Strategi Optimalisasi Manajemen Inventaris: Studi Kasus Aebi Schmidt Nederland B.V.

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

12 Maret 2025, 08.28

Pixabay.com

Pendahuluan

Manajemen inventaris yang efektif sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk mengontrol biaya dan meningkatkan efisiensi produksi. Studi ini, yang dilakukan oleh Rozan Hopman pada Aebi Schmidt Nederland B.V. (ASNL), mengungkap permasalahan utama dalam pengelolaan inventaris akibat kebijakan kontrol yang tidak jelas, menyebabkan tingginya nilai stok hingga €12 juta—dua kali lipat dari target yang diharapkan (€5–6 juta).

Artikel ini mengkaji bagaimana strategi manajemen inventaris yang lebih baik dapat diterapkan untuk mengurangi nilai stok sambil tetap menjaga kelancaran produksi. Dengan pendekatan berbasis data dan simulasi, penelitian ini memberikan solusi praktis yang dapat diterapkan di industri manufaktur serupa.

Permasalahan dalam Manajemen Inventaris

Berdasarkan penelitian, tantangan utama yang dihadapi ASNL meliputi:

  1. Stok Berlebihan – Sebanyak 63% dari total nilai inventaris tersimpan lebih dari dua bulan, melebihi target maksimal.
  2. Pemesanan yang Tidak Terstruktur – Banyak keputusan pembelian masih berbasis intuisi karena keterbatasan data dan minimnya pemahaman sistem ERP (SAP).
  3. Variasi Waktu Pengiriman (Supply Lead Time / SLT) – Ketidakpastian dalam waktu pengiriman pemasok berdampak pada perencanaan produksi.
  4. Kurangnya Penggunaan Teknologi dalam Manajemen Stok65,3% perusahaan masih menggunakan metode manual, yang meningkatkan risiko kesalahan data.

Pendekatan dan Solusi yang Diterapkan

Untuk mengatasi masalah ini, studi ini merancang kebijakan kontrol inventaris baru yang memanfaatkan metode berikut:

  1. Klasifikasi SKU dengan Metode XYZ – Artikel dengan permintaan tinggi dikendalikan dengan (s, Q)-policy, sementara yang berfluktuasi menggunakan (s, S)-policy.
  2. Model Prediksi Permintaan dan Lead Time – Penggunaan distribusi statistik seperti Normal, Gamma, Binomial, dan Poisson untuk meningkatkan akurasi perencanaan stok.
  3. Penerapan Vendor Managed Inventory (VMI) – Memungkinkan pemasok untuk mengelola stok bahan baku yang bernilai rendah tetapi sering digunakan.
  4. Penggunaan Sistem Kontrol Kontinu – Memanfaatkan SAP untuk melakukan tinjauan inventaris secara real-time.
  5. Simulasi dan Analisis Sensitivitas – Model simulasi yang diuji menggunakan data inventaris dari Januari–Maret 2024 menunjukkan bahwa kebijakan ini dapat mengurangi nilai inventaris sebesar €2 juta atau 19% dari total stok saat ini.

Studi Kasus & Dampak Implementasi

Simulasi pada 60 artikel menunjukkan hasil sebagai berikut:

  • Pengurangan nilai inventaris sebesar €2.034.295,55
  • Peningkatan tingkat kesiapan stok (Ready Rate) hingga 90%
  • Pengurangan ketergantungan pada intuisi dalam pengelolaan stok

Selain itu, analisis sensitivitas menunjukkan bahwa mengurangi variasi waktu pengiriman pemasok (SLT) memiliki dampak paling signifikan dalam menurunkan level stok yang tidak perlu.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Dari penelitian ini, terdapat beberapa rekomendasi penting bagi perusahaan manufaktur:

  1. Mengimplementasikan kebijakan kontrol inventaris baru, dengan pemantauan berbasis data.
  2. Menggunakan model prediksi stok berbasis statistik untuk menghindari ketidaktepatan inventaris.
  3. Meningkatkan kolaborasi dengan pemasok melalui pendekatan VMI untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengiriman.
  4. Meningkatkan literasi teknologi internal, terutama dalam pemanfaatan sistem SAP untuk optimasi inventaris.

Dengan mengadopsi strategi ini, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan, meningkatkan produktivitas, dan memastikan kelancaran rantai pasok.

Sumber Artikel:
Hopman, Rozan. "Optimizing the inventory management at Aebi Schmidt Nederland B.V. by improving the inventory control policies". University of Twente, Mei 2024.