Dari sudut pandang teknik metalurgi, "transisi energi" adalah istilah yang mengacu pada perubahan dari penggunaan energi fosil yang terbatas dan polusi menuju penggunaan energi terbarukan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pengembangan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan menjadi sangat penting untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan meningkatnya permintaan energi yang berkelanjutan.
Teknik metalurgi, cabang ilmu teknik yang berfokus pada pengolahan logam dan material, sangat penting untuk mengadvokasi arah energi yang lebih berkelanjutan. Industri logam dan metal sangat dipengaruhi oleh transfer energi global. Dalam konteks transisi energi, teknik metalurgi harus mempertimbangkan beberapa hal berikut:
- Sumber energi: Proses-proses seperti peleburan, pemurnian, dan pemrosesan logam membutuhkan banyak energi dalam industri metalurgi. Beralih ke sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, hidro, atau biomassa sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dalam hal ini, penggunaan energi surya atau sumber energi terbarukan lainnya dalam proses metalurgi dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan efek negatif lainnya
- Efisiensi energi: Dalam transisi energi di industri metalurgi, teknik metalurgi harus berkonsentrasi pada pengembangan proses yang lebih efisien, penggunaan peralatan yang lebih hemat energi, dan penerapan teknologi canggih seperti pengendalian otomatis untuk mengoptimalkan penggunaan energi selama proses produksi.
- Pemilihan material: Transisi energi tidak hanya mengubah sumber energi, tetapi juga mempengaruhi pilihan material yang digunakan dalam industri metalurgi. Material yang lebih ringan dan kuat, seperti komposit dan logam baru, serta material maju lainnya, dapat mengurangi konsumsi energi dalam industri pembangunan dan transportasi. Pengembangan dan pembuatan material inovatif ini membutuhkan teknik metalurgi.
- Daur ulang dan daur ulang logam: Transisi energi juga mencakup upaya untuk mengurangi jumlah sumber daya alam yang digunakan. Dalam mendaur ulang dan mendaur ulang logam, teknik metalurgi memainkan peran penting. Proses seperti daur ulang logam dari limbah dan pemulihan logam dari barang bekas dapat mengurangi kebutuhan akan tambang baru dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh penambangan logam pada lingkungan.
Salah satu masalah kontroversial saat ini adalah "kegiatan hilirisasi tambang". Menurut siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia berjudul "Tingkatkan Daya Saing Nasional dan Ciptakan Multiplier Effect, Pengembangan Industri Hilirisasi Nikel Terus Didorong Pemerintah", Presiden Jokowi memutuskan untuk melarang penjualan bijih nikel secara keseluruhan ke luar negeri pada tahun 2020. Teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) digunakan untuk menghasilkan nikel di smelter Indonesia.
Teknik metalurgi sangat penting untuk mendukung kegiatan penyediaan logam yang diperlukan untuk transisi energi di masa depan, seperti pembangkit listrik terbarukan, penyimpanan, dan teknologi energi lainnya. Selain itu, pengembangan teknik metalurgi yang berkelanjutan dapat mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan industri logam.
Topics : Metallurgy, Engineering, Energy Transition, Metal, Downstream
Sumber: medium.com