Teknik Industri

Spesifikasi Teknis Utama yang Perlu Dipertimbangkan

Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 28 April 2025


5 Spesifikasi Teknis Utama yang Perlu Dipertimbangkan untuk Meningkatkan Pengembangan Produk Anda
Pastikan semua orang yang terlibat dalam proses pengembangan produk memahami persyaratan teknis produk dan dapat bekerja sama untuk menciptakan produk yang berkualitas tinggi dan fungsional.

Spesifikasi teknis

Saat membuat dokumen spesifikasi produk (PSD), salah satu bagian penting adalah bagian spesifikasi teknis. Bagian ini berisi semua detail seluk-beluk tentang spesifikasi dan persyaratan teknis produk Anda, dan sangat penting untuk melakukannya dengan benar.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi apa yang perlu Anda sertakan dalam bagian spesifikasi teknis PSD Anda.

5 spesifikasi teknis utama yang perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan pengembangan produk anda

Bagian spesifikasi teknis menguraikan detail desain, fungsi, dan kinerja produk Anda. Bagian ini membantu memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam proses pengembangan produk memahami persyaratan teknis produk dan dapat bekerja sama untuk menciptakan produk fungsional yang berkualitas tinggi.

Spesifikasi teknis juga membantu pelanggan memahami kemampuan dan keterbatasan produk, yang dapat membantu mereka membuat keputusan pembelian yang tepat.

Apa yang harus dicantumkan dalam bagian spesifikasi teknis anda
Untuk membuat bagian spesifikasi teknis yang terperinci dalam dokumen spesifikasi produk Anda, Anda perlu menyertakan lima area berikut:

  • Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam produk Anda dapat secara signifikan memengaruhi kinerja dan daya tahannya. Pastikan untuk menyertakan daftar semua bahan yang digunakan dalam produk Anda dan persyaratan khusus untuk bahan tersebut. Misalnya, misalkan produk Anda dirancang untuk penggunaan di luar ruangan. Dalam hal ini, Anda mungkin perlu menentukan bahwa bahan yang digunakan harus tahan terhadap cuaca.

  • Dimensi dan berat

Dimensi dan berat adalah spesifikasi teknis penting yang dapat memengaruhi kegunaan dan portabilitas produk Anda. Pastikan untuk menyertakan pengukuran yang akurat untuk panjang, lebar, tinggi, dan berat produk.

  • Performa dan fungsionalitas

Bagian ini adalah tempat Anda menjelaskan cara kerja produk Anda dan tujuan penggunaannya. Anda harus menyertakan informasi seperti kisaran suhu pengoperasian, kapasitas beban maksimum, dan fitur atau fungsi spesifik yang dimilikinya.

  • Persyaratan listrik dan mekanik

Jika produk Anda memerlukan komponen listrik atau mekanik, sertakan spesifikasinya. Ini termasuk persyaratan voltase, catu daya, dan kondisi pengoperasian yang disarankan.

  • Persyaratan regulasi

Bergantung pada jenis produk yang Anda buat, mungkin ada persyaratan peraturan yang harus Anda penuhi. Ini dapat mencakup standar keselamatan, peraturan lingkungan, dan persyaratan khusus industri. Teliti peraturan yang relevan dan sertakan dalam spesifikasi teknis Anda.

Kesimpulan
Membuat bagian spesifikasi teknis yang komprehensif dalam PSD Anda sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam proses pengembangan produk memahami dengan jelas persyaratan teknis produk. Hal ini juga membantu pelanggan membuat keputusan pembelian yang tepat dan memastikan bahwa produk Anda memenuhi persyaratan peraturan.

Disadur dari: tungstencollaborative.com

Selengkapnya
Spesifikasi Teknis Utama yang Perlu Dipertimbangkan

Konstruksi

Cement-Based Materials untuk Pembangunan Berkelanjutan: Menakar Peluang Masa Depan

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 28 April 2025


Pendahuluan

 

Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap perubahan iklim dan krisis sumber daya, sektor konstruksi menghadapi tuntutan untuk bertransformasi. Paper "Cement Based Materials for Sustainable Development" karya A. Morbi, S. Cangiano, dan E. Borgarello (2010) memaparkan peran penting material berbasis semen dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan mengadopsi prinsip efisiensi energi, daur ulang material, emisi rendah, dan ketahanan, industri konstruksi tidak hanya mampu mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga membuka peluang profitabilitas jangka panjang.

 

Pentingnya Material Berbasis Semen dalam Pembangunan Berkelanjutan

 

Semen, meski menjadi fondasi infrastruktur modern, merupakan kontributor signifikan terhadap emisi karbon. Diperkirakan produksi 1 ton semen Portland menghasilkan sekitar 1 ton CO₂. Oleh karena itu, reformasi dalam penggunaan dan produksi material berbasis semen menjadi kunci untuk menurunkan jejak karbon industri konstruksi.

 

Konsep pembangunan berkelanjutan, sebagaimana didefinisikan oleh Brundtland Report (1987), menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan generasi mendatang. Dalam konteks ini, sektor konstruksi perlu mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan di seluruh siklus hidup material.

 

Analisis Siklus Hidup Material Berbasis Semen

 

Tahapan Siklus Hidup

Siklus hidup material konstruksi meliputi lima tahap:

  • Eksploitasi bahan baku
  • Produksi material
  • Tahap konstruksi
  • Masa pelayanan
  • Pembongkaran dan daur ulang

Pendekatan ini memastikan bahwa dampak lingkungan diperhitungkan sejak awal hingga akhir. Sebagai contoh, Life Cycle Assessment (LCA) menunjukkan bahwa produksi bahan mentah dan transportasi menjadi penyumbang terbesar emisi CO₂ dalam daur hidup beton.

 

Penghematan Energi

 

Produksi klinker, komponen utama semen, membutuhkan energi dalam jumlah besar. Peralihan ke kiln kering telah meningkatkan efisiensi energi, namun tantangan tetap ada. Data dari Jerman menunjukkan peningkatan signifikan penggunaan bahan bakar alternatif, seperti limbah ban dan lumpur limbah, dari 10% menjadi hampir 60% antara 1994 hingga 2006.

 

Emisi dan Penyerapan Karbon

 

Selain mengurangi emisi saat produksi, beton juga memiliki kemampuan alami untuk menyerap CO₂ melalui proses karbonasi. Walau demikian, sebagian besar serapan karbon ini terjadi setelah pembongkaran struktur, ketika agregat beton daur ulang (RCA) meningkatkan luas permukaan reaktif.

 

Inovasi dalam Material Konstruksi Berkelanjutan

 

Bahan Baku Alternatif dan Daur Ulang

 

Penggunaan material limbah seperti slag, fly ash, dan silica fume sebagai pengganti klinker tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga meningkatkan durabilitas beton. Menariknya, sekitar 80% material daur ulang dalam konstruksi berasal dari limbah pembongkaran.

 

Studi Kasus:

 

Di Belanda, proyek Beton Recycling berhasil menggunakan 95% limbah konstruksi untuk pembuatan beton baru, mengurangi kebutuhan akan agregat alam secara drastis.

 

Durabilitas: Kunci Efisiensi Jangka Panjang

 

Struktur yang tahan lama mengurangi kebutuhan perbaikan dan penggantian, yang berarti berkurangnya emisi dari aktivitas konstruksi berulang. Dengan menggunakan campuran semen yang menggabungkan pozzolan alami dan slag, masa pakai struktur dapat diperpanjang hingga lebih dari 100 tahun.

 

Green Building dan Sertifikasi LEED

 

Penerapan prinsip Green Building semakin menjadi standar global. Program sertifikasi LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) memberikan penghargaan berdasarkan efisiensi energi, pengelolaan air, kualitas lingkungan dalam ruangan, dan penggunaan material ramah lingkungan.

 

Kategori LEED Terkait Material Berbasis Semen:

  • Materials and Resources: Menghargai penggunaan material daur ulang.
  • Energy and Atmosphere: Mendorong efisiensi energi melalui desain insulasi yang baik.

Di Italia, proyek ITC-Lab oleh Italcementi Group berhasil menjadi bangunan pertama di negara tersebut yang meraih sertifikasi LEED Platinum.

 

Terobosan Teknologi: Masa Depan Material Berbasis Semen

 

Semen Fotokatalitik

Menggunakan titanium dioksida, semen fotokatalitik mampu mengurai polutan udara seperti NOx. Aplikasi nyata pada trotoar dan terowongan menunjukkan penurunan konsentrasi polutan hingga 25%.

 

Semen Sulfoaluminate

Jenis semen ini menawarkan jejak karbon lebih rendah berkat kandungan kalsium oksida yang lebih sedikit dan suhu klinkerisasi yang lebih rendah. Selain itu, sifat mekanisnya berkembang lebih cepat dibandingkan semen Portland biasa, mempercepat siklus konstruksi.

 

Beton Insulasi Ringan

Pengembangan beton ringan dengan densitas hingga 500 kg/m³ memungkinkan kinerja insulasi termal yang tinggi, penting untuk efisiensi energi bangunan masa depan.

