Ilmu dan Teknologi Hayati

Bagaimana Peradaban Menyalakan Api: Kayu Bakar dan Arang

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 22 Mei 2024


1. Kayu bakar

Segala jenis kayu yang dikumpulkan untuk bahan bakar disebut kayu bakar. Biasanya, kayu bakar merupakan bahan mentah yang baru saja dikeringkan dan dicacah, sehingga menyisakan elemen kayu yang terlihat seperti kulit kayu, simpul, empulur, dan sebagainya. Setelah penebangan komersial, kayu bakar diperkirakan hanya mempunyai peran kecil dalam degradasi tanah. Melarang pengumpulan kayu bakar hanya memperburuk situasi masyarakat miskin dan gagal mengatasi masalah utama deforestasi.

Pada umumnya kayu yang digunakan sebagai kayu bakar adalah kayu. Secara umum, kayu yang terletak di atas cabang batang utama digunakan sebagai bahan bakar. Kayu digunakan sebagai bahan baku penggergajian kayu di kawasan ini. Karena bangunan kayu dan furnitur kayu memerlukan tegangan geser yang besar untuk menahan beban, maka kayu dengan tegangan geser rendah juga akan digunakan sebagai kayu bakar. Kayu diambil dari kayu dengan cara menebang, mengumpulkan dahan atau ranting pohon yang tumbang, atau membuang limbah kayu dari industri perkayuan. Untuk keperluan penyediaan kayu bakar, kayu-kayu tersebut dikelola secara bertanggung jawab di lokasi-lokasi tertentu. Namun, baik itu berupa dahan atau dahan pohon yang tumbang, kayu di hutan hujan tropis yang sangat dalam terkadang dikumpulkan langsung dari tanah. Apabila kayu digunakan di wilayah yang jauh dari lokasi penebangan, ada kemungkinan serangga—hama hutan—akan berkembang biak. Bahaya ini dikurangi dengan kayu yang dipanen di lokasi pemanenan kayu.

Penggunaan kayu bakar di dunia telah menurun pada tahun 1990an, sementara penggunaan arang meningkat dan mulai menggantikan kayu bakar. Hal ini terkait erat dengan fakta bahwa kayu bakar merupakan produk inferior dengan elastisitas negatif, artinya semakin kaya seseorang, semakin kecil kemungkinan mereka mengonsumsi kayu bakar dan beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Namun bagi masyarakat menengah ke bawah, kayu bakar masih menjadi pilihan ketika harga bensin dan bahan bakar lainnya naik. Banyak jenis makanan lezat yang masih diolah dengan menggunakan kayu bakar di seluruh dunia, meskipun tersedia bahan bakar yang lebih bersih, nyaman, dan berkalori lebih besar. Kayu bakar masih digunakan di sejumlah lokasi karena menjadi ciri khasnya. Memasak dengan kayu bakar konon bau dan rasanya berbeda dengan memasak dengan bahan bakar lain.

Jumlah kandungan air dalam kayu bakar mempengaruhi karakteristik pembakaran dan nilai kalornya. Tergantung pada spesiesnya, kayu memiliki kadar air yang berbeda-beda. Karena kandungan airnya, kayu yang masih hijau (tapi belum kering) mungkin memiliki massa dua kali lipat massa kayu kering. Ketika kayu sudah kering dan siap digunakan, kandungan udaranya biasanya antara dua puluh dan dua puluh lima persen. Tergantung pada tingkat kelembapan kayu kering siap pakai, nilai kalor kayu kering oven dikurangi panas uap sering digunakan untuk menghitung nilai kalor kayu bakar. Jenis pohon akan mempengaruhi nilai kalor kayu bakar.

2. Arang

Setelah mengekstraksi udara dan komponen yang mudah menguap dari tumbuhan atau hewan, terbentuk residu hitam yang dikenal sebagai arang yang mengandung karbon tidak murni. Biasanya arang dibuat dengan memanaskan bahan seperti gula, kayu, tulang, dan benda lainnya. 85% hingga 98% arang, bahan berwarna hitam, ringan, mudah hancur yang menyerupai batu bara, adalah karbon; sisanya terdiri dari abu atau bahan kimia lainnya.

  • Arang kayu

Arang yang berasal dari kayu disebut arang kayu. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, arang kayu paling sering digunakan untuk memasak. Arang kayu juga dapat digunakan sebagai penyaring air, dalam bidang medis, dan untuk berbagai keperluan lainnya. Dalam hal ini kayunya belum lapuk dan masih dalam kondisi baik sehingga cocok untuk dijadikan arang kayu.

  • Arang serbuk gergaji

Serbuk gergaji yang dibakar digunakan untuk membuat arang serbuk gergaji. Serbuk gergaji seringkali mudah didapat di toko pengerjaan kayu atau pabrik penggergajian kayu. Serbuk gergaji merupakan limbah industri yang jarang dimanfaatkan oleh pemiliknya. Jadi, bisa dikatakan harganya murah. Arang serbuk gergaji dapat diubah menjadi briket arang dan sering digunakan untuk menggabungkan pupuk selain digunakan sebagai bahan bakar.

  • Arang sekam padi

Biasanya arang sekam padi digunakan sebagai bahan baku briket arang dan sebagai pupuk. Penggilingan padi menjual sekam yang dimanfaatkan. Sekam padi tidak hanya digunakan untuk membuat arang tetapi juga sering digunakan sebagai dedak pada pameran peternakan. Di pembibitan, arang sekam juga dapat digunakan sebagai bahan tanam dan pupuk. Hal ini disebabkan oleh kemampuan sekam padi dalam menyerap dan menyimpan air untuk digunakan sebagai sumber makanan.

  • Arang tempurung kelapa

Arang yang dibuat dari tempurung kelapa dikenal dengan nama arang tempurung kelapa. Sebagai sektor komersial, penggunaan arang tempurung kelapa sangatlah krusial. Hal ini disebabkan batok kelapa jarang dimanfaatkan. Tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai komponen dasar pembuatan briket arang selain dibakar secara langsung. Kelapa yang lebih tua sebaiknya digunakan untuk membuat batok kelapa sebagai arang karena lebih padat dan kandungan airnya lebih sedikit dibandingkan kelapa yang lebih muda. Arang tempurung kelapa dijual dengan harga lumayan. Sebab, selain kualitasnya yang bagus, harga batok kelapa juga mahal dan sulit didapat.

  • Abu arang

Arang yang berasal dari sisa-sisa daun atau serasah dikenal dengan sebutan arang serasah. Sampah merupakan salah satu sumber arang yang paling mudah didapat dibandingkan dengan jenis arang lainnya. Karena mudah hancur, arang serasah juga dapat digunakan untuk membuat briket arang.

  • Briket arang

Briket arang merupakan jenis arang terakhir yang banyak tersedia di masyarakat. Briket arang dibentuk dengan cara menggiling terlebih dahulu kemudian mencetak berbagai bentuk arang menggunakan campuran tepung kanji hingga sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Tujuan produksi briket arang adalah untuk memperpanjang masa pembakaran sekaligus mengurangi biaya. Arang sekam, serbuk gergaji, dan serasah merupakan beberapa jenis arang yang sering digunakan untuk membuat briket arang. Arang akan cepat habis dan ukurannya terlalu kecil untuk digunakan secara langsung. Sehingga jika dijadikan briket arang akan lebih awet. Briket arang yang terbuat dari batok kelapa yang dihancurkan adalah satu-satunya jenis yang tersedia. Tidak perlu memanfaatkan cangkang yang masih utuh sebagai briket arang.

  • Arang kulit kayu mahoni

ekstur kulit mahoni terkesan tebal dan pantang menyerah jika dipandang mata. Jika semuanya hanya ditumpuk begitu saja di halaman, sungguh disayangkan. Tempat pembakaran drum yang sama yang digunakan untuk mengolah arang kayu juga digunakan untuk membuat arang sekam mahoni. Briket arang juga bisa dibuat dari arang jenis ini. Arang kulit mahoni juga terbukti berkualitas tinggi. Ini menghasilkan sedikit asap saat dibakar. Hal ini dapat menghemat biaya karena menghasilkan nilai kalor yang sangat tinggi dan tahan lama ketika dibakar. Kedengarannya segar, arang ini terbuat dari kulit buah mahoni. Namun mengingat kualitas arang yang dihasilkan, tentu semakin banyak masyarakat yang membutuhkan dan menginginkan arang tersebut. Bisnis arang juga dapat memanfaatkan ini sebagai metode produksi alternatif.

Penggunaan arang

Awalnya, arang digunakan sebagai bubuk mesiu. Sejak itu sudah dihentikan, meskipun juga digunakan sebagai zat pereduksi dalam metalurgi. Beberapa orang suka membuat sketsa dengan arang. Namun bahan bakar adalah tujuan utama sebagian besar produk arang. Dibandingkan dengan kayu biasa, hasil pembakarannya lebih bersih.

Saat berkemah atau memanggang di luar ruangan, makanan seringkali dibakar menggunakan arang. Kebanyakan orang di sejumlah negara Afrika memasak dengan arang secara rutin. Karena arang menghasilkan karbon monoksida, memasak makanan di dalamnya menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Di sektor metalurgi, arang merupakan sumber bahan bakar sebelum Revolusi Industri. Selain itu, arang dapat digunakan sebagai bahan bakar mobil. Pada generator gas kayu, kayu atau arang dibakar untuk menggerakkan mobil dan bus. Selama Perang Dunia II, Perancis memproduksi 500.000 ton arang dan kayu untuk mobil pada tahun 1943, naik dari 50.000 ton sebelumnya.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_bakar

https://id.wikipedia.org/wiki/Arang

Selengkapnya
Bagaimana Peradaban Menyalakan Api: Kayu Bakar dan Arang

Ilmu dan Teknologi Hayati

Hasil Produk dari Hutan Apa Saja yang Tidak Memanfaatkan Kayu?

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 22 Mei 2024


Hasil atau bahan yang berasal dari hutan tanpa memerlukan penebangan pohon disebut dengan hasil hutan bukan kayu. Berisi grub untuk kayu bakar, bulu hewan, kacang-kacangan, biji-bijian, beri, jamur, minyak, daun, rempah-rempah, dan tumbuhan berdaun, gambut, madu, dan pakan ternak. Selain itu, tanaman paku-pakuan, getah, ginseng, karet, damar, lumut, dan kayu manis semuanya termasuk dalam kategori hasil hutan bukan kayu.

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan sangat menghargai hasil hutan non-kayu, yang seringkali menjadi sumber pendapatan mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, hasil hutan bukan kayu juga banyak dimanfaatkan. Selain penebangan kayu, hasil hutan non-kayu dipandang sebagai strategi lain untuk meningkatkan industri kehutanan. Produk-produk dari hutan non-kayu juga dapat berkontribusi terhadap keragaman ekonomi regional.

Hasil hutan bukan kayu dibedakan menjadi dua kategori menurut asal usulnya. Pertama, hasil hutan nabati bukan kayu yang mengandung alkaloid, pati, buah-buahan, tanin, pewarna, getah, tanaman obat, palem, bambu, serta barang-barang lain seperti minyak atsiri dan minyak lemak. Kedua, hasil hutan bukan kayu yang berasal dari hewan, seperti sutra, madu, dan hewan.

Manusia memanfaatkan hasil hutan non-kayu di seluruh dunia, tanpa memandang usia, kekayaan, atau etnis. Pemanfaatan hasil hutan non-kayu oleh penduduk setempat mungkin mempunyai arti penting dalam hal keagamaan, sejarah, ekonomi, dan budaya. Hasil hutan bukan kayu menjadi bahan baku industri untuk berbagai industri, antara lain sektor pangan, farmasi, dan tanaman hias.

Karena tidak ada mekanisme untuk memantau nilai yang diciptakan oleh banyak barang yang dihasilkan dari hasil hutan non-kayu, maka sulit untuk memperkirakan kontribusi produk-produk ini terhadap perekonomian nasional dan regional. Namun, barang-barang tertentu, seperti sirup maple, sudah terkenal karena diproduksi dalam skala besar dan diekspor dari Amerika Serikat, yang bernilai 38,3 juta dolar AS dan 1.400.000 galon AS (5.300 m3). Selain itu, berbagai jamur ditanam di hutan di daerah beriklim sedang. Jamur matsutake yang bernilai ekonomis tinggi merupakan jamur yang terkenal tumbuh di hutan jenis ini. Sayuran seperti salal dan pakis, serta tanaman obat seperti ginseng, mempunyai nilai ekonomi yang signifikan. Namun, seperti halnya hasil hutan non-kayu yang sangat bervariasi di berbagai wilayah, nilai ekonominya juga berbeda-beda.

Menurut yang dilakukan di Peru, barang-barang yang terbuat dari kacang-kacangan non-kayu mempunyai keuntungan ekonomi per hektar yang lebih tinggi dibandingkan jika hutan ditebang untuk diambil kayunya. Ini bermanfaat bagi lingkungan selain sukses secara komersial. Dalam banyak kasus, jika diberi kewenangan yang tepat, inisiatif untuk mengumpulkan dan memanfaatkan hasil hutan non-kayu dapat membantu masyarakat miskin yang tinggal di dekat hutan.

Sumber:

https://id.wikipedia.org

Selengkapnya
Hasil Produk dari Hutan Apa Saja yang Tidak Memanfaatkan Kayu?

Ilmu Pendidikan

Keterampilan vs Kompetensi: Apa Perbedaannya?

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 22 Mei 2024


1. Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tindakan dengan hasil yang ditentukan sebelumnya dan eksekusi yang sangat baik, seringkali dalam jumlah waktu, energi, atau keduanya. Keterampilan umum dan spesifik domain sering digunakan untuk mengkategorikan kemampuan. Di tempat kerja, misalnya, keterampilan umum mungkin termasuk motivasi diri, kolaborasi dan kepemimpinan, dan manajemen waktu, sedangkan keterampilan khusus domain hanya diperlukan untuk profesi tertentu. Dalam kebanyakan kasus, tanda-tanda dan keadaan kontekstual tertentu diperlukan untuk mengukur tingkat kompetensi yang ditunjukkan dan digunakan.

Ketika bakat, seperti seni perang atau seni kedokteran, mewakili tubuh pengetahuan atau bidang studi, itu dapat dianggap sebagai seni. Meskipun seni adalah bakat juga, banyak kemampuan dapat dikombinasikan untuk menciptakan seni tanpa ada hubungannya dengan seni rupa.

Berbagai macam bakat diperlukan bagi orang untuk berpartisipasi dalam ekonomi kontemporer. Menurut penelitian bersama oleh ASTD dan Departemen Pekerjaan AS, pekerja perlu memiliki 16 keterampilan dasar untuk beradaptasi dengan tempat kerja yang berubah, yang sebagian besar disebabkan oleh teknologi. Ada tiga jenis bakat utama yang direkomendasikan: teknis, manusia, dan konseptual. Keterampilan keras dan lembut dapat digunakan sebagai pengganti dua yang pertama.

  • Keterampilan teknis/hard skill

Keterampilan teknis atau hard skill adalah kemampuan apa pun yang terkait dengan pekerjaan atau keadaan tertentu. Ia memerlukan pengetahuan dan kemahiran dalam aktiviti tertentu termasuk kaedah, proses, prosedur, atau teknik. Tidak seperti bakat lunak, yang didasarkan pada kepribadian, kemampuan ini mudah diukur. Ini juga keterampilan yang mungkin membutuhkan credential profesional, teknis, atau akademis dan yang diuji atau telah diuji.

  • Keterampilan holistik

Istilah "kompetensi holistik" mengacu pada berbagai kemampuan dan sikap umum yang diperlukan untuk pembelajaran seumur hidup dan pengembangan seluruh orang, seperti ketahanan, teknik pemecahan masalah, dan apresiasi terhadap orang lain.

  • Keterampilan tenaga kerja

Pekerja terampil telah lama memiliki sejarah sebagai tukang listrik, mason, arsitek, tukang cukur, tukang roti, bir, koper, printer dan profesi lain yang produktif secara ekonomi.

  • Life skills

Kemampuan  yang dikembangkan oleh kerja intensif, metodis, dan konsisten untuk melakukan tugas-tugas yang rumit atau tugas pekerjaan yang melibatkan konsep (kemampuan kognitif), objek (kemahiran teknis), dan orang (keterampilan interpersonal) dengan cara yang mudah dan dapat disesuaikan.

  • Keterampilan sosial

Setiap kemampuan yang mempromosikan keterlibatan sosial dan komunikasi dengan orang lain adalah keterampilan sosial. Media verbal dan nonverbal digunakan untuk membangun, menyampaikan, dan memodifikasi norma dan hubungan sosial. Kita menyebut proses memperoleh kemampuan ini sebagai sosialisasi.

  • Soft skills

Kualitas karakter seseorang, sikap, kemampuan komunikasi, keterampilan sosial, kuantitas kecerdasan emosional (EQ), dan atribut profesional semuanya dianggap soft skill.

2. Kompetensi

Kompetensi adalah kumpulan sifat dan bakat yang ditunjukkan yang memungkinkan dan meningkatkan efisiensi atau pelaksanaan suatu tugas. Kompetensi adalah urutan informasi, kemampuan, keterampilan, pengalaman dan perilaku, yang mengarah pada kinerja yang sukses dalam kegiatan seseorang. Kompetensi dapat diukur dan dapat diperoleh melalui pelatihan.

Beberapa peneliti menganggap "kompetensi" sebagai campuran pengetahuan praktis dan teoritis, kemampuan kognitif, perilaku, dan nilai-nilai yang digunakan untuk meningkatkan kinerja; atau sebagai keadaan atau kualitas menjadi sesuai atau sangat berkualitas, memiliki kapasitas untuk memenuhi posisi tertentu. Sebagai contoh, kompetensi manajerial dapat melibatkan pemikiran sistem dan kecerdasan emosional, serta kemampuan dalam mempengaruhi dan negosiasi.

Proses pengembangan kompetensi adalah serangkaian tindakan dan refleksi seumur hidup. Karena kompetensi berlaku untuk profesi serta pekerjaan, pengembangan kompetensi seumur hidup terkait dengan pengembangan pribadi sebagai konsep manajemen. Dan itu membutuhkan suasana tertentu, di mana aturan diperlukan untuk memperkenalkan pemula, tetapi mereka dengan tingkat kompetensi yang lebih maju akan secara sistematis melanggar aturan jika kondisi membutuhkannya. Lingkungan ini secara sinonim didefinisikan dengan menggunakan frasa-frasa seperti organisasi belajar, produksi pengetahuan, pengorganisasian diri dan empowerment.

Dalam perusahaan atau komunitas profesional tertentu, kompetensi profesional biasanya dihargai. Mereka sering memiliki kemampuan yang sama yang harus dibuktikan dalam wawancara kerja. Tetapi sekarang ada cara lain untuk melihatnya: bahwa ada bidang keterampilan profesional yang luas yang diperlukan untuk mempertahankan posisi, atau mendapatkan promosi. Untuk semua organisasi dan masyarakat ada serangkaian tanggung jawab inti yang harus disumbangkan oleh individu yang kompeten sepanjang waktu. Untuk mahasiswa universitas, misalnya, tugas utama mungkin mengelola teori, teknik, atau informasi dari tugas.

Individu yang kompeten dapat menanggapi keadaan darurat dengan menggunakan strategi yang telah bekerja untuk mereka di masa lalu. Untuk menjadi kompeten seseorang harus mampu memahami situasi dalam konteks dan memiliki repertoar tindakan yang layak untuk dilakukan. Menjadi terlatih secara menyeluruh dalam setiap gerakan yang dapat dibayangkan yang terkandung dalam repertoar mereka dapat membuat dampak besar. Terlepas dari pelatihan, kompetensi meningkat melalui pengalaman dan jumlah kemampuan seseorang untuk belajar dan beradaptasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa tidak mudah untuk mengukur kemampuan dan pengembangan kompetensi.

Dalam manajemen sumber daya manusia, kompetensi sering digunakan untuk menggambarkan kebutuhan yang lebih luas bagi manusia dalam organisasi dan masyarakat. Kompetensi dan model kompetensi dapat relevan untuk semua staf di perusahaan atau mereka dapat peran spesifik. Kompetensi juga adalah apa yang dibutuhkan individu untuk sukses dalam karir mereka. Kompetensi kerja tidak sama dengan tugas kerja. Kompetensi mencakup semua informasi terkait, keterampilan, bakat, dan sifat yang membentuk pekerjaan seseorang. Koleksi atribut kontekstual ini terkait dengan kinerja kerja yang lebih besar dan dapat digunakan sebagai referensi untuk mengevaluasi kinerja pekerjaan serta untuk mengembangkan, menarik, dan menyewa personil.

Kompetensi menyediakan perusahaan dengan metode untuk menentukan dalam istilah perilaku apa yang harus dicapai individu untuk memberikan hasil yang dicari perusahaan, dengan cara yang sesuai dengan budaya mereka. Dengan memiliki kompetensi yang ditentukan di perusahaan, itu membantu orang tahu apa yang mereka butuhkan untuk efektif. Ketika didefinisikan dengan benar, kompetensi memungkinkan perusahaan untuk menganalisis sejauh mana perilaku karyawan ditampilkan dan di mana mereka mungkin hilang. Untuk kemampuan di mana karyawan tidak mencukupi, mereka dapat belajar. Ini akan memungkinkan pengusaha untuk mengetahui kemungkinan sumber daya apa yang mungkin mereka butuhkan untuk membantu karyawan tumbuh dan mendapatkan keterampilan tersebut. Kompetensi dapat mengidentifikasi dan membedakan perusahaan dari pesaing. Sementara dua perusahaan mungkin sebanding dalam hasil keuangan, metode di mana hasilnya dicapai mungkin berbeda tergantung pada kemampuan yang sesuai dengan strategi dan budaya organisasi mereka yang unik. Akhirnya, kompetensi dapat memberikan model terstruktur yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan pendekatan manajemen di seluruh perusahaan. Kompetensi yang sesuai dengan perekrutan mereka, manajemen kinerja, pelatihan dan pengembangan dan metode insentif untuk mempromosikan perilaku inti yang nilai perusahaan.

Kompetensi yang diperlukan untuk peran ditemukan melalui analisis pekerjaan atau analisis tugas, menggunakan pendekatan seperti metodologi insiden kritis, jurnal kerja, dan pengambilan sampel pekerjaan. Penekanan masa depan disarankan untuk alasan strategis. Jika seseorang mampu melakukan tugas-tugas yang diperlukan pada tingkat keahlian yang dimaksudkan, mereka dianggap "kompeten" di bidang itu. Sebagai contoh, kompetensi manajerial dapat melibatkan pemikiran sistem dan kecerdasan emosional, serta kemampuan dalam mempengaruhi dan negosiasi. Mengidentifikasi keterampilan staf dapat membantu meningkatkan kinerja organisasi. Mereka paling sukses jika mereka cocok dengan karakteristik penting tertentu, termasuk hubungan dengan, dan leverage dalam orang-orang organisasi.

Fayek & Omar (2016) telah merumuskan enam jenis kompetensi yang berkaitan dengan industri konstruksi:

  • Kompetensi perilaku

Kompetensi kinerja individu lebih akurat daripada keterampilan dan kemampuan organisasi. Oleh karena itu, sangat penting bahwa mereka ditentukan dalam konteks perilaku yang dapat diukur untuk memverifikasi ketersediaan dan tingkat kompetensi. (e.g. growth of talent)

  • Kompetensi inti

kemampuan dan / atau kompetensi teknis yang unik untuk sebuah organisasi, yaitu kompetensi inti yang memisahkan sebuah organisasi dari pesaingnya. (e.g. the technologies, techniques, strategies or procedures of the business that produce competitive advantage in the marketplace). Kompetensi inti organisasi adalah kekuatan strategis organisasi. Kompetensi inti memisahkan organisasi dari saingannya dan menetapkan keunggulan kompetitif perusahaan di pasar.

  • Kompetensi fungsional

kemampuan khusus pekerjaan yang memberikan hasil yang terbukti berkualitas tinggi untuk peran tertentu. Mereka sering bersifat teknis atau operasional. (e.g., "backing up a database" is a functional skill).[ 13 ]

  • Kompetensi Manajemen

Kompetensi manajemen mendefinisikan kualitas dan bakat yang akurat yang menunjukkan potensi manajemen seseorang. Tidak seperti karakteristik kepemimpinan, karakteristik manajemen dapat dipelajari dan dikembangkan dengan pelatihan dan alat yang tepat. Kompetensi di bidang ini harus menunjukkan perilaku yang tepat bagi manajemen untuk berhasil.

  • Kompetensi Organisasi

Tujuan, visi, nilai-nilai, budaya dan kompetensi inti perusahaan yang menetapkan nada dan / atau pengaturan di mana kerja organisasi dilakukan. (e.g. customer-driven, risk taking and cutting edge). Cara kita merawat pasien adalah bagian dari terapi pasien.

  • Kompetensi teknis

Tergantung pada peran, kualitas teknis dan kinerja harus diperiksa dengan hati-hati ketika pemilihan perekrutan dilakukan. Misalnya, perusahaan yang lebih memilih untuk mempekerjakan atau mempromosikan terutama berdasarkan kemampuan teknis, yaitu untuk mengecualikan kompetensi lain, mungkin melihat peningkatan tantangan terkait kinerja.

Kompetensi inti

Kompetensi inti adalah hasil dari serangkaian kemampuan atau metode produksi tertentu yang memberikan nilai ekstra kepada klien. Hal ini memungkinkan perusahaan menjangkau pasar yang luas. C. K. Prahalad dan Gary Hamel mendemonstrasikan dalam makalah tahun 1990 berjudul "The Core Competence of the Corporation" bagaimana kompetensi inti menghasilkan penciptaan barang inti, yang kemudian dapat digunakan untuk menciptakan sejumlah besar produk tambahan bagi pelanggan akhir. Daripada diubah secara drastis sekaligus, keterampilan inti dibentuk seiring berjalannya waktu melalui serangkaian perbaikan berkelanjutan. Membangun keterampilan inti lebih penting dan diperlukan untuk mencapai kesuksesan di pasar global yang masih dalam tahap awal dibandingkan integrasi vertikal. Misalnya, NEC mendominasi pasar semikonduktor, telekomunikasi, dan elektronik konsumen dengan menggunakan berbagai keterampilan intinya. Perusahaan mungkin merasa penting untuk menggunakan dan memahami gagasan tentang kemampuan inti. Untuk berhasil dalam penciptaan barang-barang inti, mereka dapat menggunakan kompetensi inti mereka.

Dunia usaha juga dapat meningkatkan nilai para pemangku kepentingan dan konsumen dengan menggunakan kompetensi inti mereka. Menurut Alexander dan Martin (2013), kapasitas perusahaan untuk mengembangkan kompetensi intinya adalah hal yang membuatnya kompetitif. Misalnya, pengetahuan, keterampilan, atau teknik khusus adalah contoh kompetensi inti. Kapasitas manajemen untuk menciptakan bisnis baru dan produk inti dari kompetensi inti merupakan kemampuan inti. Oleh karena itu, untuk sepenuhnya menggunakan arsitektur strategis, yang harus ditegakkan oleh manajemen puncak, pengembangan kompetensi akan membuahkan hasil. Yang terpenting, "pembelajaran kolektif di seluruh perusahaan" didefinisikan sebagai kompetensi inti oleh C. K. Prahalad dan Gary Hamel (1990). Akibatnya, sumber daya tersebut mewakili gabungan sumber daya yang diarahkan dari tingkat korporat dan tidak dapat diterapkan pada unit bisnis strategis (SBU). Karena "sesuatu yang sangat baik dalam suatu perusahaan" dan "kompetensi inti" sering kali digunakan secara bergantian, kehati-hatian harus diberikan untuk menghindari salah penafsiran kata tersebut. Penulis Competing for the Future, C. K. Prahalad dan Gary Hamel, menunjukkan bagaimana para eksekutif dapat memperoleh wawasan industri yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam industri dan menemukan metode pengelolaan sumber daya yang memungkinkan bisnis mencapai tujuan meskipun ada hambatan.

Para pemimpin harus merumuskan pandangan tentang keterampilan penting yang dapat dikembangkan di masa depan untuk menghidupkan kembali proses memulai bisnis baru. Rahasia untuk menjadi yang teratas dalam industri Anda adalah memiliki perspektif independen terhadap prospek masa depan dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memanfaatkannya. Sebuah organisasi memerlukan sumber daya nyata dan tidak berwujud, seperti kompetensi inti yang sulit diperoleh, agar tetap kompetitif. Untuk beradaptasi dengan perubahan masa depan di sektor ini, pengelolaan dan peningkatan kompetensi sangatlah penting. Misalnya, para pesaing merasa kesulitan untuk menyamai atau bersaing dengan kompetensi inti Microsoft dalam sejumlah terobosan berbasis TI karena berbagai faktor.

Kebanyakan CEO tidak menghabiskan waktu mereka untuk menciptakan gambaran masa depan perusahaan karena hal itu memerlukan banyak upaya intelektual dan dedikasi untuk mencapai penghematan biaya, kualitas, dan produktivitas. Pertanyaan-pertanyaan yang menantang dapat mempersulit mereka untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada di depan, namun mencoba menemukan jawabannya akan bermanfaat bagi perusahaan secara keseluruhan.

Melalui produk inti, kompetensi dasar perusahaan dan portofolio produk saling terhubung. Menurut Prahalad dan Hamel (1990), keterampilan inti berfungsi sebagai katalisator penciptaan barang dan jasa penting. Mirip dengan pohon yang buahnya merupakan barang jadi, perusahaan berkembang dari kompetensinya. Barang-barang inti berkontribusi "terhadap daya saing berbagai produk akhir. Barang-barang tersebut merupakan perwujudan fisik dari kompetensi inti." Dalam beberapa tahun terakhir, metode untuk menentukan portofolio produk sehubungan dengan kompetensi inti dan sebaliknya telah dikembangkan. Danilovic & Leisner telah menyarankan metode untuk menentukan keterampilan inti dalam kaitannya dengan portofolio produk (2007). Mereka mengikat kompetensi pada masing-masing barang dalam portofolio produk menggunakan matriks struktur desain. Metode mereka dapat digunakan untuk menggabungkan kelompok kompetensi menjadi kompetensi inti. Bonjour & Micaelli (2010) menyajikan pendekatan yang sebanding untuk menentukan sejauh mana suatu organisasi telah mengembangkan keterampilan intinya. Hein dkk. baru-baru ini menghubungkan definisi kemampuan Christensen—yang mencakup sumber daya, prosedur, dan prioritas—dengan kompetensi inti. Selain itu, mereka memberikan kerangka kerja untuk menilai bagaimana berbagai desain produk berkontribusi terhadap pertumbuhan kemampuan utama.

3. Keterampilan vs Kompetensi

Keterampilan dan kompetensi adalah komponen penting dalam menentukan efektivitas seseorang dalam melakukan tugas, namun mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Keterampilan mencakup kemampuan untuk melakukan tindakan dengan presisi dan mencapai hasil yang diinginkan dalam batasan waktu dan energi yang ditetapkan. Ini mencakup kemampuan umum dan spesifik domain, seperti motivasi diri, kolaborasi, dan manajemen waktu, yang penting dalam berbagai pengaturan profesional. Sebaliknya, kompetensi adalah konsep yang lebih luas, mencakup spektrum karakteristik dan bakat yang ditunjukkan yang meningkatkan efisiensi tugas. Ini terdiri dari serangkaian informasi, kemampuan, pengalaman, dan perilaku yang mempromosikan pelaksanaan tugas yang sukses. Tidak seperti keterampilan, kompetensi dapat dibudidayakan dan disempurnakan melalui pelatihan, membuatnya lebih model dan dapat beradaptasi dengan keadaan yang berubah. Pada akhirnya, sementara keterampilan berfokus pada tindakan dan hasil tertentu, kompetensi mencakup berbagai atribut yang berkontribusi pada kinerja dan efektivitas tugas secara keseluruhan.

Sumber:

https://en.wikipedia.org/wiki/Skill

https://en.wikipedia.org/wiki/Competence_(human_resources)

https://en.wikipedia.org/wiki/Core_competency

Selengkapnya
Keterampilan vs Kompetensi: Apa Perbedaannya?

Ilmu Pendidikan

Mengenal Sisi Psikologi dari Pengembangan Diri

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 22 Mei 2024


Pengembangan diri atau peningkatan diri dianggap sebagai kegiatan yang mengembangkan potensi dan bakat seseorang, menciptakan sumber daya manusia, meningkatkan kelayakan kerja, meningkatkan kualitas hidup, dan mewujudkan ambisi dan tujuan. Pertumbuhan pribadi tidak terbatas pada satu periode kehidupan seseorang; hal ini mungkin terjadi sepanjang keberadaan mereka. Hal ini tidak terbatas pada membantu diri sendiri dan dapat mencakup tindakan formal dan informal untuk pengembangan orang lain dalam posisi seperti manajer, pelatih, mentor, pembimbing, atau guru. Ketika pengembangan pribadi terjadi dalam lingkungan institusional, hal ini mengacu pada strategi, rencana, instrumen, dan kerangka evaluasi yang disediakan untuk mendorong pertumbuhan orang dewasa yang baik secara individu.

Pada awal abad ke-20, penelitian tentang hubungan antara psikologi dan pertumbuhan pribadi dilakukan oleh Alfred Adler (1870–1937) dan Carl Jung (1875–1961). Adler dengan tegas menentang pembatasan psikologi pada analisis. Dia mengemukakan sebuah poin penting: ambisi bersifat berwawasan ke depan dan tidak membatasi diri pada keinginan irasional atau peristiwa awal kehidupan. Seiring dengan definisinya tentang "gaya hidup" pada tahun 1929 sebagai pendekatan khas seseorang dalam mengatasi hambatan, ia juga menemukan konsep citra diri, yang memengaruhi manajemen di bawah payung keseimbangan kehidupan kerja—juga disebut sebagai keselarasan antara kehidupan seseorang. kehidupan pribadi dan profesional. Dengan teorinya tentang individuasi—yang ia definisikan sebagai keinginan individu untuk mencapai kelengkapan dan keseimbangan Diri—Carl Gustav Jung memberikan kontribusi pada bidang pengembangan pribadi.

Konsep Diri merupakan hipotesis psikologi humanistik yang dikemukakan oleh Carl Rogers. Dua gagasan tentang diri membentuk konsep ini. Diri ideal, atau ingin menjadi orang seperti apa, adalah konsep pertama. Yang kedua adalah diri sejati, yaitu penilaian yang tidak memihak terhadap diri sendiri dan diri kita yang sebenarnya. Menurut Rogers, keadaan pertumbuhan yang sehat terjadi ketika terdapat ketepatan antara diri ideal dan diri sebenarnya. Ketika diri aktual dan diri ideal tidak melihat sesuatu secara akurat, Rogers mendefinisikan ketidaksesuaian.

Penting untuk dipahami bahwa diri ideal meninggikan diri sebenarnya untuk mendorong pertumbuhan yang sehat, bukan menurunkan diri sebenarnya untuk mengimbanginya. Penting untuk diingat bahwa pencapaian yang signifikan dan bertahan lama adalah satu-satunya jalan menuju pertumbuhan pribadi yang sejati dan bertahan lama. Hal ini ditegaskan oleh Viktor Frankl yang mengatakan bahwa “kehidupan yang dijalani dengan baik” menghasilkan kesejahteraan yang sejati dan abadi. Ugur, H., Constantinescu, P.M., & Stevens, M.J. (2015) menjelaskan dalam esainya bahwa kita telah dilatih oleh masyarakat untuk mengarang ilusi positif yang tampaknya mewakili kemajuan yang baik tetapi hanya bersifat sementara. Mereka juga memberikan dua contoh pertumbuhan pribadi. Yang pertama adalah kesejahteraan hedonis, yaitu pencarian aktivitas menyenangkan yang meningkatkan tingkat kebahagiaan seseorang. Kesejahteraan Eudaimonic mengacu pada menjalani kehidupan yang sesuai dengan sifat sejati seseorang dan merupakan yang kedua.

Psikologi sosial

Studi psikologi sosial memberikan penekanan kuat pada perilaku manusia dan bagaimana orang berinteraksi satu sama lain dalam masyarakat. Bayi membentuk hubungan ketergantungan dan saling percaya dengan orang lain, terutama dengan orang tuanya, sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan sosialnya. Orang tua dan orang dewasa lainnya yang sering berinteraksi dengan mereka memberikan contoh bagi mereka tentang bagaimana berperilaku dan memperlakukan orang lain. Balita terus menyempurnakan keterampilan sosialnya. Seiring bertambahnya usia, mereka juga mulai mengembangkan kemandirian dan kerinduan akan otonomi.

Setiap individu mempunyai rasio otonomi terhadap interaksi sosial yang berbeda-beda, namun secara umum otonomi tumbuh seiring bertambahnya usia. Menurut beberapa penelitian, tindakan prososial cenderung meningkat sementara keegoisan mulai menurun antara usia enam dan dua belas tahun. Lebih lanjut, masa dewasa merupakan masa pertumbuhan yang dipengaruhi oleh orang-orang di lingkungan terdekat kita, termasuk orang tua, pasangan romantis, rekan kerja, dan anak-anak. Perkembangan tersebut meliputi aktualisasi diri, pengembangan relasional dan kejuruan, kehilangan, dan pengembangan keterampilan mengatasi masalah. Meskipun melihat psikologi melalui prisma interaksi sosial, psikologi sosial menggabungkan ide dan konsep dari banyak teori psikologi yang berbeda.

Psikologi psikodinamik

Dibandingkan dengan sudut pandang lain, perspektif psikodinamik tentang pengembangan pribadi berbeda. Secara khusus, sebagian besar karakteristik, kepribadian, dan proses berpikir kita berkembang terjadi di alam bawah sadar. Menurut teori psikodinamik, modifikasi bawah sadar ini—yang bermanifestasi sebagai perilaku lahiriah—adalah hasil dari ketegangan yang terinternalisasi dan dorongan yang ditekan terhadap agresi dan seksualitas.

Ahli teori psikodinamik seperti Sigmund Freud menyatakan bahwa pikiran-pikiran yang tertekan ini berkembang sepanjang masa bayi dan remaja. Proses "menggali" ingatan dan emosi yang tertekan ini akan membentuk pertumbuhan yang disadari. Seseorang mungkin memilah-milah ingatan dan emosi yang tertekan dan menemukan penutupan yang sehat setelah mereka teridentifikasi. Seorang terapis psikodinamik yang berkualifikasi membantu sebagian besar, jika tidak semua, proses pertumbuhan kesadaran.

Psikologi kognitif perilaku

Pola klasik perkembangan pribadi diikuti oleh perspektif kognitif-perilaku terhadap perkembangan; beberapa metode yang paling menonjol adalah modifikasi perilaku, pembingkaian ulang kognitif, dan pendekatan berturut-turut. Orang-orang percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas ide-ide dan perilaku mereka, namun penguasaan diri tetap diperlukan. Melalui modifikasi perilaku, orang dapat mengubah perilakunya terlepas dari perasaannya, sehingga membantu mereka mengembangkan kualitas dan bakat pribadi. Misalnya, seseorang bisa menjadi sangat marah namun bertindak dengan cara yang konstruktif. Mereka mempunyai kemampuan untuk menekan perasaannya dan berperilaku dengan cara yang lebih dapat diterima di masyarakat. Sebagai hasil dari semua upaya ini, orang tersebut akan mengembangkan lebih banyak kesabaran.

Menyusun ulang ide secara kognitif sangat penting untuk pertumbuhan pribadi. Menurut psikolog kognitif-perilaku, persepsi kita terhadap suatu peristiwa memiliki arti yang lebih penting dibandingkan peristiwa itu sendiri. Dengan demikian, seseorang dapat maju dan tumbuh dengan lebih sedikit hambatan jika mereka mampu melihat aspek positif dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Perkembangan diri paling selaras dengan pendekatan atau pencetakan yang berurutan. Ketika seseorang ingin mencapai hasil tertentu namun hanya mengambil sedikit langkah untuk mencapainya, mereka menggunakan pendekatan berturut-turut. Sampai tujuan tercapai, penghargaan sering diberikan untuk setiap langkah sukses menuju hasil akhir. Jika pertumbuhan pribadi ingin dipertahankan, hal itu harus dicapai secara bertahap.

Psikologi pendidikan

Studi psikologi pendidikan berfokus pada bagaimana orang belajar, termasuk strategi pengajaran, tes bakat, dan aspek pembelajaran lainnya. Dengan meningkatkan kapasitas seseorang untuk belajar, mengingat informasi, dan menerapkannya pada situasi dunia nyata, psikologi pendidikan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pribadi. Seseorang akan lebih siap menghadapi pertumbuhan pribadi jika mereka dapat meningkatkan kecepatan pembelajaran efektifnya.

Sumber:

https://en.wikipedia.org

Selengkapnya
Mengenal Sisi Psikologi dari Pengembangan Diri

Bina Konstruksi

Pemerintah Berencana Rekonstruksi Jembatan Gantung Sukadana yang Rusak Akibat Banjir

Dipublikasikan oleh Gimnastiyar Luthfi aji pada 22 Mei 2024


Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga tengah melakukan langkah pengamanan aset dan mempersiapkan rencana penanganan Jembatan Gantung Sukadana di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang tergerus aliran sungai yang deras saat banjir pada Kamis (9/4/2020) lalu.

Pembangunan kembali (rekonstruksi) jembatan diharapkan akan meningkatkan konektivitas masyarakat yang tinggal di Kecamatan Ciawigebang dan Japara Kabupaten Kuningan serta Kecamatan Serdong Kabupaten Cirebon.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Jakarta Ditjen Bina Marga, Hari Suko Setiono mengatakan, tim Kementerian PUPR telah meninjau langsung di lapangan untuk mempersiapkan pembongkaran Jembatan Sukadana sebagai langkah pengamanan aset agar kondisi jembatan tidak semakin rusak.

"Kami juga membuat rencana penanganan baik terhadap daerah aliran air sungai, bangunan pengaman maupun rekonstruksi jembatan gantungnya," kata Hari Suko.

Upaya penanganan permanen yang akan dilakukan oleh BBPJN VI Jakarta agar jembatan dapat berfungsi seperti semula sebagai penguhubung Desa Patapan dengan Desa Loji yang menjadi akses antara Kabupaten Indramayu dengan Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Adapun pelaksanaan rekonstruksi jembatan ditargetkan selesai dalam 4 bulan.

"Selama masa rekonstruksi, jalan akses ke luar masuk Desa Sukadana melalui jalan yang hanya dapat dilalui orang dan kendaraan roda dua," ujar Hari.

Keberadaan jembatan gantung sangat penting untuk menggerakan sektor rill dan dapat mempertahankan daya beli masyarakat serta mengurangi pengangguran di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global akibat pandemi COVID-19 yang terjadi sekarang.

Konstruksi Jembatan Sukadana merupakan jembatan gantung simetris dengan panjang bentang 120 meter. Pondasi jembatan menggunakan desain sumuran tunggal berdiameter 3,5 meter dengan kedalaman 6 meter.

Berdasarkan desain, posisi pangkal jembatan sudah ditempatkan sesuai standar sehingga berjarak paling sedikit 10 meter dari bibir sungai.

Hujan lebat yang terus mengguyur wilayah utara Jawa Barat sejak awal April 2020 mengakibatkan meningkatnya volume aliran Sungai Cibatu. Perubahan pola aliran sungai tersebut menggerus pangkal jembatan pada struktur pondasi.

Pada 9 April 2020, sekitar pukul 16.00 WIB, pondasi jembatan tergerus aliran sungai, sehingga konstruksi jembatan runtuh. Insiden tersebut mengakibat satu warga terluka dan tidak ada korban jiwa. Akses utama menuju desa terdekat juga tertutup tanah longsor.

Pemerintah Daerah tengah mempersiapkan jalur alternatif untuk mendukung kegiatan sehari-hari masyarakat selama proses perbaikan.

Selain menjadi akses penghubung antar desa, jembatan gantung tersebut juga berpotensi menggerakkan ekonomi lokal seperti pertanian dan UMKM.

Sumber: pu.go.id

Selengkapnya
Pemerintah Berencana Rekonstruksi Jembatan Gantung Sukadana yang Rusak Akibat Banjir

Bina Konstruksi

Kementerian PUPR dan BPJT Memprioritaskan Keselamatan Pengendara di Jalan Tol

Dipublikasikan oleh Gimnastiyar Luthfi aji pada 22 Mei 2024


Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) di samping fokus terhadap target penyelesaian pembangunan Jalan Tol guna mendukung peningkatan konektivitas di Indonesia, juga memperhatikan risiko kecelakaan (Zero Fatalities) di Jalan Tol sehingga menghasilkan kelancaran arus mobilitas lalu lintas pada angkutan umum, barang, logistik, maupun pribadi.

Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) selaku pengelola Jalan Tol juga terus didorong untuk mewujudkan pelayanan Jalan Tol yang optimal guna menjamin keselamatan dan kenyamanan pengguna Jalan Tol sesuai dengan pemenuhan standar pelayanan minimum (SPM). 

Dalam mewujudkan standar pelayanan minimum di Jalan Tol, setiap Jalan Tol yang beroperasi juga telah melalui rangkaian terakhir penilaian sebelum dapat dioperasikan, yakni uji laik fungsi dan laik operasi. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan semua spesifikasi teknis persyaratan dan perlengkapan jalan yang ada di ruas Jalan Tol sesuai dengan standar managemen dan keselamatan lalu lintas terpenuhi dengan baik. 

"Sosialisasi keselamatan Jalan Tol bertajuk SETUJU (Selamat Sampai Tujuan) juga terus disampaikan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga bersama BPJT dengan melibatkan mitra seperti BUJT, Korlantas Polri, dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan. Beberapa imbauan disampaikan kepada pengendara untuk mengurangi risiko kecelakaan di Jalan Tol maupun non tol," ujar Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit.

Salah satu faktor yang menjadi item pengecekan adalah skid resistance, baik perkerasan kaku (beton) maupun perkerasan flexible (aspal) dengan mengikuti Peraturan Menteri PUPR No 16 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol.

Danang menyampaikan, pedal rem pada kendaraan umumnya tidak bisa dihentikan secara mendadak dan langsung berhenti di lajur Jalan Tol. Pengemudi wajib mengetahui aturan mengenai waktu dan jarak tertentu untuk bisa berhenti di lajur Tol. 

"Di setiap area Jalan Tol juga sering diberikan imbauan mengenai ‘Jaga Jarak Aman Kendaraan Anda’ agar ketika mobil menginjak rem secara mendadak masih terdapat ruang untuk mengurangi kecepatan sampai mobil  bisa berhenti dengan aman dan menjaga jarak mobil di belakangnya juga,” kata Danang.

Danang juga menambahkan, penentuan pagar pembatas beton pada sisi jalan mempertimbangkan resiko fatalitas ketika terjadi kecelakaan. Beberapa jenis pagar pengaman memiliki kriteria defleksi/lentur yang berbeda dan digunakan sesuai dengan peruntukannya. Penempatan concrete barrier (beton) pada umumnya ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dianggap berbahaya, seperti jembatan ataupun untuk median/pemisah jalur yang jaraknya berdekatan sehingga dapat memperkecil risiko kendaraan menyeberang ke jalur berlawanan. Hal ini juga menjaga agar kendaraan terhindar dari fatalitas kecelakaan dan tetap nyaman dalam berkendara.

Dikatakan Danang, ketika sedang berkendara di Jalan Tol, tentunya harus sesuai dengan aturan berkendara yang telah ditentukan. Tujuan aturan kecepatan batas berkendara di Jalan Tol agar terus menjaga kendaraan tetap fokus dan mengetahui batas kecepatan maksimal saat mengendarai mobil untuk menjaga agar tidak terjadi kecelakaan, terutama di beberapa titik yang rawan kecelakaan.

Seperti halnya aturan kecepatan berkendara, diatur pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 23 ayat 4. Kemudian diperkuat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kendaraan pasal 3 ayat 4, disebutkan bahwa batas kecepatan di jalan bebas hambatan 60 hingga 100 kilometer per jam, sesuai dengan rambu lalu lintas yang terpasang.

"Dalam aturan tersebut tertulis bahwa batas kecepatan di jalan bebas hambatan atau tol paling rendah 60 Km/Jam sampai tertinggi 100 Km/Jam. Untuk berkendara di tol dalam kota sendiri kecepatan minimal berkendara (60 Km/Jam), maksimal berkendara yaitu (80 Km/Jam). Kemudian untuk berkendara di tol luar kota yakni minimal (60 Km/Jam) dan maksimal (100 Km/Jam)," tegas Danang.

Danang mengimbau kepada para pengguna Jalan Tol khususnya bagi pengendara agar terus memastikan kendaraan dalam kondisi sehat dengan memperhatikan kondisi ban, lampu dan rem berfungsi dengan baik.

Sebelum memulai perjalanan selalu utamakan berdo'a kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk meminta perlindungan keselamatan di jalan. Kemudian pengemudi juga diimbau dalam kondisi sehat dan fit saat sedang mengemudi serta diusahakan untuk beristirahat sejenak di tempat istirahat ketika sedang lelah di perjalanan.

Di saat musim hujan seperti ini, mengantisipasi kondisi jalan yang licin, pengemudi juga harus tetap waspada dan konsentrasi. Selalu mematuhi aturan dan rambu-rambu lalu lintas serta pahami dan kuasai fungsi-fungsi perlengkapan yang ada di mobil.

Utamakan keselamatan, bukan kecepatan. Kita semua setuju untuk Selamat Sampai Tujuan.

Sumber: pu.go.id

Selengkapnya
Kementerian PUPR dan BPJT Memprioritaskan Keselamatan Pengendara di Jalan Tol
« First Previous page 133 of 773 Next Last »