Riset dan Inovasi
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Februari 2025
Daerah Papua khususnya Provinsi Papua Barat Daya memiliki sumber daya hayati dan budaya yang luar biasa, sehingga menjadi daya tarik bagi peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian dan kajian. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong periset daerah untuk bisa memanfaatkan skema pendanaan penelitian kompetitif yang ada di BRIN, dengan proposal penelitian berbasis Papua.
Pernyataan tersebut disampaikan Yopi Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah (RID) BRIN saat melakukan kunjungan kerja untuk berdiskusi dengan PJ Gubernur dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapperida) Provinsi Papua Barat Daya di Sorong Provinsi Papua Barat Daya, Kamis (07/03).
Pada pertemuan tersebut, Yopi memberikan dukungan dan apresiasi kepada Pj. Gubernur Papua Barat Daya atas dibentuknya Bapperida di Provinsi Papua Barat Daya. Dirinya berharap agar gubernur dapat mendorong kabupaten/kota untuk segera membentuk BRIDA. Sementara ini baru kabupaten Sorong Selatan yang telah mengajukan permohonan pembentukan.
“BRIN siap memberikan dukungan dan pendampingan kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melalui Bapperida. Silakan memasukkan sebanyak mungkin muatan iptek di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), jangka menengah, maupun jangka pendek. Apalagi saat ini daerah sedang mempersiapkan dokumen perencanaan pembangunan tersebut,” jelasnya.
Dia menegaskan, BRIN juga siap mendampingi pemerintah dalam mengeluarkan suatu kebijakan melalui dukungan kajian atau riset berbasis bukti bersinergi dengan Bapperida. Dirinya menjelaskan, Bapperida tidak perlu menjadi satu pusat riset sendiri tetapi diharapkan lebih berperan sebagai manajemen riset yang dilakukan di daerah.
“Bapperida dapat mengoptimalkan jaringan periset atau perguruan tinggi yang ada di daerah, untuk melaksanakan penelitian atau kajian yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah,” tambahnya.
Muhammad Musa'ad Pj. Gubernur Papua Barat Daya dalam balasannya menyampaikan terima kasih dan menyambut baik dukungan yang diberikan BRIN untuk membangun Provinsi Papua Barat Daya melalui riset dan inovasi.
“Rekomendasi kebijakan sebagai hasil dari kajian berbasis bukti sangat dibutuhkan pemerintah daerah dalam membuat keputusan. Hasil penelitian atau kajian selayaknya tidak selesai dan disimpan di dalam meja saja, tetapi dapat secara nyata berkontribusi bagi pembangunan daerah,”tandasnya.
Secara khusus Musa'ad meminta BRIN untuk melakukan kajian yang mendalam terkait pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sorong. “Status KEK Sorong terancam dicabut oleh pemerintah yang dianggap lambat untuk masuknya investasi dari luar. Hal ini terjadi karena berbagai kendala di lapangan, sedangkan investasi yang dikeluarkan sudah banyak untuk membangun infrastruktur,” jelasnya.
Pada akhir pertemuan, Yopi mengundang Pj. Gubernur untuk berkunjung ke BRIN, berdiskusi lebih mendalam dengan pimpinan dan para periset BRIN, serta menjadi narasumber di BRINTV.
“Tentunya untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam menjawab permasalahan daerah Papua Barat Daya. Diharapkan juga agar dapat berbagi ide, menjelaskan visi dalam mengembangkan riset dan inovasi di daerah,” pungkas Yopi.
Sumber: https://brin.go.id/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Februari 2025
Ubi kayu, atau disebut juga singkong, kaspe, ketela pohon, ubi sampa atau ubi prancis (Manihot esculenta, sinonim: Manihot utilissima), adalah perdu tropis dan subtropis tahunan dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Deskripsi
Perdu bisa mencapai hingga 7 meter dengan cabang agak jarang. Singkong memiliki akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2–3 cm dan panjang 50–80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Umbi dari ubi kayu merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat, tetapi sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionina.
