Farmasi

Pengertian dari Bayer

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 12 Maret 2025


Bayer AG(/ˈbaɪ.ər/, biasanya diucapkan /ˈbeɪər/; bahasa Jerman: [ˈbaɪɐ]) adalah sebuah perusahaan farmasi dan bioteknologi multinasional asal Jerman dan merupakan salah satu perusahaan farmasi dan biomedis terbesar di dunia. Berkantor pusat di Leverkusen, area bisnis Bayer meliputi: obat-obatan, produk perawatan kesehatan konsumen, bahan kimia pertanian, benih, dan produk bioteknologi. Perusahaan ini merupakan komponen dari indeks pasar saham EURO STOXX 50.

Bayer didirikan pada tahun 1863 di Barmen sebagai kemitraan antara penjual pewarna Friedrich Bayer (1825-1880) dan pencelup Friedrich Weskott (1821-1876). Perusahaan ini didirikan sebagai produsen zat warna, tetapi fleksibilitas kimia anilin membuat Bayer mengembangkan bisnisnya ke area lain. Pada tahun 1899, Bayer meluncurkan senyawa asam asetilsalisilat dengan nama dagang Aspirin. Aspirin termasuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia(WHO). Pada tahun 2021, aspirin merupakan obat ke-34 yang paling sering diresepkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 17 juta resep.

Pada tahun 1904, Bayer menerima merek dagang untuk logo "Bayer Cross", yang kemudian dicap pada setiap tablet aspirin, menciptakan produk ikonik yang masih dijual oleh Bayer. Produk lain yang umumnya dikenal pada awalnya dikomersialkan oleh Bayer termasuk heroin, fenobarbital, poliuretan, dan polikarbonat.

Pada tahun 1925, Bayer bergabung dengan lima perusahaan Jerman lainnya untuk membentuk IG Farben, menciptakan perusahaan kimia dan farmasi terbesar di dunia. Sulfonamida pertama dan obat antibakteri aktif sistemik pertama, cikal bakal antibiotik, Prontosil, dikembangkan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Gerhard Domagk pada tahun 1932 atau 1933 di Laboratorium Bayer. Setelah Perang Dunia II, Dewan Pengawas Sekutu menyita aset IG Farben karena perannya dalam upaya perang Nazi dan keterlibatannya dalam Holocaust, termasuk menggunakan tenaga kerja paksa dari kamp konsentrasi dan manusia untuk pengujian medis yang berbahaya, dan produksi Zyklon B, bahan kimia yang digunakan di kamar gas. Pada tahun 1951, IG Farben dipecah menjadi beberapa perusahaan, dan Bayer digabungkan kembali sebagai Farbenfabriken Bayer AG. Bayer memainkan peran kunci dalam Wirtschaftswunder di Jerman Barat pascaperang, dan dengan cepat mendapatkan kembali posisinya sebagai salah satu perusahaan kimia dan farmasi terbesar di dunia.

Pada tahun 2016, Bayer melakukan merger dengan perusahaan multinasional Amerika Serikat, Monsanto, yang merupakan akuisisi terbesar yang pernah dilakukan oleh perusahaan Jerman hingga saat ini. Namun, akibat pukulan finansial dan reputasi yang sangat besar yang disebabkan oleh proses hukum yang sedang berlangsung terkait herbisida Roundup milik Monsanto, kesepakatan tersebut dianggap sebagai salah satu merger perusahaan terburuk dalam sejarah.

Awal Mula

Pendirian

Bayer AG didirikan menjadi sebuah pabrik bahan pewarna dalam tahun 1863 pada Barmen (kemudian sebagai bagian dari Wuppertal), Jerman, sang Friedrich Bayer & mitranya, Johann Friedrich Weskott, seseorang pakar pewarna. Friedrich Bayer bertanggung jawab melakukan aktivitas komersial. Fuhsin & anilin awalnya sebagai produk paling penting dari perusahaan ini.

Kantor pusat & sebagian besar pabrik Bayer kemudian dipindah dari Barmen ke lahan yang lebih luas pada Elberfeld dalam tahun 1866. Friedrich Bayer (1851–1920), anak dari pendiri Bayer, ialah seseorang pakar kimia & kemudian bergabung ke perusahaan ini dalam tahun 1873. Setelah Friedrich Bayer mangkat dalam tahun 1880, perusahaan ini didaftarkan menjadi sebuah badan aturan dengan nama Farbenfabriken vorm. Friedr. Bayern & Co, atau pula dikenal menjadi Elberfelder Farbenfabriken.