 

Tren Terkini:

 

Di Eropa, regulasi energi bangunan kini mendorong penggunaan beton insulasi ringan dalam proyek-proyek baru, terutama untuk mendukung target net-zero emission pada 2050.

 

Kritik dan Perspektif Masa Depan

 

Meskipun inovasi ini menjanjikan, adopsi massal masih menghadapi tantangan biaya, resistensi industri terhadap perubahan, dan kurangnya insentif ekonomi di beberapa negara. Misalnya, meski semen sulfoaluminate lebih ramah lingkungan, biaya produksinya masih lebih tinggi dibandingkan semen Portland tradisional.

Dibandingkan dengan riset lain seperti Mehta (2002) yang menekankan pengurangan ketergantungan pada semen Portland melalui beton berbasis fly ash, pendekatan Morbi dan kolega lebih terfokus pada inovasi produk berbasis semen konvensional. Keduanya menawarkan jalur berbeda menuju konstruksi berkelanjutan, tetapi saling melengkapi.

 

Kesimpulan

 

Transformasi sektor konstruksi menuju keberlanjutan bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Dengan mengoptimalkan siklus hidup material, mengadopsi inovasi ramah lingkungan, dan memperhatikan aspek durabilitas, industri ini dapat menjadi motor utama perubahan. Seperti ditegaskan dalam dokumen PBB (2002), masa depan manusia bergantung pada keputusan bijak hari ini — dan beton yang lebih hijau mungkin menjadi fondasinya.

 

 

Sumber:

 

Morbi, A., Cangiano, S., & Borgarello, E. (2010). Cement Based Materials for Sustainable Development. Dipresentasikan di Second International Conference on Sustainable Construction Materials and Technologies, Ancona, Italy.

Tautan: http://www.claisse.info/Proceedings.htm

Selengkapnya
Cement-Based Materials untuk Pembangunan Berkelanjutan: Menakar Peluang Masa Depan

Konstruksi

Inovasi Teknologi Bahan Konstruksi: Menjawab Tantangan Lingkungan dengan Solusi Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 28 April 2025


Pendahuluan

 

Perkembangan ilmu dan teknologi di bidang konstruksi beberapa dekade terakhir mengalami lonjakan pesat, terutama dalam

inovasi material bangunan. Di tengah krisis lingkungan global dan keterbatasan sumber daya alam, dunia konstruksi dituntut untuk lebih kreatif: bukan hanya menghadirkan infrastruktur yang kuat, tetapi juga ramah lingkungan. Paper berjudul Inovasi Teknologi Bahan Konstruksi karya Rais Rachman dan tim (2021), memperkenalkan berbagai pendekatan inovatif dalam penggunaan material alternatif, termasuk pemanfaatan limbah dan bahan lokal, demi menciptakan pembangunan yang lebih berkelanjutan.

 

Dinamika Inovasi Material Konstruksi

 

Latar Belakang

Industri konstruksi berkontribusi besar terhadap konsumsi sumber daya alam dan produksi limbah. Untuk mengatasi tantangan ini, inovasi berfokus pada dua arah:

  • Penggunaan material daur ulang: seperti lumpur Sidoarjo, limbah plastik, dan fly ash.
  • Pengembangan material baru: misalnya beton ringan dan komposit plastik.

Inovasi ini tidak hanya bertujuan memperkuat struktur bangunan, tetapi juga mengurangi jejak karbon serta meningkatkan efisiensi biaya.

 

Studi Kasus Inovasi Material Konstruksi

 

1. Pemanfaatan Lumpur Sidoarjo (Lusi)

Bencana semburan lumpur panas di Sidoarjo tahun 2006 memunculkan ide kreatif untuk memanfaatkan lumpur sebagai bahan konstruksi.

Beberapa produk inovatif dari Lusi meliputi:

  • Paving Block:

Komposisi: 1 bagian semen, 3 bagian lumpur, 1 bagian pasir.

Kuat tekan: 170–200 kg/cm², sesuai kebutuhan area parkir gedung.

 

  • Genteng:

Komposisi: 1 semen, 2 lumpur, 1 pasir.

Hasil uji menunjukkan daya lentur tinggi dan ketahanan terhadap resapan air.

 

  • Beton Ringan:

Berat jenis: 1,3–1,4 kg/liter.

Kuat tekan: mencapai 20 MPa, memenuhi standar SNI 2847.

 

Analisis Tambahan:

Pemanfaatan Lusi tidak hanya mengurangi limbah bencana, tetapi juga menghasilkan material berkualitas dengan harga lebih terjangkau, sekaligus membuka peluang industri baru di sekitar area terdampak.

 

2. Inovasi Berbasis Limbah Plastik

Menghadapi 34% dominasi plastik dalam komposisi sampah, inovasi memanfaatkan plastik sebagai bahan konstruksi menjadi solusi strategis.

 

  • Paving Block Plastik:

Menggunakan plastik jenis PET dan HDPE.

Kuat tekan memenuhi standar SNI 03-0691-1996.

 

  • Genteng Komposit:

Komposisi: lelehan plastik dicampur serbuk kaca.

Penyerapan air: hanya 0,5% (jauh lebih rendah dari batas SNI 10%).

Keunggulan: ringan, kuat, dan mempercepat pemasangan.

 

Studi Kasus:

Di Jawa, produksi genteng plastik-komposit kini menjadi alternatif ekonomis yang meningkatkan kesejahteraan industri rumah tangga.

 

3. Material Inovatif untuk Perkerasan Jalan

Salah satu terobosan besar adalah penggunaan aspal plastik:

  • Proses: Limbah plastik (kresek LDPE) dicacah, dicampur ke agregat panas (±170°C) sebelum penambahan aspal.
  • Hasil Pengujian:

Penambahan 2% plastik meningkatkan stabilitas campuran AC-BC hingga 1571,37 kg.

Indeks kekuatan sisa (IKS) campuran mencapai 98,31%, menunjukkan daya tahan terhadap retak sangat baik.

 

Implementasi Nasional:

Proyek jalan dengan teknologi aspal plastik telah dijalankan di beberapa provinsi di Indonesia, seperti:

  • Ruas jalan Sipinsur-Bakara (Sumatera Utara).
  • Akses Bandara Pongtiku-Toraja (Sulawesi Selatan).

 

 

Dampak Positif Inovasi Material terhadap Lingkungan dan Sosial

 

Lingkungan

  • Reduksi Sampah: Penggunaan plastik dan lumpur mengurangi limbah yang mengotori lingkungan.
  • Pengurangan Emisi: Beton ringan dari Lusi mengurangi kebutuhan semen, salah satu produsen emisi CO₂ terbesar.

 

Ekonomi

  • Penghematan Biaya: Material inovatif menekan biaya produksi hingga 20–30% dibandingkan material konvensional.
  • Peluang Industri Baru: Industri paving, genteng, dan aspal plastik mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

 

Sosial

  • Pemberdayaan Komunitas: Industri berbasis limbah menciptakan lapangan kerja baru di masyarakat menengah ke bawah.

 

 

Kritik dan Ruang Perbaikan

 

Meskipun hasilnya menjanjikan, beberapa catatan kritis perlu diangkat:

  • Skalabilitas: Belum semua inovasi dapat diadopsi pada proyek skala besar.
  • Ketahanan Jangka Panjang: Diperlukan studi lanjut tentang ketahanan material berbasis limbah di berbagai iklim.
  • Kebutuhan Regulasi: Standarisasi nasional terkait produk inovatif masih perlu diperkuat agar adopsinya lebih luas.

Jika dibandingkan dengan riset global seperti Geopolymer Concrete (Davidovits, 1991), inovasi dalam paper ini lebih menekankan pada pendekatan berbasis local wisdom dan waste management, membuatnya lebih relevan dengan kondisi Indonesia.

 

Kaitan dengan Tren Global

 

Inovasi ini selaras dengan tren dunia menuju:

  • Circular Economy: Limbah menjadi sumber daya baru.
  • Sustainable Development Goals (SDGs): Terutama target 9 (Infrastruktur) dan 12 (Konsumsi Produksi Berkelanjutan).
  • Green Building Certification: Material daur ulang menjadi poin penting dalam sertifikasi bangunan ramah lingkungan.

 

 

Kesimpulan

 

Paper Inovasi Teknologi Bahan Konstruksi menawarkan pandangan optimistis tentang masa depan industri konstruksi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Dengan mengandalkan kreativitas dalam memanfaatkan limbah, industri ini dapat menjadi motor penggerak perubahan menuju keberlanjutan.

 

Namun, kesuksesan penuh membutuhkan dukungan sistemik: regulasi yang jelas, edukasi pekerja, serta investasi dalam penelitian lanjutan untuk memastikan inovasi ini tidak hanya berumur pendek, tetapi mampu bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.

 

 

Sumber:

 

Rachman, R., Mustika, W., Suryamiharja, D., Tumpu, M., et al. (2021). Inovasi Teknologi Bahan Konstruksi. Tohar Media.

