantau planet bumi terus berubah. Geodesi adalah ilmu mengukur dan memantau ukuran dan bentuk bumi, termasuk medan gravitasinya, dan menentukan letak titik-titik di permukaan bumi.
Sumber Artikel : Teknologi.bisnis.com