Perhubungan

10 Pesawat Terbang yang Mengubah Dunia: Dari Awal Penerbangan Hingga Era UAV

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Sejarah penerbangan internasional telah melihat pengembangan pesawat terbang dari alat transportasi massal hingga instrumen pertahanan negara-negara di seluruh dunia. Inovasi dalam pengembangan pesawat telah memberikan dampak luas, bahkan menyentuh sektor di luar penerbangan. Berikut adalah sepuluh pesawat terbang yang dianggap mengubah dunia menurut Air & Space Magazine.

Pesawat Wright Flyer versi 1905 menandai titik balik dalam sejarah penerbangan dengan menjadi pesawat praktis pertama di dunia. Setelah sukses kecil Wright Flyer pada 1903, Orville dan Wilbur Wright memutuskan untuk mengalihkan operasi penerbangan ke Huffman Prairie. Di sana, mereka berhasil mengembangkan model 1905 yang mampu terbang dengan mesin utilitas praktis.

Junker F13, yang pertama kali terbang pada 1919, dianggap sebagai pesawat pertama yang mengantisipasi awal transportasi udara modern. Konstruksi logamnya membuatnya lebih kokoh dan kurang rentan terhadap kerusakan dibandingkan pesaingnya yang terbuat dari kayu dan kain. F13 juga dirancang untuk mengangkut penumpang di kabin tertutup, menandai langkah penting dalam evolusi pesawat penumpang.

Boeing 314, di tangan Pan American Airways, membuka rute surat dan penumpang melintasi Atlantik dan Pasifik. Pesawat ini merupakan seri perdana penerbangan pada masanya dan mengukir sejumlah rekor. Layanan mewah yang disediakan di dalam kabin Boeing 314 menjadikannya ikon penerbangan pada zamannya.

Enola Gay, sebuah B-29 Superfortress, menjadi pesawat berkemampuan nuklir pertama di dunia. Pada 6 Agustus 1945, Enola Gay digunakan dalam pengeboman Hiroshima, Jepang, yang mempercepat berakhirnya Perang Dunia II. Pesawat ini juga menjadi yang pertama dengan kompartemen bertekanan untuk awak pesawat.

Mikoyan-Gurevich MiG-15, pesawat pencegat jet pertama Uni Soviet, memainkan peran penting dalam Perang Korea. Performa dan teknologi mutakhir MiG-15 memberikan legitimasi pada senjata udara Soviet dan memperkuat kesan akan kekuatan militer mereka di masa awal Perang Dingin.

Sikorsky S-55, helikopter dengan model baling-baling yang benar-benar mengubah sejarah, menjadi sangat populer karena kemampuannya untuk mengisi berbagai peran dalam transportasi pasukan, kargo, dan evakuasi korban. Produksinya yang mencapai lebih dari 1.700 unit membuatnya menjadi salah satu helikopter paling sukses pada masanya.

Pesawat Cessna 172, dengan desain klasiknya yang ringan, menjadi pesawat ringan produksi massal paling sukses dalam sejarah penerbangan. Kemampuannya untuk diubah menjadi bahan bakar jet memperluas jangkauan penggunaan dan popularitasnya di dunia penerbangan.

Learjet 23, pesawat jet bisnis pertama, disertifikasi di bawah peraturan penerbangan federal bagian 23, membuatnya lebih mudah untuk lolos dari proses persetujuan badan penerbangan AS. Dengan jangkauan dan kecepatan yang impresif, Learjet 23 membawa pengalaman penerbangan bisnis ke tingkat berikutnya.

Boeing 747, dikenal sebagai "Queen of the Skies", mengubah paradigma penerbangan internasional dengan kemampuannya untuk membawa penumpang dalam jumlah besar. Bandara di seluruh dunia harus mengadaptasi infrastruktur mereka untuk menerima pesawat berukuran besar ini, yang telah membawa jutaan orang ke tujuan mereka sejak diperkenalkan pada 1970.