Selengkapnya
Inovasi Teknologi Bahan Konstruksi: Menjawab Tantangan Lingkungan dengan Solusi Berkelanjutan

Teknik Industri

Proses Pengembangan Produk: Tujuh Tahapan yang Dijelaskan

Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 28 April 2025


Proses pengembangan produk adalah sebagian seni, sebagian ilmu pengetahuan, dan semuanya penting untuk kesuksesan Anda. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara komprehensif seluruh proses pengembangan produk. Kami akan memandu Anda dalam menghasilkan ide, riset pasar, menentukan produk yang layak, membangun fitur baru, mengelola peluncuran, dan seterusnya.

Siap untuk memulai?

  • Proses pengembangan produk baru adalah metode membangun produk atau layanan baru dan membawanya ke pasar: mulai dari menghasilkan ide untuk konsep produk, membuat prototipe, mengidentifikasi target pasar, hingga peluncuran, dan seterusnya.
  • Sementara pengembangan produk menggambarkan proses pembuatan produk itu sendiri (misalnya mendesain layar, menulis kode, menjalankan pengujian), manajemen produk adalah konsep yang lebih luas yang mencakup strategi, visi, dan kecocokan produk-pasar.
  • Anda memerlukan berbagai disiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim lintas fungsi untuk memastikan berbagai proses pengembangan produk berjalan sesuai rencana, termasuk manajer produk, pengembang, pemasar, penjualan, perancang, pemimpin senior, dan banyak lagi.

Proses pengembangan produk memiliki tujuh fase utama:

  • Pertama, menghasilkan ide. Manajer produk menghasilkannya dengan melihat metrik dan tren utama di pasar atau mengumpulkan umpan balik pengguna dari produk yang sudah ada.
  • Selanjutnya, Anda perlu memvalidasi ide tersebut sebelum mulai menulis kode. Anda dapat melakukannya dengan inovasi seperti 'tes pintu palsu'.
  • Setelah Anda tahu bahwa Anda memiliki sesuatu yang berharga, Anda perlu menguji konsep Anda dan merencanakan peta jalan Anda sehingga Anda dan tim Anda memiliki rencana strategis yang jelas.
  • Langkah keempat adalah membangun produk yang layak secara minimum. Ini bisa berupa prototipe yang relatif rendah ketelitiannya atau MVP yang berfungsi penuh dengan fungsionalitas yang cukup untuk menambah nilai bagi pengguna Anda.
  • Fase selanjutnya adalah mengumpulkan umpan balik tentang MVP Anda. Gunakan wawasan yang dikumpulkan dari kelompok pengguna pertama Anda untuk melakukan perbaikan yang ditargetkan pada produk Anda sebelum peluncuran yang lebih luas.
  • Setelah Anda melakukan cukup banyak penyesuaian dan peningkatan, Anda dapat mulai membangun produk Anda yang sebenarnya. Ingatlah bahwa tanpa kode yang berfungsi - dan sistem yang aman dan dapat diskalakan - Anda tidak akan memiliki produk.
  • Langkah terakhir adalah meluncurkan produk Anda. Tim pemasaran dan penjualan Anda memiliki peran besar dalam memastikan Anda meluncurkan produk ke target pasar dengan lancar dan menarik minat pada hari pertama. Tugas Anda belum selesai - Anda harus terus berevolusi dan mengulanginya berdasarkan perilaku dan umpan balik pengguna.
  • Terlepas dari konteksnya, ada beberapa prinsip dasar yang dijamin dapat meningkatkan alur kerja Anda: menyelaraskan prioritas Anda dengan tujuan bisnis, memastikan Anda berkolaborasi di seluruh tim lintas fungsi, mengadopsi pola pikir Agile, dan tidak kehilangan fokus pada pentingnya proses orientasi.
  • Userpilot adalah platform orientasi pengguna yang kuat: manfaatkan untuk memaksimalkan peluang keberhasilan produk.

Apa itu pengembangan produk?

Pengembangan produk adalah metode membawa produk atau layanan baru ke pasar.

Ini melibatkan semua langkah secara menyeluruh, mulai dari ide awal dan penelitian hingga pengembangan konsep, pembuatan prototipe, produksi massal, strategi distribusi, dan pada akhirnya peluncuran di pasar.

Fase pengembangan siklus hidup produk adalah fase yang sangat penting: Anda dapat melakukan semua hal lain dengan benar, tetapi jika proses pengembangannya cacat, SaaS Anda tidak akan pernah sukses.

Pengembangan produk vs manajemen produk

Jadi apa perbedaan antara manajemen produk dan proses pengembangan produk itu sendiri?

Singkatnya:

  • Pengembangan produk menggambarkan proses pembuatan produk itu sendiri (misalnya mendesain layar, menulis kode, menjalankan tes).
  • Manajemen produk adalah istilah yang luas yang mencakup keseluruhan strategi, visi, kecocokan pasar, dan semua yang terlibat dalam 'membangun sesuatu dengan benar'.

Sudah jelas di mana posisi proses pengembangan produk: ini adalah bagian dari manajemen produk sebagai sebuah disiplin ilmu.

Siapa saja yang terlibat dalam proses pengembangan produk baru?

"Kekuatan tim adalah masing-masing anggota. Kekuatan setiap anggota adalah tim." - Phil Jackson

Salah satu hal terpenting yang harus dipahami tentang siklus pengembangan produk adalah bahwa ini adalah olahraga tim.

Anda membutuhkan berbagai disiplin ilmu untuk mewujudkan produk baru:

  • Tim pengembangan produk: Insinyur perangkat lunak Anda memainkan peran penting. Mereka akan memilih kerangka kerja pengembangan yang Anda gunakan, melakukan aktivitas pengembangan perangkat lunak (misalnya menulis kode dan tes unit), dan menggunakan keahlian mereka untuk memandu anggota tim lainnya dalam hal kelayakan teknis).
  • Tim manajemen produk: Manajer produk menetapkan visi, menentukan strategi, dan membangun peta jalan yang membantu memfokuskan upaya tim. Tanpa artefak tersebut, siklus hidup pengembangan produk mungkin kurang terarah.
  • Tim manajemen proyek: Tugas manajer proyek adalah memastikan proses pengembangan berjalan dengan lancar: mengatur sumber daya, melacak pekerjaan, manajemen proses yang efektif, dan menyelesaikan penghalang.
  • Tim desain produk: Pakar desain yang berpusat pada pengguna akan mengumpulkan umpan balik awal tentang konsep produk dan membantu memecahkan masalah pelanggan yang ada. Mereka juga menguji konsep produk dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan sambil berkolaborasi dengan tim pengembangan Anda untuk mewujudkan desain.
  • Tim pemasaran produk: Komunikasi adalah kunci dalam tim pemasaran karena akan menentukan strategi pemasaran Anda, membantu menyampaikan pesan yang tepat untuk audiens target Anda, dan bekerja sama dengan manajer produk untuk memahami lanskap persaingan sebelum peluncuran.
  • Tim penjualan produk: Tim penjualan Anda dapat membantu mengartikulasikan proposisi nilai yang jelas, dan mengidentifikasi nilai jual unik Anda.
  • Manajemen senior. Hubungkan pekerjaan yang dilakukan tim Anda dengan rencana bisnis yang lebih luas, tentukan arahnya, dan tandatangani keputusan-keputusan penting.

Apa saja tujuh tahap proses pengembangan produk?

Selanjutnya, kami akan menjabarkan seluruh proses untuk mewujudkan ide produk yang sama sekali baru.

Langkah 1: akukan pemunculan ide

"Segala sesuatu dimulai dengan sebuah ide." - Earl Nightingale

Manajer produk membutuhkan sesuatu yang dapat mereka bawa ke tim untuk memulai. Ada banyak cara untuk menghasilkan ide:

Riset pasar

Analisis pesaing dapat membantu Anda dengan cepat mengetahui apakah ada kebutuhan pasar dan mulai mencari tahu kecocokan pasar produk. Alat bantu seperti Google Trends dan publikasi industri lainnya dapat membantu mengarahkan Anda ke arah yang benar.

Permintaan pelanggan

Tidak ada cara yang lebih baik untuk menghasilkan ide selain mendapatkan wawasan tentang perspektif pengguna. Membangun outlet ke dalam produk Anda sehingga pelanggan yang sudah ada dapat memberikan ide produk dan fitur yang relevan kepada Anda dan tim pengembangan Anda.

Kolaborasi dengan tim lintas fungsi

Tim yang berhadapan dengan pelanggan seperti tim penjualan atau tim kesuksesan pelanggan dapat berbagi ide produk yang mereka dapatkan dari berinteraksi dengan pengguna.

Mereka dapat memberikan saran yang selaras dengan strategi produk Anda dan berfungsi sebagai tahap 'penyaringan ide' yang berguna.

Tim pemasaran produk juga dapat membantu karena mereka terus melakukan riset pasar, sehingga mereka mungkin tahu apa yang menjadi fokus para pesaing dan berada di posisi yang tepat untuk mengidentifikasi jika ada kesenjangan pasar.

Memiliki distribusi yang bagus adalah cara yang fantastis untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.