Sejarah dan pengaruh ekonomi
Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay, sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun ada banyak spesies Manihot yang liar, semua kultivar M. esculenta dapat dibudidayakan. Walaupun demikian, bukti-bukti arkeologis budidaya singkong justru banyak ditemukan di kebudayaan Indian Maya, tepatnya di Meksiko dan El Salvador.
Produksi singkong dunia, diperkirakan mencapai 192 juta ton pada tahun 2004. Nigeria menempati urutan pertama dengan 52,4 juta ton, disusul Brasil dengan 25,4 juta ton. Indonesia menempati posisi ketiga dengan 24,1 juta ton, diikuti Thailand dengan 21,9 juta ton (FAO, 2004) Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 dari Brasil. Menurut Haryono Rinardi dalam Politik Singkong Zaman Kolonial, singkong masuk ke Indonesia dibawa oleh Portugis ke Maluku sekitar abad ke-16. Tanaman ini dapat dipanen sesuai kebutuhan. “Sifat itulah yang menyebabkan tanaman ubi kayu sering kali disebut sebagai gudang persediaan di bawah tanah,” tulis Haryono.
Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa. Diperkirakan singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur pada 1852. “Bupatinya sebagai seorang pegawai negeri harus memberikan contoh dan bertindak sebagai pelopor. Kalau tidak, rakyat tidak akan memercayainya sama sekali,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen dalam Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia.
Namun hingga 1876, sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek, dalam buku De Zoete Cassave (Jatropha janipha) yang terbit 1875, singkong kurang dikenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa, tetapi ditanam besar-besaran di bagian lain. “Bagaimanapun juga, singkong saat ini mempunyai arti yang lebih besar dalam susunan makanan penduduk dibandingkan dengan setengah abad yang lalu,” tulisnya, sebagaimana dikutip Creutzberg dan van Laanen. Sampai sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka.
Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat. Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Singkong khususnya menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah padi-padian dan jagung.
Hindia Belanda pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung tapioka terbesar di dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik-pabrik pengolahan singkong untuk dijadikan tepung tapioka. Seperti dalam buku Handbook of the Netherlands East Indies, pada tahun 1928 tercatat 21,9% produksi tapioka diekspor ke Amerika Serikat, 16,7% ke Inggris, 8,4% ke Jepang, lalu 7% dikirim ke Belanda, Jerman, Belgia, Denmark dan Norwegia. Biasanya tepung olahan singkong tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku lem dan permen karet, industri tekstil dan furniture.
Sampai dan Singkong adalah nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Nama "ubi kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama "ketela" secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Portugis "castilla" (dibaca "kastiya"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).
Pengolahan
Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan sedikit glukosa sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang selanjutnya membentuk asam sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif menurunkan kadar racun.
Dari pati umbi ini dibuat tepung tapioka (kanji).
Penggunaan
Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, cocok untuk pengidap alergi gluten.
Kadar gizi
Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:
Sedangkan daun singkong yang banyak dijadikan sayuran pada masakan Sunda dan masakan Padang memiliki nutrisi sebagia berikut:
Nutrisi: Protein, Kalsium, Fosfor, Besi, Vitamin A, Vitamin C
Satuan: gram, mg, mg, mg, IU, mg
Kadar: 6.8, 165, 54, 2.0, 11000, 275
Varietas tanaman singkong
Tanaman singkong disebut manis atau beracun, tergantung kandungan asam hydrocyanic dalam akarnya, yang umum diakui mengandung kurang dari 50 miligram asam hydrocyanic per kilogram bahan segar. Saat ini tersedia 10 varietas ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan dan untuk industri.
Varietas untuk pangan adalah
Sedangkan untuk ubi industri adalah
Varietas untuk pangan mempunyai tekstur umbi yang pulen dengan kadar HCN < 50 miligram per kilogram dan mempunyai rasa tidak pahit. Sedangkan ubi jalar untuk industri mempunyai kadar patin atau kadar bahan kering sekitar 0,6 gram per kilogram
Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 maupun Malang 6.
Etimologi
Nama "ubi kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama "ketela" secara etimologi berasal dari kata "castilla" (dibaca "kastilya"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).