General Atomics Predator MQ-1, UAV generasi pertama yang membunuh manusia, telah mengubah aturan perang modern. Penggunaannya dalam misi militer dan sipil, serta penggunaannya sebagai platform kamera film di industri hiburan, membuat Predator MQ-1 memiliki dampak yang luas dalam dunia nyata dan fantasi.

Ini adalah pesawat-pesawat yang secara signifikan mengubah dunia penerbangan dan mempengaruhi sejarah dunia dalam berbagai cara.

Disadur dari Artikel : kompas.com

 

Selengkapnya
10 Pesawat Terbang yang Mengubah Dunia: Dari Awal Penerbangan Hingga Era UAV

Perhubungan

Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma: Sejarah dan Transformasi Pangkalan Udara Menjadi Bandar Udara Komersial

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, yang terletak di Jakarta, Indonesia, memiliki sejarah yang panjang dan mengalami transformasi signifikan dari pangkalan udara menjadi bandar udara komersial. Bandar udara ini juga merupakan markas Komando Operasi Angkatan Udara I dan terletak di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Pada tanggal 10 Januari 2014, Halim Perdanakusuma mulai digunakan sebagai bandar udara komersial untuk wilayah Jabodetabekpunjur, dengan tujuan mengurangi kepadatan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Pada abad ke-17, daerah Cililitan, di mana Halim Perdanakusuma berada saat ini, merupakan tanah partikelir yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Tanah tersebut dikenal sebagai Tandjoeng Ost. Pada tahun 1924, sebagian tanah perkebunan karet di Cililitan dijadikan lapangan terbang pertama di kota Batavia. Lapangan terbang tersebut diberi nama Vliegveld Tjililitan dan terletak di wilayah Meester Cornelis. Pada tahun yang sama, lapangan terbang ini menjadi tujuan penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda dengan kedatangan pesawat dari Amsterdam. Pesawat Fokker tersebut mengalami perjalanan yang cukup panjang dan pernah mengalami kecelakaan serta kerusakan di Yugoslavia (sekarang Serbia) sebelum tiba di Cililitan.

Lapangan terbang Tjililitan juga berperan dalam peresmian Bandar Udara Internasional Kemayoran dengan menerbangkan pesawat Douglas DC-3 menuju Kemayoran yang baru saja diresmikan. Pada tanggal 20 Juni 1950, lapangan terbang ini sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah Indonesia oleh Belanda. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1952, lapangan terbang ini diganti namanya menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk menghormati Abdul Halim Perdanakusuma, seorang pejuang yang gugur dalam tugasnya.

Selain sebagai pangkalan militer, Halim Perdanakusuma juga digunakan sebagai bandar udara sipil utama di Jakarta bersama dengan Bandar Udara Kemayoran. Pada tahun 1974, Halim Perdanakusuma harus berbagi penerbangan internasional dengan Kemayoran karena padatnya jadwal penerbangan di Kemayoran. Namun, peran Halim Perdanakusuma sebagai bandar udara sipil berkurang ketika Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dibangun di Cengkareng. Setelah Kemayoran ditutup, Halim Perdanakusuma lebih fokus pada kepentingan militer. Namun, pada tahun 2013, Halim Perdanakusuma kembali digunakan untuk penerbangan komersial dengan memberikan slot/jam untuk penerbangan domestik dan internasional, guna mengurangi kepadatan jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Pada 26 Januari 2022, Bandara Halim ditutup sementara untuk direvitalisasi selama 3,5 bulan. Selama periode tersebut, semua penerbangan dialihkan ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Namun, pada tanggal 1 September 2022, Bandara Halim dibuka kembali untuk penerbangan komersial, dengan maskapai Citilink menjadi penerbangan komersial pertama yang melayani bandara tersebut. Halim Perdanakusuma terus mengalami perkembangan dan menjadi salah satu bandar udara penting di wilayah Jabodetabekpunjur, memberikan alternatif bagi penumpang yang ingin bepergian dari Jakarta.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma: Sejarah dan Transformasi Pangkalan Udara Menjadi Bandar Udara Komersial

Perhubungan

Suhu Dingin di Dalam Pesawat: Mengapa Begitu?