Langkah 2: Lakukan validasi produk sebelum proses pengembangan produk dimulai

Sebelum definisi produk Anda ditetapkan, Anda harus mengujinya dan mencari tahu apakah produk tersebut layak. Ini adalah kunci keberhasilan produk dan membantu Anda menghindari risiko bencana (misalnya, pengguna tidak menyukai konsep - atau secara teknis tidak layak).

Ada banyak cara untuk memvalidasi ide produk pada tahap proses pengembangan ini:

  • Mintalah umpan balik awal dari audiens target Anda melalui survei dan wawancara.
  • Bangkitkan minat dan tangkap keterlibatan dengan uji coba pintu palsu (memantau klik pada tautan ke fitur yang belum dibuat untuk mengukur permintaan).

Userpilot mempermudah pembuatan pintu palsu dengan berbagai pola UI.  Anda dapat dengan mudah menangkap daftar pengguna yang tertarik dan siap untuk diluncurkan.

Langkah 3: Lakukan pengembangan konsep dan rencanakan peta jalan produk

Setelah Anda memvalidasi ide Anda, Anda harus mengerjakan pengembangan konsep.

Tahap ini adalah tentang pengujian konsep untuk menyempurnakan ide produk Anda dan membangun peta jalan produk.

Di samping peta jalan (yang menetapkan apa yang akan Anda fokuskan sekarang, selanjutnya, dan nanti - rencana strategis untuk iterasi produk di masa depan), Anda memerlukan rencana bisnis terperinci yang menguraikan kendala keuangan, sumber daya, dan risiko lainnya.

Perencanaan adalah bagian yang sering diabaikan dalam proses produksi: tanpanya, fitur produk Anda tidak akan lebih dari sekadar ide.

Langkah 4: Bangun produk yang layak minimum (MVP)

Selanjutnya adalah fase pembuatan prototipe. Anda mungkin ingin masuk ke tahap pembuatan prototipe 'sentuhan yang lebih ringan' (yaitu mockup dengan ketelitian rendah) atau Anda bahkan dapat membuat MVP yang berfungsi dengan fitur-fitur dasar.

Sederhananya, produk yang layak minimum (MVP) adalah versi produk dengan fungsionalitas inti yang cukup untuk dapat digunakan oleh pelanggan awal, yang kemudian dapat memberikan umpan balik untuk pengembangan produk di masa depan.

MVP Anda harus mengatasi masalah utama pengguna Anda.

Pendekatan ini berarti pengembang produk berpotensi menghindari pekerjaan yang panjang dan (mungkin) tidak perlu.

Langkah 5: Kumpulkan umpan balik pelanggan tentang MVP dan lakukan pengulangan

Selanjutnya, Anda harus melakukan pengujian prototipe / MVP untuk mengidentifikasi masalah potensial yang perlu diperbaiki dengan cepat.

Umpan balik pengguna sangat penting untuk strategi pengembangan produk Anda.

Anda dapat menguji MVP dengan sampel target pasar Anda. Atau, jika Anda memiliki basis pelanggan yang sudah ada, Anda dapat merekrut penguji beta dalam aplikasi. Berbicara dengan pengguna yang sudah mahir juga merupakan ide yang bagus karena mereka secara teratur menggunakan produk Anda.

Pengujian akan menjawab pertanyaan penting: bagaimana kinerja fitur unik produk Anda? Apakah fitur-fitur tersebut berhasil mendapatkan pelanggan potensial di pasar baru seperti yang Anda harapkan?

Kumpulkan pengguna beta dalam aplikasi dengan Userpilot.

Anda kemudian dapat mengumpulkan umpan balik pelanggan melalui wawancara/kelompok fokus atau serangkaian survei dalam aplikasi.

Ingat, semakin dekat Anda mendengarkan target pelanggan Anda, semakin tajam daya saing Anda.

Langkah 6: Kembangkan produk akhir

Pada langkah ini, Anda menulis kode untuk mengembangkan produk akhir.

Ingatlah untuk menganalisis umpan balik yang diterima dari pengujian beta dan memasukkannya saat mengembangkan produk - ke dalam proses pembuatan produk fisik, ini adalah kesempatan untuk menyempurnakan dan menghindari cacat.

Pada kenyataannya, ini adalah elemen paling penting dari bagian pengembangan dari siklus hidup produk: tanpa kode yang berfungsi, Anda tidak akan memiliki produk.

Langkah 7: Luncurkan produk dan terus perbaiki

Anda telah melakukan semua kerja keras: sekarang saatnya untuk meluncurkan produk yang sukses.

Bersama dengan pengembang Anda, manajer produk harus berkolaborasi dengan tim pemasaran untuk menciptakan strategi masuk ke pasar.

Anda harus memperhatikan kondisi pasar dan tren pasar yang ada: jika analisis persaingan Anda menunjukkan waktu tertentu dalam setahun adalah waktu yang tepat untuk meluncurkan produk, maka sesuaikan peluncuran Anda.

Setelah peluncuran Anda selesai, Anda harus terus mengumpulkan umpan balik dan memantau data penggunaan produk. Hal ini akan memberi Anda wawasan berharga tentang di mana harus memfokuskan upaya Anda selama tahap pengembangan produk baru berikutnya.

Apa saja contoh pengembangan produk?

Tentu saja, bagaimana proses pengembangan produk dalam praktiknya mungkin berbeda tergantung pada konteksnya.

Mari kita jelajahi beberapa contoh.

Mengembangkan perangkat lunak CRM baru

Alat CRM sangat penting dalam dunia bisnis modern: mengelola hubungan dengan pelanggan tidak boleh bergantung pada spreadsheet!

Sebuah tim yang ingin mengembangkan CRM dapat mengikuti tahapan-tahapan di atas seperti ini:

  1. Menghasilkan ide berdasarkan pengamatan dari tim penjualan mengenai poin-poin masalah, frustrasi, dan kebutuhan mereka.
  2. Uji konsep yang telah Anda buat dengan mewawancarai beberapa tim penjualan dan membahas proposal Anda.
  3. Prioritaskan dan rencanakan peta jalan fitur.
  4. Bangun MVP dengan fungsionalitas utama pertama (misalnya, informasi pelanggan, unggah dokumen, dan integrasi dengan email).
  5. Kumpulkan umpan balik dari pengguna beta pada MVP.
  6. Gunakan wawasan tersebut untuk menentukan MVP akhir Anda (misalnya, pengguna mungkin memiliki masalah atau menyarankan perubahan pada fitur yang belum Anda pertimbangkan).
  7. Luncurkan CRM Anda, pantau penggunaan, dan fokus pada peningkatan nilai tertinggi (misalnya, integrasi dengan integrasi penjualan dan pemasaran).

Membangun fitur asisten penulisan AI untuk alat bantu pertumbuhan produk

AI adalah bidang yang berkembang pesat: seperti apa proses pengembangan perangkat lunak untuk asisten penulisan AI:

  1. Menghasilkan ide untuk alat Anda: riset pasar dapat membantu Anda memilih ceruk pasar.
  2. Tes pintu palsu akan memberi Anda indikasi apakah ada permintaan (yaitu orang-orang yang ingin mencoba teknologi bantuan Anda).
  3. Rencanakan peta jalan Anda: apa yang akan Anda fokuskan sekarang, selanjutnya, dan nanti?
  4. Buatlah MVP alat bantu penulisan Anda - mungkin Anda fokus terlebih dahulu pada satu jenis pengeditan tertentu.
  5. Kumpulkan umpan balik dari pengguna beta pada MVP.
  6. Gunakan wawasan tersebut untuk melakukan perbaikan yang ditargetkan (misalnya, mengubah opsi bahasa untuk memastikan mereka membantu mendorong pertumbuhan).
  7. Luncurkan asisten penulisan Anda, pantau penggunaan, dan periksa kinerja terhadap KPI.

Praktik terbaik yang harus diikuti untuk mengembangkan produk yang sukses

Proses pengembangan produk memiliki beberapa prinsip dasar. Berikut ini beberapa praktik terbaiknya.

Memprioritaskan ide produk yang selaras dengan tujuan bisnis

Penentuan prioritas adalah keterampilan mendasar bagi PM: tanpanya, Anda harus memperlakukan semuanya sebagai prioritas.

Pilihlah ide produk berdasarkan pengoptimalan nilai yang dapat direalisasikan untuk bisnis dan pengguna Anda.

Ada banyak kerangka kerja yang bisa dipilih untuk membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik:

  • Nilai vs upaya
  • Analisis SWOT
  • MoSCoW

Memprioritaskan ide berdasarkan nilai versus upaya.

Mendorong kolaborasi dan komunikasi tim lintas fungsi

Keindahan dari tim lintas fungsi adalah setiap disiplin ilmu membawa keahlian yang unik.

Melibatkan pengembang dalam ide, desainer dalam merencanakan peluncuran, dan masukan dari bagian penjualan untuk peta jalan hanya dapat meningkatkan hasil kolaborasi.

Pastikan semua pengembangan produk mengacu pada anggota tim yang berbeda. Misalnya, jika Anda melibatkan para insinyur dalam perencanaan strategis, mereka dapat memberikan perkiraan teknis yang akurat dan membantu menetapkan ekspektasi pemangku kepentingan.