Dalam bahasa lokal, bahasa Jawa menyebutnya Telo, bahasa Sangihe bungkahe, bahasa Tolitoli dan Gorontalo kasubi, dan bahasa Sunda sampeu. Sementara dalam bahasa Rejang, tanaman ini dikenal sebagai ubai.
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Februari 2025
Peternakan ayam pedaging merupakan salah satu industri terpenting di Indonesia. Riset BRIN menunjukkan bahwa peternakan ayam menghasilkan produksi protein hewani yang dominan, mencapai 71,35% dari produksi daging nasional. Dari sisi sumber daya yang terlibat, jumlah SDM yang menjadi tenaga kerja dalam industri peternakan ini cukup banyak. Berdasarkan publikasi BPS tahun 2022 Tenaga kerja di Subsektor ini tahun 2021 sebanyak 4.9 juta jiwa, mayoritas hanya memiliki pendidikan dasar.
Berdasarkan data itu industri peternakan ini memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Namun pada kenyataannya, kelompok ini masuk dalam kelompok marginal. Terdapat banyak masalah yang dijumpai di lapangan. Ada persoalan mendasar dalam sistem industri yang berlaku. Hal itu kelihatan melalui berbagai bentuk ungkapan aspirasi yang dilakukan para petani peternak, menyuarakan masalah yang mereka hadapi.
Dalam beberapa tahun terakhir, peternak ayam mandiri berulang kali menggelar demonstrasi di Indonesia. Petani mengeluhkan masalah yang mereka hadapi. Mereka mencurigai adanya kecurangan dalam peternakan ayam, ayam pedaging, dan ayam petelur. Hal ini tercermin dari selisih harga antara harga yang berlaku di tingkat konsumen dengan harga unggas hidup di tingkat peternak. Sugeng Wahyudi, Sekjen Gabungan Peternak Unggas Nasional (GOPAN), mengumumkan harga pasaran ayam potong mendekati Rp. 40.000 per kilogram. Padahal harga ayam hidup bervariasi hanya sekitar Rp. 21.000/kg.
Sistem industri yang timpang
Pembahasan tentang persoalan ini dapat dilihat dari analisis sistem industrinya. Sistem industri adalah suatu sistem yang dibangun dari beberapa unsur yang saling berhubungan dan terorganisir yang bertujuan untuk menciptakan, memproduksi, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sistem ini mencakup berbagai aspek seperti teknologi, manajemen dan sumber daya manusia.
Dalam konteks industri peternakan ayam, elemen-elemen pembentuk sistemnya berkaitan dengan proses bisnis utama budidaya peternakan ayam yaitu mulai dari produksi bibit, pemberian pakan, pemeliharaan, pengolahan dan pemasaran produk ayam. masing-masing elemen sistem tersebut memiliki saling ketergantungan yang tinggi untuk berjalannya sistem industri secara efektif. Secara ringkas akan digambarkan dalam bagian berikut.
Setiap proses bisnis utama yang juga dikenal dengan panca usaha ini, dapat dijalankan oleh aktor atau pelaku sama atau berbeda. Hanya saya untuk dapat menjalankan keseluruhannya dibutuhkan skala ekonomi yang sesuai. Mayoritas peternak rakyat tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan keseluruhannya. Hal itu disebab di antara proses tersebut membutuhkan investasi yang besar serta memerlukan teknologi tinggi dan mahal. Karena itu para peternak mandiri biasanya hanya fokus pada pengelolaan pemeliharaan di kandang.
Di lain pihak perusahaan pemilik modal yang memiliki akses dana kuat mampu menjalankan keseluruhan proses bisnis itu secara integratif. Mulai dari pembibitan, memproduksi pakan berkualitas, penguasaan distribusi obat, pemeliharaan di kandang hingga mengelola pemasaran. Dengan model integratif tersebut maka akan diperoleh efisiensi yang tinggi. Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengontrol input hingga output. Mereka mampu mengontrol biaya produksi, sekaligus posisi tawar harga jual yang kuat.
