Solusi Teknologi untuk Industri Minuman Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda

14 Maret 2025, 09.26

Sumber: pexels.com

Pendahuluan: Transformasi Digital dalam Industri Wine

Dalam beberapa dekade terakhir, industri wine mengalami lonjakan produksi dan konsumsi global yang signifikan. Menurut data Organisasi Internasional Anggur dan Anggur (OIV), konsumsi wine dunia mencapai 31 juta metrik ton pada tahun 2020. Di tengah persaingan pasar yang ketat dan ekspektasi konsumen terhadap kualitas yang semakin tinggi, kebutuhan untuk pengujian kualitas wine yang akurat dan efisien menjadi krusial.

Paper karya Avinash Sanjay Gawale ini berjudul "Wine Quality Prediction using Machine Learning and Hybrid Modeling", sebuah penelitian yang berfokus pada penggunaan teknologi machine learning (ML) untuk meningkatkan akurasi prediksi kualitas wine. Penelitian ini menarik karena menggabungkan pendekatan hybrid modeling, yang memadukan kekuatan beberapa algoritma ML, menjadikannya relevan di era Industri 4.0 dan produksi berkelanjutan.

📖 Sumber Paper Asli:
Gawale, A. S. (2022). Wine Quality Prediction using Machine Learning and Hybrid Modeling. MSc Research Project, National College of Ireland.
Link Resmi

 

Latar Belakang Penelitian: Kualitas Wine Sebagai Kunci Keberhasilan Bisnis

Kualitas wine memainkan peran fundamental dalam industri, baik untuk kepuasan konsumen, kesehatan, maupun kredibilitas merek. Namun, metode tradisional untuk mengevaluasi kualitas wine masih mengandalkan pengujian organoleptik oleh ahli wine (wine sommeliers) dan uji laboratorium yang memakan waktu serta mahal.

Dalam konteks ini, pendekatan berbasis machine learning menawarkan solusi revolusioner: analisis data kimiawi dan fisik wine untuk memprediksi kualitas secara otomatis, cepat, dan konsisten.

Penelitian ini berangkat dari kebutuhan industri untuk mengatasi tantangan tersebut dengan menerapkan algoritma machine learning seperti Decision Tree (DT), Random Forest (RF), Extreme Gradient Boosting (XGBoost), dan model Hybrid ML, yang menggabungkan ketiganya.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
✅ Menerapkan algoritma ML untuk memprediksi kualitas wine berdasarkan dataset red wine dan white wine dari UCI Machine Learning Repository.
✅ Mengembangkan hybrid model berbasis ML yang meningkatkan akurasi prediksi dibandingkan metode tunggal.
✅ Membuktikan bahwa pendekatan hybrid lebih efisien untuk klasifikasi kualitas wine dan mendukung produksi wine yang berkelanjutan.

 

Metodologi Penelitian: Proses Data hingga Implementasi Model Hybrid

1. Dataset dan Fitur

Data berasal dari UCI Repository, yang berisi 1599 sampel red wine dan 4898 sampel white wine tipe Vinho Verde asal Portugal. Dataset mengandung 11 fitur fisikokimia, antara lain:

  • pH
  • Alkohol
  • Fixed Acidity
  • Residual Sugar
  • Chlorides
  • Sulfates
  • Density
    Fitur output adalah nilai kualitas wine dari skala 0 (sangat buruk) hingga 10 (sangat baik).

2. Preprocessing Data

Penelitian ini menerapkan data cleansing dengan menghapus outlier dan mengisi nilai null dengan nilai rata-rata. Untuk mengatasi data imbalance, digunakan teknik SMOTE (Synthetic Minority Oversampling Technique), yang memungkinkan peningkatan representasi kelas minoritas, memastikan model tidak bias pada data tertentu.

