Properti dan Arsitektur
Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj pada 13 Maret 2025
Pemerintah tengah merehabilitasi Benteng Pendem di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Rehabilitasi Benteng Pendem dilakukan demi menjaga kelestarian bangunan cagar budaya yang dibangun tahun 1840-an sekaligus meningkatkan potensi pariwisata di Kabupaten Ngawi. Dalam tinjauannya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menginstruksikan agar rehabilitasi Benteng Pendem tersebut dilakukan secara hati-hati. "Rehabilitasi ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut atas instruksi Presiden Joko Widodo saat beliau mengunjungi Benteng Pendem pada tanggal 1 Februari 2019 silam," kata Basuki dalam keterangannya, Jumat (17/12/2021).

Rehabilitasi Benteng Pendem di Ngawi Jawa Timur (Kementerian PUPR)
Menurut Basuki, pada saat kunjungan tersebut, Presiden melihat banyak bagian bangunan yang mengalami degradasi, padahal kawasan tersebut merupakan salah satu obyek pariwisata yang cukup banyak dikunjungi masyarakat. "Karena kawasan Benteng Pendem ini merupakan cagar budaya, penataannya harus dilakukan secara hati-hati agar nilai kulturalnya tetap terjaga," ujarnya. Basuki juga meminta agar dilakukan penghijauan di kawasan Benteng Pendem agar tidak terlihat gersang. Saluran airnya juga perlu diperbaiki tanpa dilakukan perkerasan struktur. Pekerjaan rehabilitasi Benteng Pendem yang berlokasi di Jalan Untung Surapati Kabupaten Ngawi sudah dimulai dilaksanakan sejak Desember 2020.

Rehabilitasi Benteng Pendem di Ngawi Jawa Timur (Kementerian PUPR)
Benteng Pendem berada pada kawasan seluas 42.181 meter persegi dengan luas kawasan inti sebesar 7.500 meter persegi. Pekerjaan rehabilitasi dilakukan bersama dengan PT Nindya Karya (Persero) dan PT Virama Karya dengan alokasi biaya Rp 113,76 miliar. Pelaksanaan rehabilitasi ditargetkan untuk selesai pada Januari 2023 dan progres yang sudah terlaksana sampai saat ini sebesar 70 persen.

Rehabilitasi Benteng Pendem di Ngawi Jawa Timur (Kementerian PUPR)
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan terdapat 13 bangunan yang akan direstorasi di antaranya yaitu bangunan barak tentara, mess perwira, dapur umum, kediaman dan kantor jenderal, bastion, dan gerbang. "Kemudian dilakukan juga penataan lainnya seperti membangun jalan, drainase, pedestrian, dan lansekap," kata Diana. Konsep arsitektur mengadopsi adaptive reuse concept yaitu mengembalikan fungsi bangunan cagar budaya dengan sebagian fungsi baru, seminimal mungkin mengubah bentuk bangunan lama serta menjaga nilai kultural.

Rehabilitasi Benteng Pendem di Ngawi Jawa Timur (Kementerian PUPR)
Prinsip revitalisasi bangunan cagar budaya adalah adanya perubahan bagian "dalam" dengan tetap mempertahankan bagian "luar". Konsep bangunan lama tetap kita pertahankan, tetapi kita beri penguatan struktur dengan menggunakan konstruksi baja di beberapa bangunan. "Pohon beringin dan pohon waru laut yang akarnya sudah melekat ke dalam struktur dinding juga tetap dipertahankan dengan sedikit penataan," jelas Diana.
Sumber: www.kompas.com
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis dan industri yang semakin kompleks, manajemen rantai pasok (SCM) yang mengadopsi prinsip Lean, Agile, Resilient, dan Green (LARG) menjadi sangat penting. Paper ini membahas bagaimana penerapan keempat prinsip tersebut dalam bidang teknik, bisnis, dan manajemen dapat meningkatkan daya saing serta keberlanjutan operasional perusahaan. Studi ini dilakukan melalui tinjauan sistematis terhadap 32 publikasi yang membahas penerapan LARG dalam berbagai industri.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan PRISMA untuk mengumpulkan data dari database Scopus dan Google Scholar dengan kriteria tertentu, seperti rentang waktu 2000-2023, artikel yang ditulis dalam bahasa Inggris, serta fokus pada industri teknik, bisnis, dan manajemen. Dari 65 artikel yang ditemukan, setelah melalui berbagai tahap seleksi, tersisa 32 artikel yang dianalisis secara mendalam.
