Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Infrastruktur Baru Kolam Retensi Andir dan Polder: Langkah Tepat Pengendalian Banjir Bandung Selatan

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


Bandung, Kompas.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Cekungan Andir dan empat polder di Provinsi Bandung sebagai bagian dari upaya pengendalian banjir di selatan Provinsi Bandung. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pencegahan Pencemaran dan Pengendalian Pencemaran di Sungai Citarum.

Didesain oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, salah satu departemen tata air, Tambak Andir memiliki luas tangkapan 149 hektar dan tampungan 160.000 m3. Waduk ini digunakan untuk menampung dan memompa banjir yang terjadi di wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah.

Saat itu dibangun empat polder yaitu polder Ciparai, polder Bojongsoang, polder Silni dan juga polder Lanchaek untuk mencegah banjir di sekitar Sungai Citarum. Polder adalah sistem pengelolaan air yang terdiri dari bendungan, katup, dan pompa.

Diharapkan dengan adanya bangunan pendukung ini dapat mengurangi permasalahan banjir di Bandung Selatan dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Selain Bendungan Andir dan empat polder di kawasan Bandung, Kementerian PUPR juga membangun empat polder di sekitar Sungai Citarum untuk mencegah banjir. Keempat polder tersebut adalah polder Cipalasari-1, polder Cipalasari-2, polder Cijambe, dan polder Cisangkuy.

Polder adalah sistem pengelolaan air yang terdiri dari bendungan, bendungan dan pompa. Polder Cipalasari-1 dan Polder Cipalasari-2 memiliki luas 22 dan 21 hektare serta memiliki kapasitas tampung yang sama yakni 1.250 meter kubik. Polder Cijambe memiliki daerah tangkapan air terluas yaitu 137 hektare dan memiliki kapasitas tampung yang sama dengan dua polder sebelumnya.

Lanskap yang dipulihkan ini akan mengurangi dampak banjir di sekitar Sungai Citarum, sumber air utama masyarakat Jawa Barat.

Proyek Citarum Harum yang bertujuan untuk mengendalikan banjir dan pencemaran di Sungai Citarum dilaksanakan melalui kolaborasi multipihak. Salah satu bangunan yang dibangun dalam proyek ini adalah polder Cisangkuy dan kolam retensi Cieunteung.

Polder Cisangkuy memiliki luas daerah tangkapan air 8 hektar dan kapasitas tampung 450 m3. Luas kolam Waduk Xientong adalah 4,75 hektar dan volume tampungan 190.000 m3. Bangunan-bangunan ini memiliki dua fungsi untuk menampung dan mengurangi banjir yang sering terjadi di wilayah selatan Bandung.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memuji proyek tersebut sebagai contoh keberhasilan proyek Harum Citarum. Struktur ini diharapkan dapat membantu masyarakat terhindar dari dampak negatif banjir.

Disadur: kompas.com

 

Selengkapnya
Infrastruktur Baru Kolam Retensi Andir dan Polder: Langkah Tepat Pengendalian Banjir Bandung Selatan

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Optimalkan Pemanfaatan Bendungan Bintang Bano: Tantangan dan Progres Pembangunan Jaringan Irigasi

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR melakukan rehabilitasi peningkatan dua Daerah Irigasi (DI) untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dari Bendungan Bintang Bano di Sumbawa Barat, NTB.

Yaitu DI Kalimantong II 2.500 hektar dan pembangunan DI Bintang Bano 4.200 hektar. Keduanya berada di hilir Bendungan Bintang Bano yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (14/01/2022).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, bendungan multifungsi Bintang Bano manfaatnya untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 hektar. Dulunya 4.200 hektar merupakan tadah hujan dan belum diolah dengan baik.

"Diharapkan dengan adanya bendungan ini akan bisa ditanami padi 2 kali dalam setahun," kata Basuki dalam keterangan pers, Sabtu (15/01/2022).

Pembangunan bendungan memang harus diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Agar bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan.

"Karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," ujarnya.

Kepala BWS Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi menambahkan, saat ini eksisting jaringan irigasi pada DI Kalimantong yang sudah ada seluas 2.500 hektar tengah dilakukan rehabilitasi pada tahun 2022.

Selain itu juga telah terkontrak 4 paket pekerjaan untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluas 4.200 hektar.

"Semuanya nanti akan menjadi satu sumber pengairan dari Bendungan Bintang Bano untuk untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 hektar," kata Hendra.