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Pusat Hidro-oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) telah menemukan sebuah bahaya potensial di Selat Bangka yang dapat mengancam keselamatan pelayaran. Mereka menemukan kerangka kapal di kedalaman 7,5 meter yang berada di sekitar alur pelayaran Selat Bangka yang direkomendasikan. Komandan Pushidrosal, Laksamana Madya TNI Agung Prasetiawan, menjelaskan bahwa kerangka kapal tersebut memiliki panjang 132 meter dan lebar 15 meter, dan telah ditumbuhi terumbu karang.

Temuan ini bermula dari laporan United Kingdom Hydrographic Office (UKHO) tentang dua kapal yang terdampar di dasar laut Selat Bangka, yaitu MV Hyundai Anterp pada November 2020 dan MV Posidana pada Februari 2021. Berdasarkan laporan tersebut dan demi keamanan pelayaran, Pushidrosal sebagai Lembaga Hidrografi Nasional telah mengeluarkan Berita Pelaut Indonesia (BPI) Nomor 18 pada 30 April. Mereka juga mengirim Tim Survei Tanggap Segera dan KRI Pollux-935 untuk melakukan survei investigasi di Selat Bangka. KRI Pollux-935 adalah kapal survei yang baru-baru ini diresmikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) untuk menjadi bagian dari Pushidrosal.

Melalui survei investigasi tersebut, Pushidrosal berhasil menemukan kerangka kapal di Selat Bangka. Untuk melakukan investigasi lebih lanjut, KRI Pollux menggunakan peralatan Sidescan Sonar dan Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk konfirmasi visual. Hasil konfirmasi visual menunjukkan adanya jejak huruf A dan G pada buritan kerangka kapal, yang mengindikasikan bahwa kapal tersebut adalah MV Pagaruyung yang tenggelam pada September 2003. Laksamana Agung menjelaskan bahwa hampir seluruh bangunan kapal telah ditumbuhi terumbu karang dan menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya.

Setelah menemukan kerangka kapal ini, Pushidrosal segera mengeluarkan pembaruan BPI minggu ke-34 tentang Perubahan Penggantian Data Lama. Kedalaman yang sebelumnya tercatat 8,6 meter diubah menjadi 7,5 meter berdasarkan hasil temuan ini. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan navigasi dan pelayaran di Selat Bangka.

Temuan ini menunjukkan betapa pentingnya peran Pushidrosal dalam menjaga keamanan dan keselamatan pelayaran di Indonesia. Dengan melakukan survei dan investigasi secara terus-menerus, mereka dapat mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya serta memberikan informasi yang akurat kepada para pelaut. Hal ini akan membantu dalam mengurangi risiko kecelakaan pelayaran dan menjaga keselamatan kapal dan awaknya saat melintasi Selat Bangka maupun perairan lainnya di Indonesia.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Suhu Dingin di Dalam Pesawat: Mengapa Begitu?

Perhubungan

Penambahan dan Perubahan Trayek Tol Laut: Meningkatkan Pelayanan Angkutan Barang di Indonesia

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menambahkan dua trayek baru dalam jaringan Tol Laut di Indonesia. Dengan penambahan ini, jumlah trayek Tol Laut tahun 2022 menjadi 34, meningkat dari sebelumnya yang hanya 32. Selain itu, terdapat juga perubahan rute dalam trayek Tol Laut yang sebelumnya telah beroperasi. Keputusan mengenai perubahan ini tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor KP - DJPL 8 Tahun 2022. Tujuan dari penambahan dan perubahan trayek Tol Laut ini adalah untuk meningkatkan pelayanan angkutan barang melalui kapal Tol Laut di seluruh wilayah Indonesia.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha, menjelaskan bahwa hal ini diperlukan untuk memastikan adanya pelayaran yang berkesinambungan dan teratur dalam penyelenggaraan angkutan barang melalui laut di seluruh wilayah Indonesia. Langkah ini dilakukan dalam rangka mendukung pendistribusian barang dan pengembangan ekonomi di daerah terpencil dan daerah yang belum berkembang, serta untuk mengurangi disparitas harga antara wilayah Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur. "Perubahan pertama jaringan trayek dalam rangka optimalisasi pelaksanaan Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang di Laut Tahun Anggaran 2022," ujar Arif.