Hidup mati peternak mandiri ditentukan pemain besar
Jika dilihat dari perspektif supply chain dan value chain, kita akan dapat melihat saling ketergantungan antara proses bisnis utama dan aktor pada setiap segment. Namun pihak yang menguasai lebih banyak proses bisnis akan menjadi penentu dalam industri ini, kemudian menjelma menjadi sistem industri yang monopolistik. Sistem industri peternakan ayam di Indonesia menunjukkan bahwa segelintir perusahaan besar memiliki penguasaan sangat dominan pada keseluruhan aktivitas utama. Sehingga perusahaan itu menjadi pengatur berjalannya sistem.
Persoalan utama yang ada saat ini adalah nyaris seluruh peternak rakyat atau peternak mandiri berada pada posisi yang sangat lemah. Mereka tidak memiliki posisi tawar terhadap supplier yang memasok komponen input seperti bibit, pakan dan obat, pada saat yang sama, juga tidak memiliki posisi tawar dari sisi penjualan, karena pasar dikuasai oleh pemain besar.
Dengan posisi peternak rakyat sedemikian di dalam sistem industri peternakan ayam, maka hidup mati mereka ditentukan oleh pemain besar. Pemain besar dapat menentukan harga bibit, harga pakan dan harga obat, sekaligus menentukan harga jual kepada konsumen. Sering menjadi keluhan peternak mandiri bahwa pada saat harga input naik, tidaklah serta merta diikuti dengan harga jual produksinya. Mereka menghadapi situasi sulit, bahkan sering kali harga penjualan lebih tinggi dari biaya pokok produksi yang telah dikeluarkan.
Perlu intervensi pemerintah
Sistem industri peternakan ayam seperti yang telah dipaparkan ini adalah sistem yang timpang dan tidak adil. Terjadi kondisi monopoli atau oligopoli yang parah, sebagai akibat penguasaan mutlak yang ada pada tangan segelintir perusahaan atas proses bisnis utama. Jika terus dibiarkan, maka peternak rakyat atau peternak mandiri akan terusir dari sistem industri ini. Atau pada akhirnya bersedia hanya sekedar menjadi buruh atau pekerja bagi pengusaha besar, meski dikemas dengan istilah kemitraan, namun tidak sejajar.
Sikap keberpihakan pemerintah mendesak untuk diwujudkan. Bahkan di negara ekonomi liberal seperti Amerika Serikat pun sangat sensitif terhadap issue monopoli. Perusahaan raksasa, seperti Microsoft, Google, Facebook menuai begitu banyak gugatan. Dalam beberapa kasus perusahaan itu telah merasakan tajamnya pisau regulasi anti monopoli seperti Google yang didenda US$270 juta atau setara Rp3,86 triliun, akibat monopoli periklanan tahun 2021 lalu.
Pemerintah perlu segera membuat regulasi untuk mencegah berlanjutnya praktik monopoli dalam sistem industri ini. Perusahaan besar perlu dibatasi penguasaannya, agar peternak rakyat atau peternak mandiri memiliki posisi tawar, berbekal regulasi yang berpihak pada rakyat. Ada jutaan jiwa yang menggantungkan harapan masa depan dalam industri peternakan ini, sehingga mengaturnya agar berjalan sehat adalah bagian dari kewajiban pemerintah untuk mengatur permainan di industri ini agar berlangsung adil.
Sumber: https://unand.ac.id/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Februari 2025
Profil:
Teknologi Hasil Ternak merupakan akar keilmuan produksi peternakan yang ditopang oleh dua sisi yaitu produksi ternak dan produksi hasil ternak. Program Studi Teknologi Hasil Ternak berperan sebagai pengembangan keilmuan di Departemen IPTP dan sekaligus pelengkap hulu hilir Departemen IPTP.
Pada tahun 2016, Departemen IPTP resmi mengelola 2 program studi, yaitu PS TPT dan PS THT. Penyelenggaraan PS THT ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor Institut Pertanian Bogor Nomor 106/IT3/PP/2016 tentang Pembukaan Program Studi Teknologi Hasil Ternak pada Program Pendidikan Sarjana di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. PS THT telah terakreditasi B dari BAN PT dengan Nomor 3209/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2019.
Visi:
Menjadi program studi unggulan yang menghasilkan sarjana yang kompeten dalam bidang teknologi hasil peternakan.