Temuan Utama
Kesimpulan dan Rekomendasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa LARG merupakan konsep yang masih berkembang tetapi memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing rantai pasok di berbagai industri. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan model kuantitatif yang lebih presisi dalam mengukur dampak implementasi setiap prinsip LARG. Selain itu, kolaborasi antara akademisi dan praktisi bisnis diperlukan untuk mengatasi tantangan yang ada.
Sumber Artikel: Khanzadi, F., Radfar, R., & Pilevari, N. (2024). A review of lean, agile, resilient, and green (LARG) supply chain management in engineering, business and management areas. Decision Science Letters, 13, 287–306.
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis dan industri yang semakin kompleks, manajemen rantai pasok (SCM) yang mengadopsi prinsip Lean, Agile, Resilient, dan Green (LARG) menjadi sangat penting. Paper ini membahas bagaimana penerapan keempat prinsip tersebut dalam bidang teknik, bisnis, dan manajemen dapat meningkatkan daya saing serta keberlanjutan operasional perusahaan. Studi ini dilakukan melalui tinjauan sistematis terhadap 32 publikasi yang membahas penerapan LARG dalam berbagai industri.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan PRISMA untuk mengumpulkan data dari database Scopus dan Google Scholar dengan kriteria tertentu, seperti rentang waktu 2000-2023, artikel yang ditulis dalam bahasa Inggris, serta fokus pada industri teknik, bisnis, dan manajemen. Dari 65 artikel yang ditemukan, setelah melalui berbagai tahap seleksi, tersisa 32 artikel yang dianalisis secara mendalam.
Temuan Utama
Kesimpulan dan Rekomendasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa LARG merupakan konsep yang masih berkembang tetapi memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing rantai pasok di berbagai industri. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan model kuantitatif yang lebih presisi dalam mengukur dampak implementasi setiap prinsip LARG. Selain itu, kolaborasi antara akademisi dan praktisi bisnis diperlukan untuk mengatasi tantangan yang ada.
Sumber Artikel: Khanzadi, F., Radfar, R., & Pilevari, N. (2024). A review of lean, agile, resilient, and green (LARG) supply chain management in engineering, business and management areas. Decision Science Letters, 13, 287–306.
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025
Pendahuluan
Paper ini, yang ditulis oleh Abdullah Mohammed Alharbi, membahas dampak dari supply chain leanness (efisiensi), agility (kelincahan), dan resilience (ketahanan) terhadap kinerja ritel makanan di Arab Saudi. Studi ini mengkaji bagaimana ketiga elemen ini dapat diintegrasikan untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan sektor ritel makanan.
Kerangka Konseptual dan Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan teori kapabilitas dinamis untuk mengembangkan model konseptual. Studi dilakukan melalui metode campuran (mixed-methods):
Studi Kasus: Tantangan Rantai Pasok di Sektor Ritel Makanan
Penelitian ini menunjukkan bahwa agility dan resilience berperan penting dalam menjaga stabilitas rantai pasok di tengah krisis.
Strategi Meningkatkan Efisiensi, Kelincahan, dan Ketahanan Rantai Pasok
1. Lean Supply Chain untuk Efisiensi
2. Agile Supply Chain untuk Respons Cepat
3. Resilient Supply Chain untuk Ketahanan Jangka Panjang
Temuan Utama dan Implikasi bagi Manajemen Rantai Pasok
Kritik dan Evaluasi
Beberapa keterbatasan dari penelitian ini:
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa kombinasi lean, agility, dan resilience sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan sektor ritel makanan. Dengan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko, meningkatkan efisiensi operasional, dan memastikan stabilitas rantai pasok dalam jangka panjang.