Ikuti pola pikir yang gesit

Tim yang gesit memiliki rekam jejak yang terbukti memberikan hasil yang berharga, lebih cepat. Tim yang membangun dengan gaya 'air terjun' di mana semua persyaratan ditentukan di awal berisiko keluar dari jalur.

Pendekatan yang gesit, sangat adaptif, dan berpusat pada pengguna akan membuat Anda dan tim Anda siap untuk sukses.

"Agile adalah sebuah sikap, bukan teknik yang memiliki batasan."

Jangan berkompromi dengan kualitas proses orientasi produk

Proses orientasi sangatlah penting. Jika Anda tidak dapat membuat pengguna merasakan manfaat dengan cepat dari produk yang sudah ada, kerja keras yang Anda dan tim lakukan dalam proses pengembangan akan sia-sia.

Manajer produk harus bekerja sama dengan tim pemasaran untuk mengatur strategi komunikasi yang efektif yang menyoroti proposisi nilai yang unik, fitur-fitur utama, dan bagaimana pengguna dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Kesimpulan

Proses pengembangan produk baru terkenal rumit. Mudah-mudahan, Anda sekarang merasa jauh lebih siap dengan pemahaman yang kuat tentang langkah-langkah utama, prinsip-prinsip pengembangan yang sukses, dan beberapa contoh yang dapat Anda jadikan inspirasi.

Disadur dari: Userpilot.com

Selengkapnya
Proses Pengembangan Produk: Tujuh Tahapan yang Dijelaskan

Teknik Industri

Klarifikasi Peran: Manajemen Produk dan Pengembangan Produk

Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 28 April 2025


Entah itu gadget dapur yang tidak dapat Anda bayangkan hidup tanpanya atau aplikasi yang membuat tugas seratus kali lebih efisien, desain produk yang baik benar-benar ajaib. Namun, ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan.

Faktanya, ada dua unsur penting untuk menciptakan produk yang hebat: strategi dan implementasi.

Bagian strategi melibatkan setiap langkah dalam proses pengembangan. Dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan pasar, bertukar pikiran tentang solusi, dan mendesain produk. Kemudian, ini mencakup riset pasar dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penemuan produk. Setelah Anda memiliki strategi yang solid, saatnya untuk implementasi. Di sinilah Anda mewujudkan rencana Anda dan meluncurkan produk Anda ke dunia.

Baik strategi maupun implementasi merupakan bagian penting dari proses pengembangan produk dan membutuhkan pengawasan yang cermat. Di sinilah manajemen produk berperan. Tetapi apa sebenarnya perbedaan antara pengembangan produk dan manajemen produk? Mari kita uraikan untuk Anda.

Manajemen produk vs pengembangan produk

Manajemen produk dan pengembangan produk adalah dua sisi dari koin yang sama; keduanya merupakan fungsi yang berbeda tetapi terkait erat dalam proses pembuatan dan peluncuran produk.

Pertama, pengembangan produk berkaitan dengan aspek teknis dalam membuat produk dan mengacu pada proses membangun produk itu sendiri. Ini mencakup perancangan, pembuatan prototipe, pengujian, dan penyempurnaan produk hingga siap diluncurkan. Dalam mengerjakan ini, Anda biasanya akan memiliki tim insinyur, desainer, dan pengembang yang bekerja sama untuk mewujudkan produk. 

Di sisi lain, manajemen produk berfokus pada aspek strategis untuk membawa produk ke pasar. Hal ini mencakup segala hal, mulai dari riset pasar dan analisis kebutuhan pelanggan hingga penetapan harga, distribusi, dan dukungan produk yang berkelanjutan. Manajer produk bertanggung jawab untuk mengidentifikasi produk yang tepat untuk dibuat berdasarkan kebutuhan pelanggan dan tren pasar serta memastikan produk tersebut memenuhi tujuan dan sasaran bisnis. 

Sementara pengembangan produk terutama berfokus pada pembuatan produk itu sendiri, manajemen produk berfokus pada keseluruhan siklus hidup, mulai dari ide awal hingga akhirnya dihentikan.

Pada akhirnya, keduanya sangat penting bagi kesuksesan produk - dan komunikasi yang lancar antara fungsi-fungsi ini memastikan produk dibangun dengan baik dan diposisikan dengan baik untuk sukses di pasar.

Apa yang dilakukan manajer produk?

Seorang manajer produk mengawasi semua aspek produk di sepanjang siklus hidupnya, mulai dari ide dan pengembangan hingga peluncuran dan dukungan berkelanjutan. Berikut ini beberapa tugas umumnya: 

  • Melakukan riset pasar dan mengumpulkan umpan balik dari pelanggan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasar
  • Mengembangkan strategi dan peta jalan produk, dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan, persaingan, dan wawasan pelanggan
  • Menetapkan persyaratan produk dan bekerja sama dengan tim lintas fungsi untuk memastikan pengembangan produk memenuhi persyaratan tersebut
  • Memprioritaskan fitur produk dan mengelola simpanan produk
  • Berkolaborasi dengan desainer, insinyur, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan peluncuran produk yang tepat waktu dan sukses
  • Mendefinisikan dan mengukur metrik produk utama, dan menganalisis data untuk mengoptimalkan kinerja produk dan pengalaman pengguna
  • Mengembangkan strategi penetapan harga dan pemosisian untuk produk
  • Mengkomunikasikan pembaruan, kemajuan, dan hasil produk kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal
  • Memantau pasar dan persaingan untuk mengidentifikasi peluang dan potensi ancaman terhadap produk

Apa yang dilakukan pengembang produk?

Pengembang produk bertanggung jawab untuk membuat dan menyempurnakan produk, mulai dari konsep awal hingga rilis akhir ke pasar. Berikut adalah area fokus mereka: 

  • Bekerja dengan manajer produk untuk memahami persyaratan produk dan menentukan spesifikasi teknis untuk pengembangan produk
  • Mengembangkan dan memelihara prototipe produk, sering kali menggunakan alat dan metodologi pengembangan perangkat lunak
  • Berkolaborasi dengan desainer untuk memastikan produk menarik secara visual dan ramah pengguna
  • Menulis dan menguji kode untuk memastikan fungsionalitas dan kualitas produk
  • Memecahkan masalah teknis yang muncul selama pengembangan dan penerapan produk
  • Bekerja dengan tim lintas fungsi untuk memastikan produk terintegrasi dengan sistem dan teknologi lain
  • Melakukan dan mengawasi pengujian produk, termasuk pengujian unit, pengujian integrasi, dan pengujian penerimaan pengguna
  • Memastikan keamanan, skalabilitas, dan pemeliharaan produk
  • Tetap mengikuti perkembangan teknologi dan tren industri yang sedang berkembang, dan memasukkannya ke dalam pengembangan produk jika diperlukan.

Singkatnya, manajer produk mendefinisikan dan memprioritaskan fitur produk, sementara pengembang produk fokus pada membangun dan memberikan fitur-fitur tersebut melalui pengembangan teknis. Terdapat tumpang tindih antara kedua peran tersebut, dan pengembangan produk yang sukses sering kali membutuhkan kolaborasi yang erat antara manajer produk dan pengembang produk.

Keterampilan pengembang produk

Pengembangan produk adalah peran teknis dan kreatif yang membutuhkan berbagai keterampilan. Berikut ini yang harus dimiliki (atau diupayakan) oleh pengembang produk: 

  1. Keterampilan teknis: Latar belakang teknis yang kuat dan pengetahuan tentang pengembangan perangkat lunak, bahasa pengkodean, analisis data, dan desain produk adalah suatu keharusan.
  2. Kreativitas: Mengembangkan produk baru membutuhkan kreativitas dan berpikir di luar kebiasaan. Pengembang produk harus mampu menciptakan solusi yang jelas untuk masalah yang kompleks.
  3. Keterampilan analitis: Pengembang produk harus mampu mengidentifikasi peluang dan membuat keputusan berdasarkan data tentang produk.
  4. Manajemen waktu dan beban kerja: Menetapkan prioritas, mengelola sumber daya, dan memenuhi tenggat waktu adalah bagian dari pekerjaan sehari-hari bagi pengembang produk. 
  5. Kolaborasi: Pengembangan produk adalah proses kolaboratif yang melibatkan kerja sama dengan desainer, insinyur, dan tim teknis lainnya. Pengembang produk harus bekerja dengan baik dalam lingkungan tim dan berkomunikasi secara efektif.
  6. Kemampuan beradaptasi: Pengembangan produk tidak dapat diprediksi dan mungkin memerlukan perubahan ke arah yang baru berdasarkan umpan balik atau perubahan pasar. Pengembang produk harus dapat beradaptasi dengan keadaan yang berubah dan menyesuaikan pendekatan mereka sesuai kebutuhan.
  7. Mata yang tajam: Pengembangan melibatkan banyak pengujian dan penyempurnaan, sehingga perhatian terhadap detail sangat penting. Pengembang produk harus dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah kecil sekalipun untuk memastikan produk akhir yang dihasilkan berkualitas tinggi.