Misi:
Tujuan:
Learning Outcomes (LO):
Kompetensi lulusan:
Prospek kerja:
Kurikulum:
Pelaksanaan akademik Program Studi Teknologi Hasil Ternak meliputi proses belajar mengajar menggunakan kurikulum 2014 dan kurikulum 2020. Pada tahun 2020, sesuai dengan arah perkembangan yang dilakukan di tingkat IPB. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University menyusun dan mengembangkan kurikulum 2020 yang diimplementasikan pada tahun akademik 2020/2021.
Sumber: https://iptp-fapet.ipb.ac.id/
Ilmu Pendidikan
Dipublikasikan oleh Anisa pada 17 Februari 2025
Pendidikan lanjutan (FE) merupakan jembatan penting antara pendidikan sekunder dan pendidikan tinggi, menawarkan kepada individu di Inggris dan Irlandia beragam jalur pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dan prospek karier mereka. Sebagai sektor yang berbeda dari universitas tradisional dan lembaga akademis, lembaga pendidikan lanjutan memainkan peran sentral dalam membekali pembelajar dengan keahlian vokasional dan kualifikasi yang diperlukan untuk berhasil dalam bidang yang dipilih.
Di Inggris, pendidikan lanjutan mencakup berbagai kesempatan pendidikan, melayani pembelajar dari segala usia dan latar belakang. Apakah diikuti langsung setelah sekolah menengah atau kemudian dalam hidup, FE memberikan individu kesempatan untuk memperoleh kualifikasi tambahan, mengejar jalur karier baru, atau meningkatkan keterampilan yang sudah ada. Fleksibilitas ini sangat berharga dalam pasar kerja yang terus berkembang pesat saat ini, di mana pembelajaran sepanjang hayat menjadi penting untuk tetap bersaing dan adaptif.
Salah satu fitur yang menentukan dari pendidikan lanjutan di Inggris adalah penekanannya pada pelatihan vokasional dan pengembangan keterampilan praktis. Melalui kemitraan dengan organisasi pemberi penghargaan seperti City and Guilds, Edexcel (BTEC), dan OCR, perguruan tinggi FE menawarkan berbagai kualifikasi vokasional, termasuk penghargaan, sertifikat, diploma, dan kualifikasi berbasis kompetensi. Kredensial-kredensial ini dirancang untuk membekali pembelajar dengan pengetahuan khusus dan keahlian yang diperlukan untuk unggul di industri tertentu, mulai dari konstruksi dan perawatan kesehatan hingga perhotelan dan teknologi informasi.
Selain itu, lembaga pendidikan lanjutan di Inggris berfungsi sebagai pusat pembelajaran dewasa dan komunitas, memberikan kesempatan kepada individu untuk mengejar pendidikan dan pelatihan di luar pengaturan akademis tradisional. Baik melalui program pembelajaran berbasis kerja, kursus pendidikan dewasa, atau inisiatif-outreach komunitas, perguruan tinggi FE memainkan peran penting dalam mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat dan pengembangan keterampilan di antara populasi yang beragam.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada pengakuan yang semakin meningkat akan pentingnya pendidikan lanjutan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas sosial. Dengan membekali individu dengan keterampilan dan kualifikasi yang diperlukan untuk mengisi peran-peran yang dibutuhkan dalam sektor-sektor kunci ekonomi, perguruan tinggi FE berkontribusi pada pengembangan tenaga kerja dan kemakmuran regional. Selain itu, FE juga memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan keterampilan dan mendukung individu dari latar belakang yang kurang beruntung dalam mengakses peluang pekerjaan yang bermakna.
Lanskap pendidikan lanjutan di Inggris diatur oleh kombinasi kebijakan dan regulasi nasional. Departemen Pendidikan (DfE) mengawasi kebijakan terkait perguruan tinggi FE, sementara pendanaan untuk mahasiswa pendidikan lanjutan disediakan melalui Badan Pembiayaan Pendidikan dan Keterampilan. Perguruan tinggi FE tunduk pada inspeksi oleh Ofsted untuk memastikan kualitas penyediaan, dan organisasi keanggotaan seperti Asosiasi Perguruan Tinggi dan Asosiasi Perguruan Tinggi Enam Formulir menyediakan dukungan dan representasi bagi penyedia FE.
