Studi Kasus Kegagalan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai Pangandaran Timur: Refleksi Teknis dan Strategi Perbaikan

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

27 Mei 2025, 13.00

Unsplash.com

Pendahuluan: Menjaga Pesisir, Menjaga Masa Depan

 

Pantai Pangandaran Timur merupakan aset wisata dan ekonomi penting bagi wilayah Pangandaran. Namun, kawasan ini mengalami tantangan berat berupa erosi pantai tahunan yang diperparah oleh musim angin timur. Tulisan karya Sukiyoto, M.Eng (2021) ini menjadi dokumentasi reflektif sekaligus analisis teknis atas kegagalan konstruksi bangunan pengaman pantai yang dibangun oleh pemerintah daerah dan pusat.

 

Latar Belakang: Abrasi dan Signifikansi Strategis Pantai Timur

 

Pantai Timur Pangandaran menghadapi erosi signifikan terutama pada bulan Agustus hingga Oktober. Gelombang besar yang muncul pada musim angin timur menyebabkan daratan pantai terus terkikis. Ini mengancam fasilitas pariwisata, penginapan, serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal.

 

Sebagai respon, Pemerintah Kabupaten Ciamis (sebelum Pangandaran menjadi kota mandiri) membangun konstruksi tembok laut (retaining wall) pada tahun 1986–1988. Namun, dalam beberapa tahun bangunan tersebut rusak diterjang gelombang, menandai kegagalan fungsional.

 

Kajian Teknis: Penyebab Kegagalan Bangunan Pengaman

 

1. Faktor Alam: Siklus Erosi dan Sedimentasi

 

  • Musim angin timur menimbulkan gelombang besar yang menyebabkan erosi vertikal sedalam 5 meter.
  • Proses sedimentasi pada musim angin barat tidak mampu menyeimbangkan volume material yang hilang.
  • Tidak tercapainya sediment balance menyebabkan garis pantai mundur secara progresif tiap tahun.

 

2. Kegagalan Desain dan Konstruksi

 

  • Pondasi tembok laut tidak cukup dalam, sehingga setelah erosi mencapai bawah pondasi, struktur menjadi tidak stabil.
  • Material pondasi (batu kali) tidak cukup tahan terhadap arus kuat dan abrasi berulang.
  • Tidak adanya sistem peredam gelombang (misal: groin atau revetment) yang mendampingi tembok laut.

 

3. Dampak Sosial dan Ekonomi

 

  • Wisatawan menghindari Pantai Timur karena tidak nyaman dan aman.
  • Hotel dan penginapan kehilangan daya tarik.
  • Ekonomi lokal, terutama yang bergantung pada turisme, terkena imbas signifikan.

 

Analisis Skematis: Bagaimana Struktur Itu Gagal?

 

Sukiyoto menyajikan sketsa perkembangan kondisi pantai dan tembok laut:

 

1. Bangunan berdiri normal sebelum musim angin timur.

2. Gelombang besar menggerus pondasi.

3. Struktur terguling, retak, dan akhirnya hancur.

 

Peristiwa ini berulang selama beberapa tahun, hingga bangunan tidak lagi berfungsi. Dalam kerangka UU Konstruksi, ini dikategorikan sebagai kegagalan konstruksi karena tidak lagi menjalankan fungsinya.

 

Studi Komparatif dan Kritik Tambahan

 

Jika dibandingkan dengan proyek-proyek pengamanan pantai di Belanda atau Jepang, proyek Pangandaran Timur memiliki kekurangan mendasar:

 

  • Tidak dilakukan survei bathimetri dan uji geoteknik secara menyeluruh.
  • Minimnya kajian desain berbasis dinamika pantai lokal.
  • Tidak diintegrasikan dengan ekosistem pesisir atau pendekatan nature-based solution.

 

Kritiknya: Bangunan pengaman dibangun dengan pendekatan yang terlalu teknokratis dan konvensional, tanpa cukup mempertimbangkan perilaku gelombang setempat.

 

Rekomendasi Strategis: Mencegah Terulangnya Kegagalan

 

A. Dari Sisi Perencanaan:

 

  • Wajibkan kajian hidrodinamika dan sedimentasi sebelum perencanaan struktur.
  • Gunakan model simulasi numerik untuk memprediksi dampak gelombang.

 

B. Dari Sisi Desain Konstruksi:

 

  • Bangun struktur berlapis seperti revetment + groin, bukan hanya tembok laut.
  • Perkuat pondasi dengan kedalaman yang menyesuaikan erosi vertikal ekstrem.

 

C. Dari Sisi Pendekatan Sosial dan Lingkungan:

 

  • Libatkan nelayan dan masyarakat lokal untuk pengawasan dini.
  • Integrasikan vegetasi pantai seperti mangrove sebagai peredam alami.

 

D. Penguatan Institusi:

 

  • Bentuk tim teknis antarkementerian untuk wilayah pesisir rawan abrasi.
  • Tetapkan zona larangan pembangunan tetap dalam radius terdampak.

 

Penutup: Pembelajaran dari Kegagalan

 

Studi ini menjadi pengingat penting bahwa konstruksi di wilayah pesisir membutuhkan pemahaman ekosistem dan dinamika laut yang mendalam. Infrastruktur tidak bisa hanya dilihat dari sisi fisik, melainkan juga sebagai bagian dari sistem sosial dan ekologis yang kompleks.

 

Pengalaman gagalnya pengaman Pantai Pangandaran Timur dapat menjadi katalis peningkatan kapasitas SDM konstruksi, serta reformasi sistem perencanaan proyek infrastruktur pesisir di Indonesia.

 

Berikut format sumber referensi untuk artikel Kegagalan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai Pangandaran Timur karya Sukiyoto, disesuaikan seperti yang Anda minta:

 

 

Sumber Referensi:

 

Sukiyoto, M.Eng. (2021). Studi Kasus Kegagalan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai Pangandaran Timur. Jurnal PERTAHKINDO (Perkumpulan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia).

https://pertahkindo.org/jurnal/file/b457375e87d6e90155ec70e3ba3c9356.pdf]