Menurut dia, untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluruhnya ditargetkan akan rampung pada tahun 2023.

Berdasarkan data untuk paket 1 pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano dilaksanakan oleh kontraktor PT PP dengan nilai kontrak Rp 233 miliar.

Lingkup pekerjaannya adalah pembangunan saluran irigasi sepanjang 1,93 kilometer, pekerjaan bangunan irigasi Bintang Bano.

Lalu, pekerjaan peningkatan Jaringan Irigasi Kalimantong II yang meliputi Kanan sepanjang 25,61 kilometer dan Kiri sepanjang 23,22 kilometer, pekerjaan rehab Bendung Kalimantong II, dan bangunan penunjang.

Selanjutnya untuk paket 2, pekerjaannya mencakup pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 12 kilometer, pekerjaan Talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang.

Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Haka-Ananta, KSO dengan nilai kontrak Rp 137 miliar.

Sementara untuk paket 3 dikerjakan pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 11,33 kilometer, pekerjaan terowongan Moteng-Sekoto sepanjang 1.224 meter.

Lalu, pekerjaan talang 8 unit, dan pekerjaan penunjang. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya-Lestari KSO dengan nilai kontrak Rp 238 miliar.

Terakhir, untuk paket 4 dilaksanakan pekerjaan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 20,603 kilometer, pekerjaan talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang.

Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya-Taruna-Gemuntur, KSO dengan nilai kontrak Rp 174 miliar.

Sumber: kompas.com

Selengkapnya
Optimalkan Pemanfaatan Bendungan Bintang Bano: Tantangan dan Progres Pembangunan Jaringan Irigasi

Perindustrian

PT. OVO: Perjalanan Menjadi Unicorn FinTech Pertama di Indonesia

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 16 April 2024


OVO, platform pembayaran digital di bawah PT Visionet Internasional, berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Diluncurkan pada tahun 2017 dengan otorisasi dari Bank Indonesia, OVO dengan cepat menjadi terkenal dan mengamankan posisinya sebagai layanan pembayaran digital terdepan di Indonesia pada tahun 2019. Didukung oleh Grab dan investor lokal, OVO mencetak sejarah di tahun 2019 dengan menjadi unicorn teknologi finansial pertama di Indonesia.

Sejarah

OVO, yang lahir dari Grup Lippo, mendapatkan persetujuan regulator sebagai entitas fintech di seluruh Indonesia pada bulan September 2017, dengan mendapatkan lisensi uang elektronik dari Bank Indonesia. Dioperasikan di bawah PT Visionet International, perusahaan layanan keuangan digital milik Grup Lippo, OVO memperkenalkan dompet digitalnya pada September 2017. Tokyo Century Corporation melakukan investasi penting sebesar US$116 juta pada bulan Desember 2017, dengan mengakuisisi 20% saham perusahaan. OVO memperluas penawaran keuangannya pada tahun 2018, menarik investasi dari Grab.

Tokopedia, raksasa e-commerce Indonesia, bergabung dengan jajaran investor pada bulan Maret 2019, meningkatkan valuasi OVO menjadi US$2,9 miliar. Pada bulan Oktober 2019, OVO meraih status unicorn, menjadi unicorn teknologi finansial pertama di Indonesia dan unicorn kelima di Indonesia secara keseluruhan. Pergantian kepemimpinan terjadi pada tahun 2019, dengan Karaniya Dharmasaputra ditunjuk sebagai presiden direktur.

Grab meningkatkan kepemilikan sahamnya di OVO menjadi 79,5% pada tahun 2021, dan kemudian mencapai 90% kepemilikan setelah mengakuisisi saham dari Tokopedia dan Lippo Group pada Oktober 2021. Dyak NK Makhijani mengambil peran sebagai Presiden Komisaris di PT Visionet Internasional pada Agustus 2022, menandai kepemilikan dominan Grab atas OVO.

Produk dan layanan

OVO, yang terutama berfokus pada pembayaran digital dengan lisensi uang elektroniknya, muncul sebagai dompet digital terkemuka di Indonesia untuk transaksi online dan offline, berdasarkan laporan tahun 2021 oleh Kadence International.

