Strategi Terintegrasi dalam Desain dan Pengadaan untuk Meningkatkan Kinerja Proyek Design and Build Pemerintah

Dipublikasikan oleh Anisa

20 Mei 2025, 12.08

Unplash.com

Pendahuluan: Urgensi Integrasi Desain dan Pengadaan di Proyek Pemerintah

Industri konstruksi pemerintah kerap kali menghadapi tantangan dalam hal efisiensi, terutama dalam proyek dengan sistem Design and Build (DB). Sistem ini menuntut kontraktor untuk menyediakan layanan desain sekaligus pelaksanaan konstruksi dalam satu entitas. Namun, masih banyak proyek DB yang gagal mencapai kinerja optimal karena desain dan pengadaan dilakukan secara terpisah. Paper berjudul “Integrated Design and Procurement Strategy to Achieve Efficient Performance in Design and Build Government Project” karya Ade Achmad Al Fath dkk. berupaya menawarkan solusi konkret atas persoalan ini.

Penelitian ini bukan hanya menyoroti pentingnya integrasi desain dan pengadaan, tetapi juga memberikan framework strategis berbasis hasil lapangan dan pengukuran Key Performance Indicators (KPIs) pada enam proyek aktual di Indonesia. Artikel ini akan mengupas secara analitis, memperluas perspektif dengan studi kasus nyata, serta memberikan opini kritis untuk menambah bobot pemahaman terhadap implementasi strategi ini di dunia konstruksi.

Design and Build: Sistem Cepat, Tapi Rentan Risiko

Apa itu DB dan Mengapa Dibutuhkan Strategi Terintegrasi?

Sistem DB dirancang untuk mempercepat proses konstruksi, tetapi tantangan muncul karena kontraktor sering memenangkan tender berdasarkan desain dasar yang hanya 20% matang. Artinya, ruang interpretasi dan ketidakpastian masih sangat tinggi, terutama dalam pemilihan material, metode pelaksanaan, dan anggaran.

Tanpa integrasi sejak awal, proyek berisiko menghadapi:

  • Keterlambatan pasokan material.

  • Ketidaksesuaian spesifikasi antara desain dan implementasi.

  • Pembengkakan biaya akibat perubahan desain (variation orders).

  • Pembuangan material (waste) yang berlebihan.

Metodologi Penelitian: Pendekatan Delphi dan Studi Lapangan

Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mixed methods), yakni:

  • Schematic Literature Review (SLR) untuk menyusun dasar teori.

  • Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan 10 pakar dari industri dan akademisi.

  • Metode Delphi dua putaran untuk menyaring dan memvalidasi indikator kinerja.

  • Studi kasus pada 6 proyek DB pemerintah, dengan melibatkan 90 responden dari berbagai posisi dalam proyek.

Pendekatan ini memperkuat validitas data dan menghasilkan indikator strategis berbasis pengalaman nyata.

Indikator Kinerja (KPI) Integrasi Desain dan Pengadaan

1. Komponen Desain (40% Bobot)

  • Kompetensi Tim Desain: Desain harus ditangani oleh tim yang paham strategi minimisasi waste.

  • Dokumen Desain Berkualitas: Spesifikasi dan gambar harus konsisten, jelas, dan mudah dipahami.

  • Desain Kolaboratif: Supplier dan subkontraktor diikutsertakan dalam tahap awal desain untuk menyelaraskan kebutuhan dan kemampuan pasokan.

2. Komponen Pengadaan (60% Bobot)

  • Kriteria Seleksi Vendor: Bukan hanya harga terendah, tetapi juga rekam jejak dan kemampuan teknis.

  • Pengalaman & Kompetensi Vendor: Vendor paham konteks proyek dan mampu meminimalkan waste.

  • Efektivitas Pemesanan Material: Tepat jenis, waktu, dan jumlah.

  • Kontrak Minim Waste: Terdapat atribut kontrak yang mengatur mekanisme pengendalian limbah.

  • Komitmen Kolaboratif: Seluruh pihak menunjukkan kesediaan bekerja dalam semangat sinergi jangka panjang.

  • Proyek DB C, D, E, dan F menunjukkan performa yang mendekati Level 4 (skor maksimum).

  • Proyek DB A dan B menunjukkan lemahnya integrasi, kemungkinan karena keterlambatan koordinasi desain dan pengadaan saat awal tender.

Grafik KPI juga mengungkapkan bahwa semakin tinggi skor integrasi, semakin kecil potensi terjadinya pemborosan dan konflik antar tim proyek.

Analisis Tambahan: Mengapa Integrasi Itu Krusial?

1. Menurunkan Waste

Limbah proyek bukan hanya berupa material, tapi juga waktu dan tenaga. Integrasi sejak awal bisa mengurangi:

  • Kesalahan pemesanan.

  • Material tidak sesuai spesifikasi.

  • Overstock atau keterlambatan pasokan.

2. Meningkatkan Akurasi Biaya

Dalam sistem lump sum (harga tetap), kesalahan prediksi biaya bisa fatal. Desain yang telah mempertimbangkan aspek pengadaan akan menghasilkan estimasi biaya yang lebih akurat dan realistis.

3. Mempercepat Siklus Proyek

Proyek dengan integrasi kuat akan lebih siap dalam menghadapi dinamika lapangan, termasuk perubahan harga material dan perubahan desain dari klien.

Komparasi dengan Riset Terdahulu

Penelitian ini memperluas cakupan riset sebelumnya seperti:

  • Ajayi (2016): menekankan pentingnya pengurangan waste lewat strategi desain.

  • Asmar et al. (2013): menyarankan kolaborasi sejak tahap tender.

  • Sari et al. (2023): memperkenalkan kerangka kerja TARIF (Trust, Authority, Responsiveness, Independence, Fairness) untuk mendukung kolaborasi.

Namun, riset Al Fath dkk. melangkah lebih jauh dengan menawarkan framework KPI yang dapat langsung diukur dan diterapkan sebagai SOP proyek.

Tantangan Implementasi di Lapangan

Meskipun integrasi terdengar ideal, beberapa tantangan yang masih muncul di lapangan:

  • Kurangnya pemahaman teknis manajer proyek mengenai pentingnya integrasi desain dan pengadaan.

  • Keterbatasan kapasitas vendor lokal dalam menyelaraskan kemampuan mereka dengan desain teknis.

  • Resistensi budaya organisasi terhadap kerja kolaboratif.

  • Keterbatasan sistem dokumentasi proyek yang terstandarisasi.

Rekomendasi Praktis

Bagi Pemerintah:

  • Wajibkan integrasi desain dan pengadaan dalam dokumen lelang proyek DB.

  • Berikan insentif bagi kontraktor yang memiliki sistem integrasi matang.

Bagi Kontraktor:

  • Bangun kemitraan jangka panjang dengan vendor/subkontraktor.

  • Investasi dalam pelatihan tim desain dan procurement secara simultan.

Bagi Akademisi:

  • Kembangkan modul pembelajaran berbasis proyek DB terintegrasi.

  • Kaji lebih lanjut implementasi framework KPI untuk proyek non-gedung seperti jalan raya atau pelabuhan.

Penutup: Menuju Proyek Pemerintah yang Lebih Efisien

Strategi integrasi desain dan pengadaan yang ditawarkan oleh Al Fath dkk. adalah langkah maju yang sangat relevan dengan tuntutan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan proyek pemerintah. Paper ini tidak hanya memberikan pemetaan masalah dan solusi, tetapi juga menyajikan indikator kinerja yang terukur dan aplikatif.

Dalam jangka panjang, pendekatan ini berpotensi mengubah paradigma pengadaan proyek pemerintah dari sekadar proses administratif menjadi proses strategis yang menghasilkan nilai tambah maksimal bagi negara dan masyarakat.

Sumber

Al Fath, A. A., Herwindiati, D. E., Wibowo, M. A., & Sari, E. M. (2024). Integrated design and procurement strategy to achieve efficient performance in design and build government project. Journal of Infrastructure, Policy and Development, 8(11), 7510.
DOI: https://doi.org/10.24294/jipd.v8i11.7510