Perusahaan ini kemudian pindah dari Elberfeld ke Wiesdorf pada Rhein & menempati lahan milik penghasil alizarin, Leverkus and Sons. Sebuah kota baru bernama Leverkusen pun didirikan pada sana dalam tahun 1930 & sebagai lokasi tempat kerja pusat Bayer AG hingga ketika ini. Logo perusahaan ini, yakni palang Bayer, diperkenalkan dalam tahun 1904, & menampilkan 2 tutur BAYER yang ditulis secara vertikal & horizontal, dengan mengembangkan satu alfabet Y & dilingkupi sang lingkaran. Versi terperinci dari logo tadi pun sebagai salah satu ikon pada Leverkusen.

Aspirin

Produk besar pertama dari Bayer ialah asam asetilsalisilat—yang pertama kali dideskripsikan sang pakar kimia dari Prancis, Charles Frederic Gerhardt dalam tahun 1853—sebagai output modifikasi dari asam salisilat atau salisin, sebuah ramuan tradisional yang ditemukan pada pepagan dari tumbuhan dedalu. Pada tahun 1899, merek dagang Aspirin sudah didaftarkan pada seluruh dunia menjadi merek buat produk asam asetilsalisilat buatan Bayer, tetapi status merek dagang tadi dicabut pada Amerika Serikat, Prancis, & Britania Raya sesudah penyitaan aset & merek dagang milik Bayer pada Amerika Serikat selama Perang Dunia I sang Amerika Serikat, dan sebab penggunaan ungkap aspirin yang sudah meluas.

Kata aspirin tetap dipakai pada Amerika Serikat, Britania Raya, & Prancis buat menyebut produk asam asetilsalisilat, tetapi tak hanya buat buatan Bayer. Walaupun begitu, aspirin masih adalah merek dagang milik Bayer pada lebih dari 80 negara, termasuk Kanada, Meksiko, Jerman, & Swiss. Hingga tahun 2011, diperkirakan 40.000 ton aspirin diproduksi setiap tahunnya & 10–20 milyar tablet aspirin dikonsumsi pada Amerika Serikat menjadi pencegahan gangguan kardiovaskular. Aspirin termasuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, yang berisikan output modifikasi paling penting yang dibutuhkan dalam sebuah sistem kesehatan dasar.

Ada sebuah kontroversi mengenai kiprah ilmuwan Bayer dalam pengembangan aspirin. Arthur Eichengrün, seseorang pakar kimia Bayer, menyampaikan bahwa merupakan yang pertama kali menemukan formula aspirin yang tidak menimbulkan dampak samping berupa mual & mulas. Ia pula menyampaikan bahwa artinya yang membuat nama aspirin & adalah orang pertama yang memakai formula baru buat diuji keselamatan & efikasinya. Bayer menyatakan bahwa aspirin ditemukan sang Felix Hoffmann buat membantu ayahnya yang mengidap artritis. Sejumlah asal pun mendukung klaim Arthur Eichengrün. Sebagian besar sejarawan menyebut aspirin diciptakan sang Hoffmann dan/atau Eichengrün.

Disandur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Pengertian dari Bayer

Farmasi

Dorong TKDN: Kemenperin dan BUMN Perkuat Industri Farmasi

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 12 Maret 2025


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bareng Kementerian BUMN melalui PT Surveyor Indonesia mendorong peningkatan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada industri farmasi dalam negeri.
Untuk mendorong hal tersebut, Kemenperin melalui Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) akan menambah aturan dalam rangka memfasilitasi sertifikat TKDN.

"Pada Tahun Anggaran 2021 ini kami memfasilitasi sertifikat TKDN sebanyak 9.000 sertifikat dengan aturan kurang lebih sebanyak Rp 112 miliar. Alhamdulilah waktu ini telah terlampau & bahkan lebih. Tahun depan kami merencanakan menambah aturan itu,” ujar Kepala Pusat P3DN Nila Kumalasari dalam informasi tertulisnya, Selasa (16/11/2021).
Sementara itu, Direktur Komersial PT Surveyor Indonesia Saifudin Wijaya membicarakan hambatan yang dihadapi dalam tunjangan profesi TKDN pada dalam industri farmasi.

"Proses tunjangan profesi TKDN sebenarnya tak banyak kendala, apalagi telah terdapat self assessment. Kendalanya justru perkara kerahasiaan. Surveyor Indonesia menjadi verifikator, telah berkomitmen buat menjaga kerahasiaan tadi lewat NDA (Non-Disclosure Agreement) yang ditandatangani bersama,” celoteh dia.