Di Irlandia, pendidikan lanjutan mengikuti kerangka kerja yang serupa, menawarkan kualifikasi vokasional dan magang dalam berbagai disiplin. Quality and Qualifications Ireland (QQI) berfungsi sebagai badan pengatur untuk kualifikasi FE, memastikan bahwa program-program memenuhi standar keunggulan yang ketat. Pendidikan lanjutan di Irlandia memainkan peran penting dalam membekali pembelajar dengan keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk berhasil dalam ekonomi global yang berubah dengan cepat.
Sebagai kesimpulan, pendidikan lanjutan merupakan pijakan utama pembelajaran sepanjang hayat dan pengembangan keterampilan di Inggris dan Irlandia. Dengan menawarkan berbagai jalur pendidikan, pelatihan vokasional, dan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi dan profesional, lembaga-lembaga FE memberdayakan individu untuk mewujudkan potensi penuh mereka dan berkontribusi pada vitalitas sosial dan ekonomi masyarakat mereka. Ketika permintaan akan pekerja terampil terus tumbuh, pendidikan lanjutan akan tetap penting dalam mempersiapkan individu untuk sukses dalam pasar kerja modern dan di masa mendatang.
Disadur dari:
Arsitektur
Dipublikasikan oleh Anisa pada 17 Februari 2025
Bangunan otonom adalah bangunan yang dirancang untuk berfungsi sendiri tanpa bantuan infrastruktur pendukung seperti jaringan listrik, gas, sistem air kota, sistem pengolahan limbah, saluran air hujan, layanan komunikasi, dan kadang-kadang jalan umum. Para pendukung pembangunan otonom mengatakan bahwa itu akan mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan keamanan, dan mengurangi biaya kepemilikan. Keunggulan yang disebutkan memenuhi prinsip bangunan ramah lingkungan, bukan kemandirian, seperti yang disebutkan di bawah. Bangunan di luar jaringan listrik biasanya tidak terlalu bergantung pada layanan sipil, yang membuatnya lebih aman dan nyaman ketika terjadi bencana sipil atau serangan militer. Misalnya, jika pasokan publik terganggu, bangunan yang tidak terhubung ke jaringan listrik tidak akan kehilangan listrik atau air.
Pada tahun 1970an, sekelompok aktivis dan insinyur terinspirasi oleh peringatan akan terjadinya penipisan sumber daya dan kelaparan. Di Amerika Serikat, sebuah kelompok yang menamakan diri mereka Alkemis Baru terkenal karena kedalaman upaya penelitian yang dilakukan dalam proyek mereka. Dengan menggunakan teknik konstruksi konvensional, mereka merancang serangkaian proyek "bioshelter", yang paling terkenal adalah komunitas bioshelter The Ark untuk Pulau Prince Edward. Mereka menerbitkan rencana untuk semua ini, dengan perhitungan desain rinci dan cetak biru. Bahtera tersebut menggunakan pompa air berbasis angin dan listrik serta mampu memproduksi makanan secara mandiri. Tempat ini memiliki tempat tinggal bagi manusia, tangki ikan yang memelihara ikan nila untuk diambil proteinnya, rumah kaca yang diairi dengan air ikan, dan sistem reklamasi limbah tertutup yang mendaur ulang kotoran manusia menjadi pupuk yang disanitasi untuk tangki ikan. Pada Januari 2010, organisasi penerus Alkemis Baru memiliki halaman web yang diberi nama "Institut Alkimia Baru". Bahtera PEI telah beberapa kali ditinggalkan dan direnovasi sebagian. Kamar mandi Earthship, menampilkan dinding botol daur ulang Pada tahun 1990-an terjadi perkembangan Earthships, yang tujuannya mirip dengan proyek Ark, namun diorganisir sebagai usaha nirlaba, dengan detail konstruksi yang diterbitkan dalam serangkaian 3 buku oleh Mike Reynolds. Bahan bangunannya adalah ban yang diisi tanah. Hal ini menghasilkan dinding yang memiliki massa termal dalam jumlah besar (lihat perlindungan bumi). Tanggul ditempatkan pada permukaan terbuka untuk lebih meningkatkan stabilitas suhu rumah. Sistem pengairan dimulai dari air hujan, diolah untuk diminum, lalu dicuci, lalu disiram tanaman, lalu disiram toilet, dan terakhir air hitam didaur ulang lagi untuk menyiram tanaman lebih banyak. Tangki air ditempatkan dan digunakan sebagai massa termal. Tenaga listrik, termasuk listrik, pemanas dan pemanas air, berasal dari tenaga surya.