Selain bisnis intinya, OVO merambah ke bidang jasa keuangan, menawarkan fasilitas pinjaman melalui Taralite, sebuah perusahaan pinjaman P2P yang diakuisisi pada tahun 2019. OVO juga menyediakan produk investasi dan asuransi melalui kolaborasi dengan mitra di bawah OVO | Investasikan dan OVO | Proteksi masing-masing.

Berkolaborasi dengan pemain kunci seperti Adira Finance, Bank BRI, Manulife Aset Manajemen Indonesia, dan Prudential Indonesia, OVO memperluas rangkaian layanan keuangannya untuk memenuhi beragam kebutuhan konsumen.

 

Disadur dari: en.wikipedia.org 

Selengkapnya
PT. OVO: Perjalanan Menjadi Unicorn FinTech Pertama di Indonesia

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Solusi Adaptasi Terhadap Banjir Rob: Kolam Retensi sebagai Langkah Pemali Juana dalam Menghadapi Perubahan Iklim di Pesisir Utara Pulau Jawa

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Daerah-dareah di pesisir utara Pulau Jawa merupakan kawasan yang rentan terkena banjir di pesisir pantai karena masuknya air laut ke daratan atau dikenal dengan banjir rob.

Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini adalah membangun kolam retensi atau yang dikenal sebagai sistem long storage di daerah pantai.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Pemali Juana, Yulius dalam acara Talkshow "Apakah Kita Tangguh Terhadap Perubahan Iklim?", Rabu (27/10/2021).

Menurut Yulius, konsep penanganan rob yang akan dilakukan PJSA Pemali Juana adalah menutup saluran masuknya air dari laut, terutama di hilir sungai dengan menerapkan sistem long storage.

“Long storage ini nantinya menjadi area tampungan agar air rob agat tidak masuk ke pemukiman masyarakat. Sistem ini juga bisa digunakan untuk menampung air saat hujan deras,” jelasnya.

Air yang tertampung dalam long storage tersebut kemudian akan dikeluarkan menuju ke laut menggunakan bantuan pompa.

Bahkan saat ini telah direncakan untuk membangun kolam retensi di perbatasan Semarang-Demak yang sangat rawan terjadi banjir rob. Kolam retensi akan dibangun pada area seluas 225 hektar.

Selain pembangunan kolam retensi, Yulius mengatakan, PJSA Pemali Juana juga melakukan normalisasi sungai yakni Sungai Babon (Semarang) dan Sungai Sayung (Demak).

“Normalisasi sungai ini menjadi tugas besar bagi kami karena tampungan kedua sungai ini dinilai masih kecil. Sekarang kita telah melakukan pelebaran di saluran Sungai Sayung hingga 25 meter,” papar Yulius.

Selain di daerah Semarang dan Demak, penanganan rob juga dilakukan di Pekalongan. Salah satunya adalah penandatanganan kontrak untuk pekerjaan pengendalian rob di Sungai Lodji dan Sungai Banger.

“Dalam pengerjaan proyek ini, kami harap ada dukungan dari seluruh stakeholder dan masyarakat karena pasti ada dampak sosial yang ditimbulkan,” tambah Yulius.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Solusi Adaptasi Terhadap Banjir Rob: Kolam Retensi sebagai Langkah Pemali Juana dalam Menghadapi Perubahan Iklim di Pesisir Utara Pulau Jawa

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Solusi Banjir Palembang: Kementerian PUPR Bangun Dua Kolam Retensi di Sungai Bendung

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menuntaskan pembangunan dua kolam retensi di Palembang, Sumatera Selatan.

Pembangunan dua kolam retensi dilakukan untuk mereduksi banjir akibat melimpasnya Sungai Bendung yang bermuara di Sungai Musi.

Sungai Bendung sering melimpas dan mengakibatkan genangan seluas 285 hektar karena pada saat musim hujan terjadi arus balik (backwater) dari Sungai Musi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia.

Selain itu, pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau dan pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir.

"Dalam pelaksanaan mitigasi dan pengurangan risiko bencana, penerapan teknologi sangat penting seperti bendungan pengendali banjir, Sabo Dam, jembatan bailey, dan rumah tahan gempa," ujar Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Jumat (29/1/2021).

Kolam retensi yang dibangun di muara Sungai Bendung seluas 0,93 hektar dengan kapasitas 30.000 meter kubik digunakan sebagai tampungan air pada musim hujan.

Kolam dilengkapi 6 pompa berkapasitas masing-masing 6.000 liter per detik dan bangunan rumah pompa dan genset.