Oleh sebab itu, lanjut Saifudin, pihaknya sudah melakukan pembuktian buat industri farmasi menurut bobot, bukan perhitungan cost base. Diharapkan dengan metode tadi mampu mengurangi hambatan yang dihadapi.
"Harapannya dengan sistem pembobotan dapat menjaga kerahasiaan formula obat dari proses sampai bahan standar yang dinilai,” ujarnya.

Di sisi lain, Direktur Produksi & Distribusi Farmasi Kementerian Kesehatan Agusdini Banun mengakui bahwa ketika ini industri farmasi pada Indonesia belum sepenuhnya mandiri. Industri farmasi dalam negeri dari beliau ketika ini masih bergantung dengan negara lain dalam hal bahan standar obat-obatan.
"Indonesia waktu ini masih sangat rentan dengan kemandirian, dalam arti kemandirian terhadap bahan standar obat & alat kesehatan. Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan & Kementerian Perindustrian bekerja sama mendorong kemandirian tersebut," ungkapnya.

Sedangkan itu, Presiden Direktur PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia Pamian Siregar berharap supaya kebijakan mengenai TKDN pada industri farmasi ini dapat terus dikembangkan. Hal ini perlu dilakukan supaya dapat bersaing dengan produk luar negeri.

"Saat ini, yang kita lihat dari objektif TKDN ini merupakan buat mendorong kemandirian industri sebagai akibatnya mampu mendorong bahan standar obat pada dalam negeri. Karena itu kami berharap kebijakan mengenai TKDN pada industri farmasi ini dapat terus dikembangkan sebagai akibatnya dapat bersaing dengan produk impor dari segi harga," ungkap dia.

Disadur dari: money.kompas.com 

Selengkapnya
Dorong TKDN: Kemenperin dan BUMN Perkuat Industri Farmasi

Farmasi

Langkah Menuju Kemandirian: Industri Farmasi Indonesia Berkomitmen Gunakan Bahan Baku Lokal

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 12 Maret 2025


Kementerian Keuangan, Perindustrian, dan Energi mengumumkan industri farmasi dalam negeri siap menggunakan bahan baku farmasi (BBO) yang diproduksi lima perusahaan dalam negeri, termasuk Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP). “Industri manufaktur farmasi siap menggunakan BBO in-house berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain stabilitas BBO, keakuratan persyaratan BBO, konsistensi BBO, evaluasi, lead time dan harga yang kompetitif”. Muhammad Khayam, Direktur Jenderal Departemen Industri Kimia, Material dan Tekstil (IKFT), menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya di Jakarta, Minggu (12/12).

Khayam melaporkan bahwa KFSP mampu memproduksi 11 molekul BBO komersial, antara lain Clopidogrel, Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Entecavir, Lamivudine, Zidovudine, Efavirenz, Tenofovir, Remdesivir, dan Povidone Iodine. Saat ini, 11 BBO lainnya sedang disempurnakan, termasuk candesartan, valsartan, amlodipine, glimepiride, bisoprolol, RIFampin, paracetamol, pantoprazole, risperidone, meloxicam, dan telmisartan. Saat ini industri BBO lainnya adalah PT Ferron Par Pharmaceutical yang memproduksi BBO Omeprazole Injection, PT Riasima Abadi Farma yang memproduksi BBO Paracetamol, PT Kalbio Global Medika, dan PT Daewoong Infion yang memproduksi BBO Erythropoietin. Banyak industri yang sudah memulai pengujian BBO oleh KFSP sehingga dapat mengubah sumber BBO dari impor ke lokal.

Tindakan lain yang akan dilakukan antara lain menetapkan prioritas pengembangan dan mendukung implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 bagi industri farmasi, menetapkan insentif yang lebih baik untuk mendorong investasi di sektor farmasi, dan membangun fasilitas baru manufaktur farmasi Indonesia. (OMAI) .) pengembangan, dll. Barang Milik Industri Kimia (BBKK) Kementerian Perindustrian. Selain itu, kami menata lokasi industri untuk sektor industri farmasi untuk mendukung terciptanya ekosistem yang lebih baik.

Selanjutnya, Peraturan Menteri Perdagangan, Perindustrian dan Energi No. 16 Tahun 2020 tentang Aturan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) Obat. Dengan diberlakukannya undang-undang ini, statistik TKDN obat tidak lagi menggunakan metode berbasis harga, melainkan menggunakan metode berbasis proses. Penghitungan nilai TKDN obat olahan dilakukan dengan pembobotan 50% untuk kandungan bahan baku bahan aktif farmasi (API), 30% untuk proses penelitian dan pengembangan, dan 15% untuk proses produksi. persen dan nilai defaultnya adalah 5 persen.

