Pendahuluan
Ambruknya bangunan bukan hanya bencana struktural, tapi tragedi kemanusiaan. Di Nigeria, terutama kota Jos, insiden ini merenggut nyawa, meluluhlantakkan properti, dan memperparah kemiskinan. Meskipun kota besar seperti Lagos dan Abuja mendapat sorotan media, kota-kota kecil seperti Jos kerap luput dari perhatian.
Artikel ilmiah oleh Ketkukah et al. (2023) menyoroti lima kasus keruntuhan bangunan di Jos antara 2016–2022, dengan pendekatan studi lapangan langsung dan data sekunder. Artikel ini tidak hanya mengulas sebab teknis, tetapi juga menekankan pentingnya peran profesional, regulasi yang ketat, dan edukasi masyarakat.
Latar Belakang: Mengapa Bangunan di Jos Banyak Ambruk?
Masalah keruntuhan bangunan bukanlah hal baru di Nigeria. Namun, tidak adanya pengawasan ketat, minimnya keterlibatan profesional bersertifikasi, dan penggunaan material substandar menjadi penyebab utama bencana yang terus terulang.
Berdasarkan laporan lapangan, tidak satu pun dari lima bangunan yang runtuh memiliki izin resmi dari Jos Metropolitan Development Board (JMDB). Bahkan dalam beberapa kasus, desain struktur tidak pernah melibatkan insinyur struktur, dan pembangunan dijalankan oleh tukang atau arsitek tanpa lisensi profesional.
Studi Kasus 1: Sekolah Dasar Abu Ni’ima Islamic School (2015)
Bangunan ini runtuh di Bukuru, Jos South pada 6 September 2015. Korban jiwa: 6 siswa meninggal, 12 luka-luka.
Penyebab teknis utama:
- Beton berkualitas buruk
- Jumlah tulangan baja tidak mencukupi
- Tidak ada bonding efektif antara baja dan beton
Menurut laporan NBRRI No. 36, tidak ada profesional yang terlibat dalam pembangunan sekolah ini. Pihak yang membangun adalah tukang yang tidak memahami prinsip rekayasa struktur. Runtuhnya struktur terjadi akibat kegagalan penulangan dan pengecoran yang tidak memenuhi standar.
Studi Kasus 2: Kantor Asosiasi Medis Nigeria (NMA) (2018)
Bangunan kantor dan aula ini runtuh pada 6 September 2018. Tidak ada korban jiwa, tetapi kerugian materi sangat besar.
Masalah utama:
- Desain oleh tenaga non-profesional
- Supervisi konstruksi oleh arsitek tanpa lisensi
- Balok dan kolom tidak sesuai ukuran pada gambar teknis
Kasus ini menggarisbawahi bahaya ketika proyek besar dikelola oleh pekerja tanpa latar belakang struktural. Anggaran organisasi yang dihimpun bertahun-tahun musnah dalam sekejap.
Studi Kasus 3: Bangunan Tiga Lantai di Butcher Lane, Dilimi (2019)
Bangunan ini runtuh pada 12 Juli 2019 dan menyebabkan 14 korban jiwa, termasuk pemilik bangunan dan keluarganya.
Faktor penyebab utama:
- Tambahan lantai dilakukan tanpa perhitungan ulang struktur
- Septic tank dibangun di dalam perimeter bangunan
- Tanpa gambar teknik & perencanaan profesional
Bangunan ini awalnya hanya satu lantai, lalu diubah menjadi tiga lantai tanpa memperhitungkan fondasi. Akibatnya, beban berlebih membuat struktur gagal total.
Studi Kasus 4: Gymnasium Universitas Jos (2022)
Pada 23 April 2022, angin kencang menerbangkan atap Gym Taekwondo di Universitas Jos.
Temuan utama:
- Desain struktur atap tidak memperhitungkan uplift oleh angin
- Kolom tidak tegak lurus, bentuk tidak seragam
- Bukti minimnya pengawasan saat pembangunan
Ini menunjukkan pentingnya pengujian desain terhadap kondisi cuaca lokal, serta pentingnya keterlibatan profesional sejak awal proyek.
Studi Kasus 5: Bangunan Toko di Bukuru Mini Stadium (2022)
Bangunan ini memiliki toko di lantai dasar dan kantor di atasnya. Runtuh tanpa korban jiwa, tapi kerugian materi besar.
Penyebab runtuh:
- Bangunan awalnya untuk tempat tinggal, lalu dijadikan multipurpose tanpa desain ulang
- Kolom tambahan ditambahkan secara ilegal
- Tidak ada keterlibatan profesional atau izin pembangunan
Ini adalah contoh nyata penyalahgunaan fungsi bangunan tanpa rekalkulasi desain.
Akar Masalah: Ketiadaan Profesional dan Lemahnya Regulasi
Lima studi kasus menunjukkan pola berulang:
- Tidak ada izin bangunan resmi
- Ketiadaan insinyur struktur dalam desain
- Pekerjaan diawasi oleh tukang atau arsitek tanpa lisensi
- Kualitas beton dan baja di bawah standar
- Tambahan lantai ilegal tanpa desain ulang fondasi
Menurut COREN dan CORBON, kegagalan sistem pengawasan lapangan, serta rendahnya kesadaran hukum masyarakat, turut memperparah krisis ini.
Perbandingan dengan Kota Lain
Di kota besar seperti Lagos, penyebab keruntuhan mirip: penggunaan tukang non-berlisensi, desain buruk, serta lemahnya pengawasan (Oseghale et al., 2015). Namun, perbedaannya terletak pada intensitas pelaporan dan penindakan hukum. Jos masih jauh tertinggal dalam hal itu.
Rekomendasi Penulis (dan Tambahan Analisis)
Dari Paper:
- Laporan struktur dan uji tanah wajib sebelum izin bangunan disetujui
- COREN, ARCON, dan lembaga profesional lainnya harus gencar melakukan edukasi dan inspeksi
- Pemerintah daerah perlu menerapkan penegakan hukum lebih tegas
- Tenaga profesional yang melanggar harus disanksi tegas
Tambahan:
- Penggunaan e-government untuk sistem izin bangunan bisa meminimalkan pemalsuan dokumen
- Kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk riset dan edukasi masyarakat
- Audit teknis berkala di semua proyek konstruksi >2 lantai
Penutup
Kasus runtuhnya bangunan di Jos seharusnya menjadi peringatan keras bagi seluruh stakeholder konstruksi di Nigeria dan negara berkembang lainnya. Keterlibatan profesional tidak bisa ditawar, dan pengawasan yang lemah hanya akan memperbesar tragedi. Dengan edukasi, regulasi, dan komitmen profesional, kita bisa mencegah korban berikutnya.
Sumber : Ketkukah, T. S., Sule, E., Mije, F. G., & Badamasi, A. (2023). Assessment of Building Collapses in Jos Town, Plateau State Nigeria (2016–2022). OIDA International Journal of Sustainable Development, 16(05).