Fungsi pompa banjir ini adalah memompa air dari Sungai Bendung menuju Sungai Musi pada saat tinggi muka air Sungai Musi lebih tinggi dari Sungai Bendung.

Lokasi pembangunan kolam dan pompa pengendali banjir berada di Jalan Aligatmir, Kecamatan Ilir Timur III, Kota Palembang.

Pekerjaan pembangunan pompa tersebut dilakukan oleh PT SAC Nusantara dan PT Basuki Rahmanta Putra dengan skema kerja sama operasi (KSO) dengan nilai kontrak Rp 233,91 miliar.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Birendrajana mengatakan, revitalisasi Kolam Retensi Komplek Brimob di Jalan Demang Lebar Daun telah selesai dilakukan.

Revitalisasi dilakukan untuk memperluas kolam retensi hingga sekitar 3 hektar dan dilengkapi dengan sistem pompa air berkapasitas 2x250 liter per detik untuk mengalirkan kelebihan air ke aliran Sungai Sekanak.

Total anggaran pembangunannya mencapai sekitar Rp 18 miliar yang dilakukan secara bertahap sejak Tahun 2018 hingga 2019.

"Hingga saat ini revitalisasi Kolam Retensi Komplek Brimob sudah terbukti cukup efektif dimana sudah tidak lagi ada genangan di Jalan Demang Lebar Daun saat hujan turun," tutur Birendrajana.

Sumber: Artikel: kompas.com

 

Selengkapnya
Solusi Banjir Palembang: Kementerian PUPR Bangun Dua Kolam Retensi di Sungai Bendung

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Optimalkan Potensi Pertanian: Kementan Dorong Pengembangan Sistem Irigasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani Tabanan

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 16 April 2024


KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menggulirkan program irigasi pertanian berupa embung dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Pertanian (RJIT) untuk sejumlah petani di Kabupaten Tabanan, Bali.

Program bantuan irigasi pertanian tersebut diklaim mampu mendorong peningkatan kesejahteraan para petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, produktivitas pertanian di Kabupaten Tabanan akan melonjak drastis dengan adanya saluran irigasi yang baik.

Sebab, kata dia, keberadaan air merupakan faktor penting dalam pengembangan budi daya pertanian. Tanpa air, produktivitas pertanian tidak dapat berkembang dengan maksimal.

"Dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman yang diperoleh dari air hujan, sistem irigasi atau dengan sumber air permukaan menjadi solusi untuk tingkatkan produktivitas pertanian," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (10/2/2022).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, irigasi merupakan program strategis dalam konteks pengairan lahan.

Oleh karenanya, sebut dia, irigasi pengairan pertanian harus berjalan baik. Sebab, pertanian tidak boleh terganggu oleh faktor apapun.

"Keberadaan irigasi pertanian membuat petani tak khawatir meski memasuki musim kemarau. Ini karena, irigasi akan memasok air sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga," ucap Ali.

Selain penting bagi keberlanjutan sektor pertanian, Ali menilai, keberadaan air mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) petani.

Ia menjelaskan, keberadaan irigasi juga menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitas mereka.

"Ada tiga aspek dari keberadaan irigasi pertanian, yaitu produktivitas, peningkatan IP pertanian, dan meningkatnya kesejahteraan petani," imbuh Ali.

Tak hanya itu, lanjut dia, keberadaan irigasi juga menjadi faktor penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Hal tersebut terjadi lantaran irigasi dapat memberikan pasokan air stabil untuk lahan sawah, sehingga perkembangan budi daya padi petani bisa berjalan dengan baik.

"Irigasi adalah water management. Irigasi berfungsi mengatur air, baik air hujan maupun air tanah. Irigasi bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan di sawah, tetapi juga bisa untuk mendukung aktivitas lainnya," imbuh Ali.

Ia berharap, irigasi bisa dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan pendapatan petani.

Sementara itu, Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP Kementan Rahmanto berharap, irigasi pertanian tidak hanya dimanfaatkan untuk sektor tanaman pangan, tetapi juga sektor hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

"Air adalah faktor teknis bagi terangkatnya produktivitas pertanian. Pada akhirnya, kesejahteraan petani juga meningkat," katanya.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Optimalkan Potensi Pertanian: Kementan Dorong Pengembangan Sistem Irigasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani Tabanan
« First Previous page 596 of 773 Next Last »