Pendahuluan
Vendor Managed Inventory (VMI) adalah strategi kolaboratif dalam rantai pasok di mana pemasok bertanggung jawab mengelola inventori pelanggan. PT XYZ telah mengadopsi VMI dalam penyediaan bahan bakar minyak (BBM), memberikan keuntungan berupa ketersediaan bahan bakar yang terjamin dan pengurangan biaya inventori. Namun, untuk memperluas implementasi ke produk lain, diperlukan alat evaluasi kesiapan yang lebih komprehensif.
Studi ini mengembangkan model penilaian kesiapan VMI menggunakan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Model ini bertujuan menilai kesiapan implementasi VMI dari perspektif perusahaan pembeli maupun pemasok.
Manfaat dan Tantangan Implementasi VMI
Manfaat VMI dalam Rantai Pasok
- Mengurangi biaya inventori dan penyimpanan
- Meningkatkan efisiensi operasional dan stabilitas pasokan
- Memperkuat hubungan kolaboratif antara perusahaan dan pemasok
- Menjamin tingkat layanan lebih tinggi dengan stok yang optimal
Tantangan Implementasi VMI
- Kurangnya kesiapan sistem informasi untuk berbagi data real-time
- Tingkat kepercayaan antara perusahaan dan pemasok yang masih rendah
- Variabilitas permintaan produk yang sulit diprediksi
- Biaya investasi awal yang tinggi dalam sistem VMI
Model Penilaian Kesiapan VMI
Penelitian ini mengembangkan model penilaian kesiapan VMI yang terdiri dari dua instrumen utama:
- Instrumen kesiapan untuk perusahaan pembeli
- Instrumen kesiapan untuk pemasok (vendor)
Setiap instrumen mencakup dimensi, elemen, dan indikator kesiapan untuk mengevaluasi apakah suatu produk dapat dikelola dengan sistem VMI. Model ini didasarkan pada penelitian Niranjan et al. (2012) dan disempurnakan dengan elemen baru seperti biaya, manfaat, dan komitmen dalam kolaborasi.
Metodologi Penelitian
Studi ini menggunakan PLS-SEM dan CFA untuk mengembangkan dan menguji model penilaian kesiapan VMI. Beberapa tahapan utama dalam penelitian ini meliputi:
- Identifikasi indikator kesiapan berdasarkan kajian literatur dan wawancara dengan praktisi industri.
- Pengumpulan data melalui survei dengan responden dari perusahaan dan pemasok.
- Pengolahan data dengan SmartPLS untuk memastikan validitas dan reliabilitas instrumen penilaian.
- Uji coba model pada tiga produk yang dikelola PT XYZ, termasuk BBM, pelumas mesin diesel, dan rem blok.
Studi Kasus Implementasi VMI di PT XYZ
1. Vendor Managed Inventory untuk Bahan Bakar Minyak (BBM)
- Skor kesiapan perusahaan: 329,77
- Skor kesiapan vendor: 345,35
- Kesimpulan: VMI siap diterapkan untuk BBM dan telah memberikan manfaat berupa jaminan pasokan, pengurangan biaya inventori, dan stabilitas operasional.
2. Evaluasi Kesiapan VMI untuk Pelumas Mesin Diesel
- Skor kesiapan perusahaan: 299,21
- Skor kesiapan vendor: 254,16
- Kesimpulan: VMI perlu dipertimbangkan, dengan rekomendasi peningkatan sistem informasi dan koordinasi dengan pemasok sebelum implementasi penuh.
3. Evaluasi Kesiapan VMI untuk Rem Blok
- Skor kesiapan perusahaan: 279,06
- Skor kesiapan vendor: 186,05
- Kesimpulan: VMI belum siap diterapkan karena tingkat kesiapan vendor masih rendah. Perusahaan disarankan untuk meningkatkan hubungan jangka panjang dengan pemasok.
Strategi untuk Meningkatkan Kesiapan VMI
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa strategi utama yang disarankan untuk meningkatkan kesiapan implementasi VMI adalah:
✅ Peningkatan sistem informasi dan integrasi data antara perusahaan dan pemasok untuk meningkatkan transparansi.
✅ Meningkatkan tingkat kepercayaan dalam kolaborasi dengan kontrak jangka panjang dan strategi komunikasi yang lebih baik.
✅ Menggunakan teknologi digital (IoT dan AI) dalam manajemen inventori untuk mengoptimalkan peramalan permintaan.
✅ Melakukan uji coba VMI secara bertahap pada produk tertentu sebelum implementasi penuh.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa Vendor Managed Inventory (VMI) adalah strategi efektif dalam rantai pasok, tetapi memerlukan kesiapan dari perusahaan dan pemasok untuk sukses diimplementasikan.
Studi ini menghasilkan dua instrumen penilaian kesiapan VMI yang dapat digunakan untuk menilai apakah suatu produk siap dikelola dengan sistem VMI atau tidak. Hasil uji coba menunjukkan bahwa kesiapan implementasi VMI bervariasi tergantung pada tingkat kesiapan sistem informasi, kepercayaan dalam hubungan bisnis, dan fleksibilitas pemasok.
Dengan menerapkan model penilaian kesiapan VMI yang komprehensif, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengadopsi strategi VMI dan meningkatkan efisiensi rantai pasok secara keseluruhan.
Sumber Artikel
Undariyanto, W., & Bahagia, S. N. (2023). Rancangan Model Penilaian Kesiapan Implementasi Vendor Managed Inventory di PT XYZ. Jurnal Rekayasa Industri dan Manajemen, Vol. 1, No. 2, Institut Teknologi Bandung.