Keuntungan dan kerugian
Desain seorang arsitek atau insinyur sering kali menyertakan fitur-fitur yang lebih otonom karena mereka semakin khawatir dengan kelemahan jaringan transportasi dan ketergantungan pada sumber daya jarak jauh. Cara tradisional menuju swasembada mencakup kekhawatiran mengenai keamanan pasokan makanan, air, listrik, dan pemanas. Ada kelemahan ketika memulai dengan kesadaran akan dampak lingkungan dan pada saat yang sama melakukan perjalanan menuju otonomi.
Karena bangunan otonom menggunakan sumber daya yang seharusnya terbuang sia-sia, seperti sinar matahari dan hujan, bangunan tersebut dapat meningkatkan keamanan sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Karena otonomi menghilangkan inefisiensi yang semakin besar terkait dengan pengumpulan dan pemindahan sumber daya, otonomi sering kali menghasilkan pengurangan biaya dan dampak yang signifikan terhadap jaringan yang melayani gedung. Rancangan yang hati-hati sering kali dapat melindungi sumber daya lain yang terkena dampak dengan biaya yang terjangkau, seperti cadangan minyak dan pelestarian daerah aliran sungai di sekitarnya.
Karena alasan yang jelas bahwa kebutuhan energi yang lebih rendah lebih mudah dipenuhi di luar jaringan listrik, bangunan otonom seringkali lebih hemat biaya saat beroperasi. Namun, hal ini dapat menggantikan pembangkitan energi atau metode lain untuk mencegah berkurangnya manfaat dari konservasi yang parah.
Tidak semua bangunan independen baik bagi lingkungan. Kemandirian dari sistem pendukung adalah salah satu tujuan konstruksi ramah lingkungan yang sadar ekologi, meskipun hal ini tidak sama dengan tujuan lainnya. Meskipun demikian, tingkat keberlanjutan tertentu sering kali terdapat pada bangunan otonom karena pemanfaatan energi terbarukan dan sumber daya lainnya, kebijakan untuk tidak menghasilkan lebih banyak emisi rumah kaca daripada yang dikonsumsi, dan faktor lainnya.
Membuat konsesi gaya hidup atau peluang sosial mungkin juga diperlukan untuk tinggal di tempat penampungan mandiri. Rumah otonom termewah dan berteknologi canggih membutuhkan perubahan perilaku dari penghuninya. Beberapa orang mungkin tidak suka memiliki lebih banyak tugas. The Vails mencirikan pengalaman beberapa pelanggan sebagai pengalaman yang menjengkelkan, menjengkelkan, kesepian, atau bahkan seperti pekerjaan penuh waktu yang tidak diinginkan. Permasalahan ini mungkin bisa diatasi dengan struktur yang dirancang dengan baik, namun umumnya berdampak pada berkurangnya otonomi.
Rumah otonom harus dirancang khusus (atau dimodifikasi secara besar-besaran) untuk wilayah dan iklim. Selain membutuhkan konstruksi non-standar pada tingkat tertentu, biaya tambahan, eksperimen dan pemeliharaan berkelanjutan, dan perhatian berkelanjutan terhadap detail, teknik tenaga surya pasif, sistem toilet dan saluran pembuangan alternatif, desain massa termal, sistem baterai ruang bawah tanah, jendela yang efisien, dan banyak lagi. Taktik desain lainnya juga berdampak pada aspek psikologis ruang.
Disadur dari: