Transformasi Digital dalam Rantai Pasokan: Peran Teknologi Pintar dalam Meningkatkan Kinerja Operasional Sektor Manufaktur di Malaysia

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

20 Februari 2025, 08.07

unplash.com

Pendahuluan

Artikel ini membahas dampak digitalisasi supply chain dan adopsi teknologi pintar terhadap peningkatan kinerja operasional dalam sektor manufaktur di Malaysia. Berdasarkan teori Resource-Based View (RBV), penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara supply chain digital, teknologi pintar, dan variabel seperti kualitas, produktivitas, dan efisiensi biaya. Data dikumpulkan dari 107 perusahaan manufaktur menggunakan survei online dan dianalisis melalui perangkat lunak SmartPLS 4.0.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Menganalisis dampak transformasi digital supply chain terhadap kinerja operasional.
  2. Mengidentifikasi peran teknologi pintar sebagai mediator.
  3. Menilai pengaruh transformasi digital pada kinerja kualitas, produktivitas, dan biaya.

Temuan Kunci

1. Transformasi Digital Supply Chain dan Teknologi Pintar
Digitalisasi supply chain berfokus pada integrasi data real-time, otomatisasi proses logistik, dan transparansi transaksi. Beberapa atribut teknologi pintar yang dominan adalah:

  • IoT untuk visibilitas data real-time.
  • Blockchain untuk transparansi dan keamanan data.
  • Big Data untuk analitik prediktif dan efisiensi keputusan.

Hasil Utama:

  • Digitalisasi supply chain berkontribusi pada pengurangan biaya operasional sebesar 20%.
  • Teknologi pintar seperti IoT mengurangi waktu pemrosesan inventaris hingga 25%.

Studi Kasus: Sektor Manufaktur di Malaysia

  1. Peningkatan Kualitas Produksi
    • Implementasi IoT meningkatkan kepuasan pelanggan melalui deteksi cacat produk lebih awal.
    • Hasil: Penurunan keluhan pelanggan sebesar 15%.
  2. Efisiensi Logistik
    • Dengan teknologi blockchain, perusahaan berhasil meningkatkan transparansi transaksi antar mitra.
    • Hasil: Penghematan biaya distribusi hingga 20%.
  3. Pengurangan Biaya Produksi
    • Sistem manajemen berbasis Big Data membantu perusahaan mengurangi limbah produksi hingga 10%.

Hambatan Implementasi

  1. Kurangnya Pengetahuan:
    • Sebagian besar perusahaan tidak memahami manfaat transformasi digital secara menyeluruh.
  2. Resistensi terhadap Perubahan:
    • Adaptasi pekerja terhadap teknologi baru masih rendah.
  3. Biaya Tinggi:
    • Investasi awal untuk teknologi pintar seperti IoT atau blockchain masih menjadi kendala utama, terutama bagi UKM.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi pintar memainkan peran kunci sebagai mediator antara digitalisasi supply chain dan peningkatan kinerja operasional. Adopsi teknologi ini memberikan dampak signifikan pada kualitas, produktivitas, dan efisiensi biaya di sektor manufaktur. Namun, keberhasilan implementasi sangat bergantung pada pelatihan tenaga kerja, penguatan infrastruktur, dan pengelolaan risiko.

Sumber:
Khai Loon Lee, Chi Xin Teong, Haitham M. Alzoubi, Muhammad Turki Alshurideh, Mounir El Khatib, & Shehadeh Mofleh Al-Gharaibeh (2024). Digital supply chain transformation: The role of smart technologies on operational performance in manufacturing industry. International Journal of Engineering Business Management.