Keterampilan manajer produk

Manajemen produk adalah peran strategis dan lintas fungsional yang membutuhkan berbagai kemampuan. Berikut adalah beberapa keterampilan penting yang Anda perlukan:

  1. Pengetahuan pasar dan pelanggan: Manajer produk harus sangat memahami target pasar dan kebutuhan, preferensi, dan perilaku pelanggan mereka.
  2. Pemikiran strategis: Mereka harus berpikir secara strategis dan mengembangkan visi dan peta jalan produk yang jelas yang selaras dengan strategi dan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
  3. Komunikasi: Berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk eksekutif, pengembang, desainer, dan pelanggan, adalah bagian besar dari peran ini. 
  4. Manajemen proyek: Mengelola proyek dan jadwal yang kompleks, menetapkan prioritas, dan mengalokasikan sumber daya secara efektif sama pentingnya. 
  5. Analisis data: Manajer produk harus merasa nyaman dengan data dan mampu menggunakannya untuk menginformasikan keputusan, mengukur kinerja, dan mengoptimalkan produk.
  6. Kreativitas: Bekerja sama dengan pengembang, manajer produk harus menghasilkan ide-ide cerdas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan membedakan produk dari pesaing.
  7. Kepemimpinan: Manajer produk harus mampu memimpin tim lintas fungsi, menginspirasi orang lain, dan membangun konsensus di sekitar visi dan peta jalan produk.
  8. Kemampuan beradaptasi: Persyaratan berubah - manajer produk perlu mengadaptasi diri mereka sendiri dan memimpin orang lain melalui perubahan itu. 

Dapatkah manajer produk melakukan peran pengembangan produk dan sebaliknya?

Dalam beberapa kasus, manajer produk dapat mengambil beberapa tanggung jawab pengembangan produk, seperti merancang dan membuat prototipe fitur baru, atau pengembang produk dapat mengambil beberapa tugas manajemen produk, seperti melakukan riset pasar atau menentukan persyaratan produk. 

Namun demikian, kedua peran ini membutuhkan keahlian yang berbeda dan memiliki prioritas yang berbeda. 

Manajer produk biasanya memiliki fokus yang lebih strategis. Mereka mungkin bekerja sama dengan pengembang produk, tetapi biasanya tidak terlibat dalam detail teknis pembuatan produk. Mereka adalah orang-orang yang memiliki gambaran besar. 

Akan tetapi, pengembang produk bertanggung jawab untuk merancang, membangun, dan menguji produk itu sendiri. Meskipun mereka mungkin memiliki masukan ke dalam peta jalan produk dan kebutuhan pelanggan, fokus mereka terutama pada membangun produk sesuai dengan spesifikasi teknis. Mereka adalah orang-orang yang sangat detail. 

Agar tim Anda senang, ingatlah untuk memastikan setiap orang bekerja sesuai dengan kekuatan mereka dan beban kerja diseimbangkan dengan tepat. 

Bagaimana pengembang produk dan manajer produk bekerja sama

Sekarang kita telah membahas perbedaannya, mari kita lihat beberapa cara mereka berkolaborasi:

  1. Visi produk: Mereka bekerja sama untuk menciptakan visi bersama untuk produk, yang mencakup menentukan tujuan produk, target pasar, fitur utama, dan proposisi penjualan yang unik.
  2. Peta jalan: Mereka secara kolaboratif mengembangkan peta jalan produk, yang menguraikan jadwal untuk pengembangan, pengujian, dan peluncuran produk.
  3. Prioritas: Manajer produk dan pengembang produk memprioritaskan fitur dan tugas berdasarkan kebutuhan pelanggan, tren pasar, dan tujuan perusahaan.
  4. Desain: Mereka membuat desain produk, termasuk antarmuka pengguna, pengalaman pengguna, dan desain visual.
  5. Pengembangan: Mereka bekerja sama selama proses pengembangan untuk memastikan bahwa produk memenuhi kebutuhan pelanggan, tetap berada di jalur yang benar, dan mencapai tujuannya.
  6. Pengujian: Mereka menguji produk, mengidentifikasi bug dan masalah, dan melakukan perbaikan berdasarkan umpan balik pengguna.
  7. Peluncuran: Mereka merencanakan dan melaksanakan peluncuran produk, termasuk membuat kampanye pemasaran, berkomunikasi dengan pelanggan, dan memantau kinerja.

Jenjang karier mana yang menghasilkan lebih banyak?

Potensi penghasilan seorang pengembang produk versus manajer produk dapat bervariasi tergantung pada industri, ukuran perusahaan, tingkat pengalaman, dan lokasi. Secara umum, manajemen produk adalah peran yang lebih senior dan strategis yang memiliki gaji lebih tinggi daripada pengembangan produk.

Pada saat artikel ini ditulis, gaji pokok rata-rata untuk manajer produk di Amerika Serikat adalah $128.219 per tahun, sedangkan gaji pokok rata-rata untuk pengembang produk adalah $82.568 per tahun menurut Glassdoor (meskipun ingat ini adalah rata-rata, dan tarifnya berbeda-beda di setiap lokasi). 

Bagaimana cara menjadi seorang pengembang produk?

Berikut adalah beberapa langkah untuk memandu Anda:

  1. Dapatkan gelar: Banyak pengembang produk memiliki gelar di bidang teknis seperti teknik, ilmu komputer, atau desain industri. Beberapa perusahaan mungkin juga lebih memilih kandidat dengan gelar bisnis atau pengalaman yang relevan di bidang pemasaran atau penjualan.
  2. Dapatkan pengalaman yang relevan: Anda akan membutuhkan pengalaman yang relevan dalam pengembangan produk, yang bisa Anda dapatkan melalui magang, program co-op, atau peran entry-level di bidang terkait. Anda juga dapat memperoleh pengalaman dengan mengerjakan proyek pribadi atau berkontribusi pada proyek sumber terbuka.
  3. Pelajari keterampilan yang relevan: Pengembang produk membutuhkan berbagai keterampilan teknis dan lunak, termasuk manajemen proyek, desain produk, pemrograman, analisis data, dan komunikasi. Anda dapat mempelajari keterampilan ini melalui program pelatihan formal, kursus online, atau pelatihan di tempat kerja.
  4. Membangun portofolio: Saat Anda mendapatkan pengalaman dan mengembangkan keterampilan Anda, buatlah portofolio pekerjaan Anda untuk menunjukkan kemampuan Anda kepada calon pemberi kerja. Portofolio Anda dapat mencakup contoh produk yang telah Anda kembangkan, proyek desain, sampel kode, dan hal-hal lain yang relevan.
  5. Jaringan: Membangun jaringan profesional adalah hal yang penting dalam bidang apa pun, tidak terkecuali dalam pengembangan produk. Hadiri acara-acara industri, bergabunglah dengan organisasi profesional, dan terhubunglah dengan orang lain untuk belajar tentang peluang kerja dan mengikuti perkembangan tren industri.
  6. Melamar pekerjaan: Setelah Anda memiliki pendidikan, pengalaman, dan keterampilan yang dibutuhkan, lamarlah pekerjaan di bidang pengembangan produk. Jelajahi lowongan di papan pekerjaan, situs web perusahaan, atau dengan membangun jaringan dengan para profesional industri.

Sumber daya untuk pengembang produk

Berikut adalah beberapa sumber daya yang berguna bagi orang-orang yang ingin menjadi pengembang produk:

  1. Sekolah Produk: Product School adalah pemimpin global dalam pelatihan manajemen produk, dengan kampus di kota-kota besar di seluruh dunia. Mereka menawarkan kursus, lokakarya, dan acara tatap muka dan online untuk membantu orang mempelajari keterampilan menjadi manajer dan pengembang produk yang sukses.
  2. Udemy: Udemy adalah platform pembelajaran online yang menawarkan berbagai macam kursus tentang pengembangan produk, desain, dan kursus manajemen. Mereka memiliki kelas-kelas yang diajarkan oleh para pakar industri. Dan Anda bisa belajar dengan kecepatan Anda sendiri.
  3. Coursera: Coursera adalah platform pembelajaran online lain yang menawarkan kursus tentang pengembangan dan manajemen produk dan topik terkait seperti analisis data dan pemrograman. Banyak dari kursus mereka ditawarkan oleh universitas-universitas top dan gratis untuk diambil.
  4. Asosiasi Pengembangan dan Manajemen Produk (PDMA): PDMA adalah asosiasi profesional untuk para profesional pengembangan produk dan manajemen. Mereka menawarkan peluang jaringan, pelatihan, dan sumber daya untuk orang-orang yang ingin memajukan karier mereka dalam pengembangan produk.
  5. Buku: Banyak buku pengembangan produk dan manajemen yang dapat membantu orang yang ingin memasuki bidang ini. Beberapa judul yang populer termasuk Inspired: Cara Membuat Produk yang Disukai Pelanggan oleh Marty Cagan; Buku Panduan Produk Ramping: Cara Berinovasi dengan Produk yang Layak Minimum dan Umpan Balik Pelanggan yang Cepat oleh Dan Olsen; dan Desain Barang Sehari-hari oleh Don Norman.
  6. Pertemuan dan acara: Menghadiri pertemuan dan acara untuk para profesional pengembangan produk dan manajemen dapat menjadi cara yang bagus untuk membangun jaringan, mempelajari tren industri, dan menemukan peluang kerja. Meetup.com dan Eventbrite adalah tempat yang baik untuk mulai mencari acara di daerah Anda.

Bagaimana cara menjadi manajer produk?

Ikuti saja langkah-langkah berikut ini.

  1. Kembangkan fondasi yang kuat: Gelar sarjana di bidang bisnis, teknik, ilmu komputer, atau bidang terkait biasanya lebih disukai, tetapi Anda bisa masuk ke manajemen produk dengan pengalaman dan keterampilan, bahkan tanpa gelar.
  2. Dapatkan pengalaman kerja yang relevan: Memiliki pengalaman dalam manajemen produk, pengembangan perangkat lunak, atau bidang lain yang relevan sangatlah penting. Dapatkan ini melalui magang, posisi entry-level, atau bekerja di bidang pemasaran, penjualan, atau dukungan pelanggan.
  3. Membangun keterampilan teknis: Manajer produk bekerja sama dengan pengembang, jadi penting untuk memiliki pemahaman dasar tentang pengembangan perangkat lunak dan keterampilan teknis lainnya, seperti analisis data dan manajemen proyek.
  4. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan: Manajer produk harus mampu memimpin dan memotivasi tim untuk memenuhi tenggat waktu dan mencapai tujuan. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan komunikasi yang kuat sangatlah penting.
  5. Pelajari tentang manajemen produk: Hadiri lokakarya, kursus, dan acara untuk mempelajari lebih lanjut tentang manajemen produk (Anda akan menemukan beberapa saran di bawah ini).
  6. Berjejaringlah dengan para profesional lainnya: Bergabunglah dengan grup manajemen produk di LinkedIn, hadiri konferensi industri, dan hadiri acara jaringan untuk bertemu dengan profesional lain di bidang ini.
  7. Cari peluang kerja: Cari lowongan pekerjaan di bidang manajemen produk dan bidang terkait. Pindai papan lowongan kerja dan situs web perusahaan, atau bekerja sama dengan perekrut untuk menemukan peluang yang sesuai dengan keahlian dan minat Anda.

Sumber Daya Untuk Manajer Produk

Berikut adalah perangkat manajer produk Anda: 

  1. Sekolah Produk: Juga merupakan sumber daya terpadu untuk manajer produk, Sekolah Produk menawarkan serangkaian kursus, lokakarya, dan kelas online. 
  2. Mind the Product: Mind the Product adalah komunitas manajer produk yang menyediakan sumber daya, acara, dan pelatihan. Mereka menawarkan konferensi, lokakarya, dan sumber daya lainnya untuk membantu manajer produk mengembangkan keterampilan mereka.
  3. General Assembly: General Assembly adalah perusahaan pendidikan yang menawarkan berbagai kursus, termasuk manajemen produk. Kursus mereka mencakup topik-topik seperti riset pasar, desain pengalaman pengguna, dan strategi produk.
  4. Buku: The Product Manager's Desk Reference oleh Steven Haines memberikan panduan komprehensif untuk manajemen produk, yang mencakup pengembangan produk, strategi penetapan harga, dan peluncuran produk.
  5. Grup LinkedIn: Bergabung dengan grup LinkedIn memungkinkan Anda membangun jaringan dengan manajer produk lainnya, berbagi pengalaman, dan mendapatkan wawasan dari tren industri. 
  6. Kantor Pusat Produk: Product HQ adalah komunitas online yang menyediakan sumber daya, pelatihan, dan kesempatan berjejaring bagi manajer produk. Mereka menawarkan kursus, bimbingan, dan sumber daya lain untuk membantu manajer produk berhasil dalam peran mereka.

Tingkatkan kolaborasi di tim produk Anda 
Kolaborasi adalah komponen penting dari tim produk yang sukses. Berikut ini beberapa tipsnya:

  1. Adakan rapat tim secara teratur: Rapat tim reguler adalah cara yang bagus untuk memastikan semua orang berada di halaman yang sama. Pertemuan ini harus mencakup pembaruan tentang kemajuan, masalah atau kekhawatiran apa pun yang perlu ditangani, dan diskusi tentang cara melangkah maju.
  2. Gunakan perangkat lunak pembuatan diagram: Gunakan alat bantu seperti Cacoo untuk membuat diagram alur, peta pikiran, papan tulis interaktif, dan alat bantu visual lainnya untuk membantu tim memahami ide dan proses yang kompleks.
  3. Dorong komunikasi yang terbuka: Dorong anggota tim untuk berbicara secara terbuka dan jujur tentang pekerjaan, tantangan, dan kemajuan mereka. Pemeriksaan rutin, pertemuan empat mata, atau kebijakan pintu terbuka akan sangat membantu di sini. 
  4. Kembangkan budaya inovasi dan eksperimen: Doronglah anggota tim untuk bereksperimen dengan ide dan pendekatan baru. Dari hackathon hingga hari inovasi, fokuslah pada inisiatif yang mendorong kreativitas dan eksplorasi.
  5. Gunakan tinjauan ulang: Retrospektif, alias post-mortem proyek, adalah pertemuan di mana tim merefleksikan apa yang berjalan dengan baik, apa yang tidak, dan apa yang dapat ditingkatkan. Pertemuan ini merupakan kesempatan untuk mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi sebagai sebuah tim.
  6. Gunakan perangkat lunak manajemen proyek: Perangkat lunak manajemen proyek memudahkan untuk melacak tugas, tenggat waktu, dan tanggung jawab anggota tim, sehingga membantu seluruh tim - mulai dari manajer hingga pengembang - bekerja dengan lebih efisien dan kolaboratif - sangat penting dalam dunia pembuatan produk yang serba cepat.

Disadur dari: nulab.com

Selengkapnya
Klarifikasi Peran: Manajemen Produk dan Pengembangan Produk

Teknik Industri

Desain Produk vs Pengembangan: Definisi dan Perbedaan

Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 28 April 2025


Pernahkah Anda masuk ke toko dan bertanya-tanya, bagaimana suatu produk bisa menarik perhatian Anda? Atau bagaimana rasanya saat Anda menggunakannya? Itulah keajaiban desain dan pengembangan produk. Namun, apa perbedaan di antara keduanya? Mari kita bahas!

Mendefinisikan desain produk

Desain Produk adalah proses komprehensif untuk memberikan solusi desain produk, memberikan ide, membuat konsep, menguji, dan menyelesaikan fitur visual dan fungsional produk. Intinya, proses ini mendefinisikan bagaimana sebuah produk terlihat, terasa, dan berfungsi, memastikan produk tersebut memenuhi kebutuhan pengguna dan memberikan pengalaman yang mulus.

Komponen desain produk

  1. Pendekatan yang berpusat pada pengguna: Ciri khas desain produk yang efektif adalah fokusnya pada pengguna. Dengan memahami perilaku, preferensi, dan masalah pengguna, desainer dapat menciptakan produk yang sesuai dengan target audiens.
  2. Estetika: Meskipun fungsionalitas sangat penting, tampilan produk juga memainkan peran yang sama pentingnya. Estetika - warna, bentuk, dan tampilan keseluruhan - dapat sangat memengaruhi persepsi dan keinginan pengguna terhadap produk.
  3. Fungsionalitas: Sebuah produk harus memenuhi tujuan yang dimaksudkan secara efektif. Fungsionalitas memastikan bahwa produk tersebut tidak hanya menarik tetapi juga dapat digunakan dan memenuhi fungsi utamanya.
  4. Ergonomi: Hal ini berkaitan dengan desain produk dalam kaitannya dengan penggunaan manusia. Pertimbangannya meliputi seberapa nyaman produk tersebut digunakan, aksesibilitasnya, dan kemampuan beradaptasi dengan pengguna.

Proses desain produk

  1. Penelitian: Memahami tren pasar, perilaku pengguna, dan produk kompetitif menjadi dasar untuk desain yang efektif.
  2. Ideasi: Bertukar pikiran dan menghasilkan ide-ide inovatif untuk memecahkan masalah atau kebutuhan pengguna tertentu.
  3. Pembuatan prototipe: Membuat prototipe produk yang berwujud atau digital untuk memvisualisasikan desain dan fungsinya.
  4. Pengujian: Dengan menggunakan prototipe, desainer dapat mengumpulkan umpan balik dari pengguna potensial, memastikan desain memenuhi harapan dan kebutuhan mereka.
  5. Iterasi: Berdasarkan umpan balik, desain disempurnakan dan ditingkatkan hingga mencapai versi finalnya.
  6. Finalisasi: Setelah desain memenuhi semua persyaratan, desain tersebut difinalisasi untuk produksi atau pengembangan.