"Langkah ini tidak hanya mendorong pengembangan industri BBO, tetapi juga membantu meningkatkan penelitian dan pengembangan obat-obatan baru dan mempercepat program pengurangan impor untuk mendukung kesehatan obat"; kemudian berhenti.

Sumber: news.republika.co.id

Selengkapnya
Langkah Menuju Kemandirian: Industri Farmasi Indonesia Berkomitmen Gunakan Bahan Baku Lokal

Farmasi

Dampak Tingginya Impor Bahan Baku Terhadap Kesehatan Industri Farmasi

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 12 Maret 2025


Direktur Utama PT Biofarma (Persero) Honesti Basyir mengatakan industri farmasi dalam negeri kurang baik, terutama dari segi penyakit. Hal ini tidak lepas dari besarnya impor bahan baku medis hingga 90%.
“Di masa pandemi, tentu semua negara punya produk yang sama. Ya, negara yang punya teknologi untuk memproduksi bahan baku, akan punya barang untuk negaranya,” kata e Honesti pekan lalu. Ia mengatakan, Indonesia harus banyak belajar mengenai kemandirian kesehatan nasional. Honesti yakin masih banyak ruang untuk perbaikan di sektor kesehatan Indonesia.

"Di masa pandemi ini kita merasakan betapa terisolasinya kita di bidang kesehatan. Banyak permasalahan yang harus diselesaikan. Pelayanan kesehatan tidak hanya terkait dengan kesehatan, tetapi dengan perekonomian, dengan masyarakat dan dengan kehidupan," Honesti dikatakan. Anda dapat mengendalikan COVID-19. Dia mengatakan epidemi ini memotivasi dirinya untuk bekerja keras mempercepat kemandirian kesehatan.
“Baru setahun yang lalu pembatasan ini dilakukan, dan kemudian epidemi pecah. Selain reformasi, kita juga berada di garda depan dalam pengendalian epidemi,” ujarnya.

Honesti Pharmaceutical Holding mengumumkan mulai membuat portofolio dengan membagi fokus masing-masing BUMN: Biopharma fokus pada produksi vaksin dan antisera, India Pharma fokus pada produksi alat kesehatan dan herbal, Kimia Pharma fokus pada bahan kimia dan jasa farmasi. mulai memproduksi obat untuk pengobatan COVID-19. Honesti mengatakan perusahaan obat tersebut berupaya mendukung kemandirian kesehatan nasional.
“Kemandirian pelayanan kesehatan harus kita ciptakan agar tidak terus bergantung pada bahan baku impor. Lanjut Honesti.
Honesti menghargai upaya mewujudkan kemandirian negara dapat dicapai melalui kerjasama berbagai pihak. kelompok,". Perusahaan pemerintah dan swasta, hingga 200 perusahaan farmasi di Indonesia, berdasarkan impor bahan baku farmasi dari 90% menjadi 70% pada tahun 2024, kata Honesti.

Honesti tidak bisa melepaskan tingginya impor bahan baku medis dengan mentalitas lebih murah mendatangkan investasi sendiri. Mahalnya biaya produksi obat memang bisa ditekan jika kita menggandeng industri kimia dasar di sektor hulu.
“Kami berharap dapat memberikan dukungan agar bahan kimia dasar dapat digunakan untuk memproduksi bahan baku obat-obatan,” ujarnya.

Sumber: www.republika.co.id

Selengkapnya
Dampak Tingginya Impor Bahan Baku Terhadap Kesehatan Industri Farmasi

Farmasi

Proyeksi Stabil Pertumbuhan Industri Farmasi Global

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 12 Maret 2025


Moody's, lembaga pemeringkat kredit multinasional, memperkirakan industri farmasi global akan terus tumbuh meskipun wabah COVID-19 telah melanda banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Menurut Moody's, pertumbuhan EBITDA industri farmasi akan meningkat sebesar 2 hingga 4 persen selama 12 hingga 18 bulan ke depan, naik sedikit dari perkiraan sebelumnya sebesar 1 hingga 3 persen.

Meskipun durasi dan tingkat keparahan epidemi masih sulit diprediksi, penggunaan intervensi medis terus meningkat. Selain itu, meskipun banyak perusahaan mengembangkan berbagai produk yang dapat menyembuhkan atau mencegah penyebaran virus corona, situasi keuangan mereka masih belum menentu karena banyak faktor terkait, termasuk tingkat harga, persaingan, dan durasi epidemi.