Perubahan tersebut meliputi trayek T-11, T-19, T-22, T-23, T-24, T-25, dan T-26. Perubahan tersebut meliputi perubahan pelabuhan pangkal dan penambahan pelabuhan singgah. Selain itu, terdapat juga penambahan trayek T-30. Trayek baru T-30 Tol Laut ini akan melayani rute Tanjung Perak - Kaimana - Tanjung Perak, sehingga alur logistik di wilayah Papua Barat akan terhubung langsung dengan Pulau Jawa. Arif menjelaskan bahwa Pelabuhan Kaimana memiliki dermaga eksisting dengan panjang 123 x 8 meter yang dapat menampung kapal dengan kapasitas standar hingga 14.000 DWT dan kedalaman -8 mLWS. Hal ini menunjukkan bahwa hadirnya Tol Laut di Pelabuhan Kaimana merupakan upaya negara untuk memperlancar distribusi logistik di wilayah Timur Indonesia.

Sebelumnya, rute Tol Laut menuju Pelabuhan Kaimana telah dilayani oleh trayek T-27 yang melayani rute Merauke - Dobo - Elat - Tual - Kaimana - Biak - Serui - Nabire - Elat - Merauke. Tol Laut diharapkan dapat membantu kelancaran pasokan distribusi di daerah tersebut dan mendorong perekonomian warga sekitar melalui optimalisasi muatan balik di masa yang akan datang. Arif menjelaskan bahwa pengoperasian kapal dalam trayek Tol Laut ini dilakukan oleh Perusahaan Angkutan Laut Nasional melalui mekanisme penugasan dan pelelangan umum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 2022 hingga 31 Desember 2022.

Disadur : kompas.com

 

Selengkapnya
Penambahan dan Perubahan Trayek Tol Laut: Meningkatkan Pelayanan Angkutan Barang di Indonesia

Perhubungan

Mengatasi Tantangan Efisiensi Logistik di Indonesia: Peran Industri Pelayaran dan Program Tol Laut

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Indonesian National Shipowners Association (INSA) has stated that the national shipping industry has made various efforts to support efficiency in the logistics sector. INSA Chairman Carmelita Hartoto said that shipping companies have taken various measures to support logistics efficiency. However, she pointed out that shipping costs are only a small part of the overall logistics expenses borne by customers. The long chain of goods delivery, from warehouses to the final destination, makes it difficult for logistics costs to decrease by relying solely on shipping efficiency.

"Goods delivery logistics involve various links. It starts with inventory costs, shipper warehouses, trucking, depots, labor, forwarding or cargo agents, port THC, and shipping. We in the shipping industry have taken various efficiency measures," said Carmelita in her statement on Tuesday, November 9, 2021. Carmelita revealed that shipping companies are currently facing increasing operational costs, including a surge in fuel costs, which have doubled compared to last year. "Domestic fuel costs are 20 to 30 percent higher than international fuel prices. So, operational costs continue to rise," she explained. She added that as an archipelagic country with nearly 60 percent of its population residing in Java Island, Indonesia's logistics costs cannot be compared with other countries. For example, shipping to destinations outside Java still transports empty containers when returning to Java. However, the fuel costs remain the same when the ship returns to the port in Java.