Sumber Artikel:
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025
Pendahuluan
Paper ini, yang ditulis oleh Saleh Fahed Alkhatib dan Rahma Asem Momani, membahas hubungan antara resiliensi rantai pasok (SCR) dan kinerja operasional, dengan fokus pada peran teknologi digital dalam sektor manufaktur di Yordania. Studi ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana agility (kelincahan), flexibility (fleksibilitas), dan collaboration (kolaborasi) dalam rantai pasok memengaruhi kinerja operasional, serta bagaimana teknologi digital memperkuat hubungan tersebut.
Definisi dan Kerangka Konseptual
Paper ini mengidentifikasi tiga dimensi utama dari resiliensi rantai pasok:
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dan menganalisis 372 kuesioner dari 71 perusahaan manufaktur di Yordania.
Studi Kasus: Gangguan Global dan Dampaknya pada Rantai Pasok
Paper ini menyoroti dampak beberapa gangguan besar terhadap rantai pasok manufaktur:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SCR berkontribusi positif terhadap kinerja operasional, dan penggunaan teknologi digital semakin memperkuat hubungan ini.
Strategi Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok dengan Teknologi Digital
1. Supply Chain Agility (SCA) untuk Respons Cepat
2. Supply Chain Flexibility (SCF) untuk Adaptasi Cepat
3. Supply Chain Collaboration (SCC) untuk Efisiensi yang Lebih Baik
Metrik Keberhasilan Integrasi Teknologi Digital dalam SCR
Paper ini mengidentifikasi beberapa KPI utama dalam menilai efektivitas strategi rantai pasok:
Kritik dan Evaluasi
Meskipun penelitian ini memberikan wawasan berharga, ada beberapa aspek yang bisa diperbaiki:
Kesimpulan
Paper ini menegaskan bahwa resiliensi rantai pasok memiliki dampak signifikan terhadap kinerja operasional, dan teknologi digital memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan ini. Dengan mengadopsi strategi yang berbasis digital, perusahaan manufaktur di Yordania dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan mempercepat pemulihan dari gangguan.
Sumber Artikel:
Rantai Pasok Resilien dan Adaptif
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025
Pendahuluan
Paper ini, yang ditulis oleh Maryam Lotfi, ManMohan Sodhi, dan Canan Kocabasoglu-Hillmer, membahas bagaimana usaha untuk mencapai resiliensi dapat selaras atau bertentangan dengan praktik lean dan agile dalam rantai pasok. Studi ini penting karena perusahaan sering menghadapi dilema antara efisiensi, fleksibilitas, dan ketahanan.
Definisi dan Kerangka Konseptual
Paper ini mengidentifikasi tiga elemen utama dalam manajemen rantai pasok:
Penelitian ini menyoroti potensi konflik antara lean dan resilience, di mana strategi lean yang terlalu ekstrem dapat membuat rantai pasok lebih rentan terhadap guncangan eksternal.
Studi Kasus: Dampak Gangguan Global terhadap Rantai Pasok
Paper ini menyoroti beberapa contoh gangguan yang menunjukkan pentingnya keseimbangan antara lean, agile, dan resilience:
Studi ini menemukan bahwa kombinasi lean, agile, dan resilience dapat menciptakan rantai pasok yang lebih seimbang dan tangguh.
Strategi Meningkatkan Integrasi Lean, Agile, dan Resilience
1. Menghindari Lean yang Berlebihan
2. Mengadopsi Agility untuk Fleksibilitas
3. Membangun Resilience untuk Stabilitas Jangka Panjang
Metrik Keberhasilan Integrasi Lean, Agile, dan Resilience
Paper ini mengidentifikasi beberapa KPI utama dalam mengukur efektivitas strategi rantai pasok:
Kritik dan Evaluasi
Meskipun paper ini memberikan wawasan mendalam, terdapat beberapa aspek yang dapat diperbaiki:
Kesimpulan
Paper ini menegaskan bahwa usaha untuk mencapai resiliensi harus selaras dengan strategi lean dan agile agar tidak menciptakan ketidakseimbangan dalam rantai pasok. Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko gangguan, meningkatkan efisiensi operasional, dan mempertahankan daya saing di pasar global.
Sumber Artikel: