REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebagai kelanjutan dari rintisan kerja sama antara UNY dan KBRI Beijing, UNY menyelenggarakan workshop online mengenai Kerjasama Teknologi dan Pendidikan China-Indonesia (TVET).
TVET adalah pendidikan dan pelatihan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk pekerjaan. TVET menggunakan pembelajaran formal, non-formal dan informal dan diakui sebagai sarana penting untuk keadilan sosial, inklusi dan pembangunan berkelanjutan.
Wang Yongli, Sekretaris Jenderal China Association for International Exchange (CEAIE), berterima kasih kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok dan Asia-China Center yang telah menyelenggarakan acara ini.
" "Teknologi penting untuk pekerja pengembangan material memiliki pengetahuan praktis. Kita memerlukan peluang-peluang baru dalam bidang teknologi dan metode,” kata Wang Yongli dalam siaran persnya, Jumat (9/3). untuk kehidupan dan pelatihan.
Ia mengatakan sekolah dapat menjadi institusi yang membantu mengatasi kemiskinan karena 13% siswanya berasal dari kalangan bawah.pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat. . Di Tiongkok, pendidikan kejuruan telah membantu mengurangi kemiskinan bagi 19 juta orang dalam delapan tahun terakhir. Wang Yongli berharap lokakarya ini menjadi ajang belajar dan bertukar pengalaman terkait inovasi dan teknologi.
Saryadi, Direktur Hubungan dan Koordinasi Pengusaha dan Lembaga Tanggungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian dan Keterampilan, menyatakan bahwa kualitas pendidikan.
"Perluasan pelatihan vokasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pemerintah", katanya, tapi "pembangunan pendidikan". Dibutuhkan kontribusi pihak swasta, masyarakat dan masyarakat, ujarnya. pendidikan vokasi di Indonesia. Direksi menyampaikan bahwa teman-teman Kami siap mendukung dan meminta saudara-saudara untuk bekerja sama meningkatkan mutu pendidikan.
Duta Besar RI untuk Beijing Djauhari Oratmangun mengucapkan terima kasih kepada CEAIE, UNY dan universitas terkait serta menyampaikan bahwa workshop ini berjalan lancar dan Wakil Presiden Perencanaan dan Kerjasama Siswantoyo berharap kegiatan ini dapat meningkatkan perkembangan pendidikan vokasi di Indonesia.
Kegiatan dilakukan secara online dengan lebih dari 500 universitas, institut, dan sekolah vokasi se-Indonesia. Pembicara pada lokakarya ini adalah Profesor Liu Yufeng, Direktur Kerjasama Internasional dan Penelitian Komparatif dari Institut Pusat Pendidikan Kejuruan dan Teknik Kementerian Pendidikan, dan Profesor Ji Wenlin, mantan presiden Provinsi Jiangsu, yang memaparkan makalah berjudul 'TVET Reformasi di Tiongkok dan Latihan'. Fakultas Peternakan memaparkan makalah dengan judul “The Role of Industry in the Development of FPET – Activity of Jiangsu University of Animal Breeding and Veterinary Medicine”, sedangkan Profesor Cen Yong, Wakil Rektor Politeknik Ningbo, memaparkan makalah dengan judul “Pengembangan kerjasama internasional". untuk Siswa. '
Sumber: rejogja.republika.co.id