Terkait industri farmasi dalam negeri, Mantan Anggota Komite ke-9 DPR RI Sri Wulan meminta industri farmasi dalam negeri tetap menggunakan bahan baku lokal. “Kita kaya akan bahan mentah, tapi kita tidak memanfaatkannya dengan baik karena kita mengimpor hampir 95% bahan mentah kita. “Kandungan lokal hanya menyumbang 4-5%,” ujarnya. kata Sri Wulan.
Menurut Sri Wulan, menjadi tantangan bagi industri farmasi Indonesia untuk memproduksi obat dari sumber daya lokal. Untuk itu diharapkan kebijakan pemerintah dapat mengatasi kendala tersebut.

Pulau Madura, dekat Kota Surabaya dan terkenal dengan produksi garamnya, dijadikan contoh, namun permasalahannya adalah kurangnya akses terhadap teknologi yang dapat membuat garam Madura memenuhi standar medis. Bahan baku .
Ia mengatakan pemerintah dapat meningkatkan peluang penelitian untuk memanfaatkan berbagai obat-obatan dalam negeri dengan tepat.

Saat ini Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Energi sedang melakukan penelitian obat dan kosmetika berbasis sumber daya alam lokal untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku Balai Besar Pengemasan Kimia (BBKK) Jakarta. Direktur Institut Ekonomi dan Perdagangan Industri Korea mengatakan, "Kami akan melakukan ini dengan membangun struktur pengembangan obat tanaman yang sesuai dengan standar CPOTB menggunakan komputer sederhana dan teknologi 4.0 sebagai model industri obat alami." (BPPI) Doddy Rahadi, Kementerian Perindustrian.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja industri kimia, farmasi, dan oriental pada triwulan I tahun 2020 mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik yaitu sebesar 5,59%. “Namun, kami terus bekerja keras untuk mengurangi impor dari sektor farmasi,” kata Doddy.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Farmasi dan Kesehatan Indonesia, departemen dan instansi terkait harus bersinergi untuk mengembangkan industri farmasi yang mandiri dan berdaya saing.

Sumber: ekonomi.republika.co.id

Selengkapnya
Proyeksi Stabil Pertumbuhan Industri Farmasi Global

Farmasi

Analisis Kinerja Industri Farmasi: Penyebab dan Tantangan yang Terjadi

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 11 Maret 2025


Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GPFI) memprediksi pertumbuhan industri akan melambat pada kuartal terakhir tahun ini sebab kontribusi yang menurun dari obat-obatan terkait Covid-19. Direktur Eksekutif GP Farmasi Elfiano Rizaldi menyatakan pertumbuhan 9,71% pada industri kimia, farmasi, dan obat tradisional dalam kuartal III/2021 banyak ditunjang sang permintaan obat terkait Covid-19 ketika terjadi lonjakan masalah pada Indonesia. Tidak hanya obat terkait Covid, namun jua multivitamin & penunjang kesehatan lainnya. "Di kuartal empat, permintaan obat Covid telah lebih minim bahkan minim sekali, akan tetapi buat pasien non-Covid belum pulang normal," tutur Elfiano ketika dihubungi Bisnis, Kamis (16/12/2021). Dia mensinyalir warga masih terdapat kekhawatiran dari warga buat mendapatkan layanan kesehatan secara pribadi pada tempat tinggal sakit.

Sementara itu, Elfiano menaksir pertumbuhan industri buat sepanjang tahun ini akan berkisar 9 % hingga 9,5 persen. Sebelumnya, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) industri kimia, farmasi, & obat tradisional tumbuh ekspansif selama 3 kuartal berturut-turut dalam tahun ini, yakni 11,46 persen, 9,15 persen, dan 9,71 persen. Disebutkan bahwa pertumbuhan terutama didukung sang peningkatan produksi obat-obatan buat memenuhi permintaan domestik dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Adapun, dengan perkiraan optimistis tidak akan gelombang Covid-19 berikutnya dalam tahun depan, pertumbuhan industri akan melambat 3% sampai 4% dalam 2022. "Kemungkinan pasien non-Covid masih belum pulang normal dalam tahun depan," ujarnya.

Dia pula berkata menurunnya perkara Covid-19 pada Tanah Air dalam beberapa bulan terakhir mengakibatkan industri mengalami kelebihan stok obat terkait pandemi. Karenanya, apabila terjadi gelombang ketiga pandemi sebab masuknya varian Omicron ke Indonesia, Elfiano mengungkapkan industri farmasi telah siap dengan stok obat yang memadai. "Kalau terjadi gelombang ketiga, dengan guidance dari WHO yang masih tetap memakai obat Covid varian Delta, kami sangat siap menyediakan obat-obatan terkait Covid," jelasnya.

Sumber: ekonomi.bisnis.com

Selengkapnya
Analisis Kinerja Industri Farmasi: Penyebab dan Tantangan yang Terjadi
« First Previous page 4 of 12 Next Last »