Tantangan dan Prospek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Ghana

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

07 Maret 2025, 07.56

pexels.com

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif. Meskipun banyak negara telah mengambil langkah maju dalam menerapkan kebijakan K3, banyak negara berkembang, termasuk Ghana, masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan praktik keselamatan kerja. Studi ini mengklasifikasikan masalah K3 menjadi beberapa kategori utama, termasuk regulasi, infrastruktur, serta kepedulian manajemen dan pekerja terhadap keselamatan kerja.

K3 sering kali tidak menjadi prioritas utama dalam agenda nasional maupun di tingkat perusahaan. Beberapa indikator utama meliputi:

  • Kurangnya regulasi yang ketat: Ghana tidak memiliki kebijakan K3 nasional yang komprehensif.
  • Rendahnya kesadaran akan keselamatan kerja: Banyak pekerja dan pengusaha tidak memahami pentingnya K3.
  • Minimnya investasi dalam infrastruktur keselamatan: Banyak tempat kerja tidak memiliki fasilitas dasar seperti alat pemadam kebakaran dan APD.

Data menunjukkan bahwa Ghana mengalami tingkat kecelakaan kerja yang signifikan, terutama di sektor konstruksi, manufaktur, dan pertambangan:

  • Industri konstruksi mencatat 902 kecelakaan pada tahun 2000, dengan 56 di antaranya bersifat fatal.
  • Sektor pertambangan memiliki tingkat cedera kerja tertinggi, dengan banyak pekerja mengalami gangguan pernapasan akibat paparan debu dan bahan kimia.
  • Pertanian juga menyumbang kasus penyakit akibat kerja, seperti malaria dan gangguan pernapasan akibat paparan pestisida.

Studi ini mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menghambat penerapan K3 di Ghana:

  • Ketidakjelasan Regulasi: Hanya ada beberapa undang-undang yang mengatur K3, seperti Factories, Offices, and Shops Act (1970) dan Mining Regulations (1970), tetapi tidak diperbarui sesuai perkembangan industri.
  • Kurangnya Pelatihan dan Kesadaran: 80% pekerja Ghana tidak pernah menerima pelatihan K3, sehingga banyak yang bekerja dalam kondisi berbahaya tanpa perlindungan yang memadai.
  • Minimnya Inspeksi dan Penegakan Hukum: Pengawasan terhadap penerapan K3 masih sangat lemah akibat keterbatasan sumber daya pemerintah.

Pada tahun 2009, kebakaran di Kumasi Central Market menghancurkan lebih dari 400 kios, mengakibatkan kerugian finansial yang besar. Studi ini mengaitkan kejadian ini dengan kurangnya sistem pencegahan kebakaran dan minimnya pelatihan darurat bagi pedagang. Pekerja tambang di Ghana menghadapi berbagai risiko kesehatan akibat paparan merkuri dan debu silika. Studi ini menemukan bahwa banyak tambang tidak memiliki ventilasi yang memadai, yang menyebabkan tingginya angka kasus penyakit paru-paru kronis. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% pekerja konstruksi di Ghana mengalami cedera akibat jatuh dari ketinggian, karena kurangnya perlengkapan keselamatan seperti helm dan harness.

Keunggulan:

  1. Memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi K3 di Ghana.
  2. Menggunakan data empiris untuk mendukung argumen.
  3. Menyajikan rekomendasi yang dapat diterapkan oleh pemerintah dan industri.

Kekurangan:

  • Kurangnya perbandingan dengan negara lain yang memiliki regulasi K3 lebih baik.
  • Tidak ada studi langsung di lapangan, karena penelitian ini hanya berbasis literatur.
  • Minimnya pembahasan tentang peran teknologi dalam meningkatkan keselamatan kerja.

Rekomendasi untuk Meningkatkan K3 di Ghana

  1. Pembuatan Kebijakan Nasional K3
    • Pemerintah Ghana harus menyusun regulasi nasional yang mewajibkan penerapan standar keselamatan di semua industri.
  2. Pelatihan dan Edukasi K3
    • Perusahaan perlu mewajibkan pelatihan K3 bagi seluruh pekerja.
    • Kampanye kesadaran K3 harus dilakukan secara nasional.
  3. Peningkatan Infrastruktur Keselamatan
    • Investasi dalam peralatan keselamatan seperti APD, sistem pemadam kebakaran, dan ventilasi industri harus ditingkatkan.
  4. Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum
    • Pemerintah perlu meningkatkan jumlah inspeksi dan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhi standar keselamatan.

Ghana masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan K3, termasuk kurangnya regulasi, rendahnya kesadaran pekerja, serta minimnya investasi dalam infrastruktur keselamatan. Untuk meningkatkan kondisi K3, diperlukan kebijakan yang lebih ketat, peningkatan pelatihan, serta investasi dalam teknologi keselamatan. Dengan langkah-langkah ini, Ghana dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif bagi seluruh tenaga kerja.

Sumber: Puplampu, B. B., & Quartey, S. H. Key Issues on Occupational Health and Safety Practices in Ghana: A Review. International Journal of Business and Social Science, Vol. 3 No. 19, 2012, Hal. 151-156.