"We have to look at shipping costs as a whole, not just piecemeal. Shipping companies also have different financial capabilities, and they rely more on their own capital to face this extraordinary pandemic," Carmelita said. It is worth noting that since 2015, the government has implemented the sea toll program, which provides subsidies to shipping companies involved in transporting goods to remote, isolated, outermost, and border areas. In 2021, there are 26 sea toll routes, which will be increased to 30 routes in 2022. The addition of these routes involves 106 ports, consisting of 9 base ports and 97 transit ports. In 2016, the sea toll subsidy amounted to IDR 218.9 billion, which increased to IDR 355 billion in 2017. Starting from 2018, the sea toll subsidy has surged to IDR 447.6 billion. In 2019, the subsidy for this program was reduced to IDR 224 billion but increased again to IDR 436 billion in 2020. In 2022, the Ministry of Transportation (Kemenhub) proposed a budget allocation of around IDR 1.3 trillion for sea transportation subsidies, with IDR 435 billion allocated for the sea toll program.

In summary, the Indonesian shipping industry has taken various measures to support logistics efficiency. However, the overall logistics costs cannot be significantly reduced by focusing solely on shipping efficiency due to the long chain of goods delivery. The industry is also facing challenges such as increasing operational costs, including a surge in fuel prices. The government has implemented the sea toll program to provide subsidies to shipping companies involved in transporting goods to remote areas, and the number of sea toll routes and ports has been gradually increasing.

Sumber: kompas.com

Selengkapnya
Mengatasi Tantangan Efisiensi Logistik di Indonesia: Peran Industri Pelayaran dan Program Tol Laut

Perhubungan

Mengenal Pentingnya Menara Suar dalam Mendukung Keamanan dan Keselamatan Pelayaran di Indonesia

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Menara suar memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung keamanan dan keselamatan pelayaran di Indonesia. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat bahwa Indonesia memiliki 285 menara suar yang dikelola oleh 25 Kantor Distrik Navigasi. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat membutuhkan sarana bantu navigasi-pelayaran (SBNP) seperti menara suar.

Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Arif Toha, menjelaskan bahwa penggunaan menara suar dan sarana bantu navigasi lainnya sangat penting untuk mendukung keamanan dan keselamatan kapal-kapal yang melintas di perairan Indonesia. Selain itu, dengan meningkatnya kualitas sistem dan jaringan transportasi, termasuk pelayaran, interaksi antara pelaku ekonomi juga semakin meningkat. Hal ini berdampak positif terhadap perkembangan perekonomian di seluruh wilayah negara.

Kementerian Perhubungan Laut menyadari pentingnya peran menara suar dalam mencapai cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia. Melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, pemerintah berperan dalam menyediakan transportasi laut yang aman, nyaman, efisien, dan tepat sasaran. Hal ini juga berkontribusi pada mobilitas penduduk, distribusi logistik, serta konektivitas antar pulau.

Dalam rangka memperingati Hari Menara Suar Indonesia yang jatuh pada 22 September 2021, Kementerian Perhubungan Laut ingin mengingatkan kembali pentingnya fungsi dan peranan menara suar bagi Indonesia dan pelayaran global. Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan, menambahkan bahwa menara suar tidak hanya berfungsi untuk keamanan dan keselamatan pelayaran, tetapi juga sebagai perlindungan lingkungan maritim. Menara suar juga berperan dalam memperkuat batas wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mengingat pentingnya peran menara suar dan pengabdian para petugas menara suar, Kementerian Perhubungan Laut mengajak seluruh masyarakat untuk memberikan apresiasi yang layak. Salah satu bentuk apresiasi yang diusulkan adalah penetapan Hari Menara Suar Nasional. Melalui pengakuan dan apresiasi ini, diharapkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya peran menara suar dalam meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan maritim di seluruh wilayah perairan Indonesia semakin meningkat.

Dalam upaya penguatan karakter kemaritiman melalui kampanye Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia, penetapan Hari Menara Suar Nasional dianggap sangat penting. Hal ini sebagai wujud penghargaan terhadap menara suar dan petugasnya dalam menjalankan tugas penting mereka.

Sumber: kompas.com

Selengkapnya
Mengenal Pentingnya Menara Suar dalam Mendukung Keamanan dan Keselamatan Pelayaran di Indonesia
« First Previous page 595 of 835 Next Last »