Pentingnya desain produk

Pernah mendengar pepatah, "Kesan pertama adalah yang terakhir?" Produk yang dirancang dengan baik tidak hanya menarik pengguna, tetapi juga membangun kepercayaan dan loyalitas. Selain itu, desain yang bijaksana dapat memecahkan masalah pengguna, membuat hidup mereka lebih mudah dan lebih bahagia.

Desain Produk adalah proses multifaset dan rumit yang menjembatani kesenjangan antara kebutuhan pengguna dan fungsionalitas produk. Dengan mempertimbangkan daya tarik visual dan fungsionalitas, desainer produk memainkan peran penting dalam menghidupkan produk yang tidak hanya terlihat bagus, tetapi juga meningkatkan pengalaman pengguna.

Apa itu pengembangan produk?

Pengembangan Produk mencakup seluruh proses membawa produk baru ke pasar. Dimulai dari perkecambahan ide produk yang melibatkan layanan perancangan & pengembangan produk hingga desain, pembuatan prototipe, pengujian, dan akhirnya, peluncurannya. Meskipun terkait erat dengan desain produk, pengembangan lebih dari sekadar desain, dengan fokus pada pembuatan, penyempurnaan, dan peluncuran produk yang sebenarnya.

Fase utama pengembangan produk

  1. Generasi ide: Ini adalah fase curah pendapat. Ide dapat muncul dari berbagai sumber, termasuk riset pasar, umpan balik dari pelanggan, sesi curah pendapat internal, atau bahkan inspirasi spontan.
  2. Penyaringan ide: Tidak semua ide dapat dijalankan. Tahap ini melibatkan evaluasi dan penyaringan ide yang tampaknya tidak menjanjikan atau tidak sejalan dengan tujuan perusahaan.
  3. Pengembangan dan pengujian konsep: Ide yang dipilih dikembangkan secara lebih rinci. Hal ini mungkin melibatkan sketsa rinci, daftar fitur, atau bahkan mock-up. Setelah dikembangkan, konsep tersebut kemudian diuji, sering kali melalui kelompok fokus atau survei, untuk mengukur respons pelanggan potensial.
  4. Analisis bisnis: Di sini, kelayakan ide produk dianalisis dalam hal biaya produksi, penjualan, dan potensi keuntungan. Hal ini memastikan bahwa produk tersebut, setelah dikembangkan, akan layak secara finansial bagi perusahaan.
  5. Pembuatan prototipe dan desain: Prototipe, atau model kerja produk, dibuat. Fase ini tumpang tindih dengan desain produk dan membantu dalam memvisualisasikan dan menguji fungsionalitas produk.
  6. Pengujian dan penyelesaian: Solusi prototipe cepat menjalani pengujian yang ketat untuk memastikan solusi tersebut memenuhi standar kualitas dan kebutuhan pengguna. Berdasarkan umpan balik, penyempurnaan dilakukan pada produk.
  7. Komersialisasi: Ini melibatkan perencanaan peluncuran produk - mulai dari strategi pemasaran dan saluran distribusi hingga model penetapan harga.
  8. Peluncuran produk: Produk diperkenalkan ke pasar. Setelah peluncuran, perusahaan sering kali memantau penjualan dan umpan balik dari pengguna untuk membuat penyesuaian yang diperlukan.

Mengapa pengembangan produk sangat penting

  1. Memenuhi kebutuhan pelanggan: Pengembangan produk memungkinkan bisnis untuk memperkenalkan produk baru atau produk yang lebih baik yang memenuhi permintaan pelanggan yang terus berkembang.
  2. Tetap kompetitif: Pengembangan produk yang berkelanjutan membantu bisnis tetap terdepan di pasar, membedakan diri mereka dari pesaing.
  3. Pertumbuhan yang berkelanjutan: Bagi banyak bisnis, pertumbuhan terkait dengan pengenalan produk baru atau peningkatan produk yang sudah ada secara terus menerus.
  4. Beradaptasi dengan perubahan pasar: Pasar tidak statis. Mereka berubah berdasarkan kemajuan teknologi, tren, dan faktor eksternal. Pengembangan produk memungkinkan bisnis untuk beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan yang berubah.

Peran pengembangan produk dalam bisnis

Sederhana saja: tanpa pengembangan produk, tidak akan ada produk. Fase ini memastikan produk tersebut layak, siap dipasarkan, dan memiliki potensi profitabilitas.

Perbedaan utama antara desain dan pengembangan produk

Dalam dunia pembuatan produk baru, ada dua istilah yang sering muncul: Desain Produk dan Pengembangan Produk. Meskipun keduanya mungkin terdengar identik dan tidak diragukan lagi saling berhubungan, keduanya memiliki peran yang berbeda dalam proses pembuatan produk.

Definisi dasar

  • Desain produk: Hal ini berkaitan dengan proses konseptualisasi dan perencanaan aspek fungsional dan estetika suatu produk. Hal ini berkisar pada pemahaman kebutuhan pengguna, membuat prototipe, dan menguji desain untuk memastikan desain tersebut sesuai dengan target audiens.
  • Pengembangan produk: Ini adalah istilah yang lebih luas yang mencakup seluruh perjalanan mengubah ide menjadi produk yang siap dipasarkan. Ini mencakup fase desain, tetapi juga mencakup pembuatan prototipe, pengujian, manufaktur, dan peluncuran produk ke pasar.

Tujuan dan fokus

  • Desain Produk: Tujuan utamanya adalah menciptakan produk yang menawarkan pengalaman pengguna yang optimal. Fokusnya adalah pada estetika, ergonomi, fungsionalitas, dan antarmuka pengguna.
  • Pengembangan Produk: Tujuan utamanya adalah menghadirkan produk yang layak ke pasar. Hal ini tidak hanya menekankan pada desain tetapi juga kelayakan produksi, efisiensi biaya, posisi pasar, dan profitabilitas.

Proses yang terlibat

  • Desain Produk: Melibatkan riset pengguna, curah pendapat, pembuatan sketsa, pembuatan prototipe, dan pengulangan desain berdasarkan umpan balik.
  • Pengembangan Produk: Dimulai dengan pembuatan ide, diikuti dengan penyaringan ide, pengembangan konsep, analisis bisnis, pembuatan prototipe, pengujian, komersialisasi, dan akhirnya peluncuran produk.

Hasil

  • Desain Produk: Menghasilkan prototipe nyata atau digital yang merepresentasikan bagaimana produk akhir akan terlihat, terasa, dan berfungsi.
  • Pengembangan Produk: Berujung pada produk yang siap dipasarkan, lengkap dengan strategi pemasaran, distribusi, dan dukungan purna jual.

Profesional yang terlibat

  • Desain Produk: Biasanya melibatkan desainer produk, desainer UX/UI, desainer grafis, dan terkadang ahli ergonomi.
  • Pengembangan Produk: Melibatkan tim yang lebih luas termasuk manajer produk, insinyur, ahli manufaktur, pemasar, dan tim penjualan.

Jangka waktu

  • Desain Produk: Ini sering kali merupakan tahap awal dalam siklus hidup produk dan dapat berkisar dari beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada kompleksitas produk dan permintaan pasar.
  • Pengembangan Produk: Ini adalah proses yang lebih lama, mulai dari ide dan meluas ke peluncuran produk, yang dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Alat dan teknologi

  • Desain Produk: Menggunakan perangkat lunak desain (seperti Adobe XD, Sketch, atau Creo), alat sketsa, dan platform pembuatan prototipe.
  • Pengembangan Produk: Meliputi berbagai alat yang lebih luas, mulai dari perangkat lunak desain hingga peralatan manufaktur, alat manajemen proyek, dan platform analisis pasar.

Mengapa keduanya penting dalam bisnis

Bayangkan sebuah jungkat-jungkit. Di satu sisi, Anda memiliki desain produk, dan di sisi lain, pengembangan produk. Agar bisnis sukses, jungkat-jungkit harus seimbang. Kedua aspek tersebut sangat penting. Desain yang hebat tanpa pengembangan yang efisien hanyalah sebuah konsep. Sebaliknya, pengembangan tanpa desain yang solid dapat menghasilkan produk yang tidak beresonansi dengan pengguna.

Saling mempengaruhi: bagaimana desain berpengaruh pada pengembangan

Bayangkan desain produk sebagai cetak biru dan pengembangan produk sebagai pembangunan rumah. Cetak biru menentukan bagaimana rumah itu akan terlihat dan berfungsi, sementara konstruksi mewujudkannya.

Kesimpulan

Meskipun Desain Produk dan Pengembangan Produk sangat erat kaitannya dan saling bergantung, membedakan keduanya sangatlah penting. Dalam skema besar penciptaan produk, desain dan pengembangan adalah dua sisi dari satu mata uang yang sama. Salah satunya tidak dapat berfungsi secara efektif tanpa yang lain. Dengan memahami perbedaan dan pentingnya keduanya, bisnis dapat menciptakan produk yang tidak hanya ramah pengguna tetapi juga siap untuk pasar.

Disadur dari: nebulem.com

Selengkapnya
Desain Produk vs Pengembangan: Definisi dan Perbedaan
« First Previous page 474 of 1.287 Next Last »