3. Algoritma Machine Learning yang Digunakan

  • Decision Tree Classifier (DTC)
    Sederhana, cepat, namun rentan overfitting.
  • Random Forest Classifier (RFC)
    Model ensemble yang meningkatkan akurasi dan stabilitas.
  • Extreme Gradient Boosting (XGBoost)
    Lebih kompleks, meningkatkan akurasi lewat pendekatan boosting.
  • Hybrid Model
    Kombinasi dari DTC, RFC, dan XGBoost, yang bertujuan menggabungkan keunggulan masing-masing model.

4. Evaluasi Model

Evaluasi dilakukan dengan metrik:

  • Akurasi
  • Precision
  • Recall
  • F1-score
    Sistem pengujian memisahkan data latih dan uji dengan rasio 70:30.

 

Hasil Penelitian: Random Forest Mengungguli Model Lain

Kinerja Model

  • Random Forest mencatat akurasi tertinggi 85,57%, precision 86,82%, recall 83,71%, dan F1-score 85,24%.
  • Decision Tree mencatat akurasi 79,25%, cukup baik namun lebih rendah dari Random Forest.
  • XGBoost menghasilkan akurasi 78,07%, sedikit di bawah Decision Tree.
  • Hybrid Model, meskipun diharapkan superior, hanya mencatat akurasi 77,71%.

Insight: Mengapa Random Forest Unggul?

Random Forest unggul karena:

  • Kemampuannya mengatasi overfitting yang sering terjadi pada Decision Tree.
  • Voting mechanism antar decision tree memperkecil kesalahan prediksi individual.
  • Lebih andal dalam menghadapi dataset tidak seimbang, apalagi setelah dioptimalkan dengan SMOTE.

 

Studi Kasus Nyata: Potensi Implementasi di Industri Wine

Efisiensi Produksi

Penerapan Random Forest untuk prediksi kualitas wine memungkinkan perusahaan mengurangi kebutuhan uji manual hingga 50%.
Waktu validasi produk berkurang, dari 24 jam menjadi kurang dari 5 menit.
Biaya laboratorium dipangkas, meningkatkan ROI (Return on Investment).

Contoh Praktik Industri

Perusahaan wine di Portugal, seperti Sogrape Vinhos, telah mulai mengadopsi ML untuk pemantauan fermentasi otomatis, mendukung data-driven decision making yang mempermudah pengendalian kualitas produksi.

 

Analisis Kritis dan Perbandingan Penelitian Sebelumnya

Kelebihan Penelitian Ini

✅ Dataset gabungan red dan white wine (yang jarang dilakukan sebelumnya).
✅ Proses SMOTE meningkatkan kualitas prediksi, terutama untuk minoritas kelas (wine kualitas buruk).
✅ Evaluasi menyeluruh yang mencakup empat metrik evaluasi utama.

Kekurangan Penelitian

❌ Hybrid Model tidak menunjukkan performa lebih baik dibanding Random Forest. Hal ini mengindikasikan bahwa kombinasi model tidak selalu menghasilkan performa superior, tergantung integrasi yang diterapkan.
❌ Penelitian tidak mencakup aspek organoleptik atau preferensi manusia yang memengaruhi kualitas wine secara komersial.
❌ Dataset terbatas pada wine dari Portugal, padahal profil wine dari kawasan lain (misalnya Italia atau Prancis) mungkin berbeda.

Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

  • Liu (2021): Gradient Boosting pada red wine dengan akurasi 69,2%.
  • Gupta & Vanmathi: Random Forest untuk red wine dan white wine dengan akurasi masing-masing 73,25% dan 76,39%.
  • Penelitian Ini: Random Forest dengan dataset gabungan meraih 85,57%, menunjukkan keunggulan teknik dan preprocessing yang lebih baik.

 

Implikasi Praktis di Industri Wine dan Manufaktur Lainnya

1. Penghematan Biaya

Prediksi kualitas berbasis ML mengurangi kebutuhan tenaga ahli sensorik hingga 40%, mempercepat pengujian kualitas wine di lini produksi.

2. Sustainability

Dengan prediksi kualitas yang presisi, limbah produksi akibat wine cacat berkurang. Hal ini mendukung target net zero emission di banyak perusahaan wine besar seperti Constellation Brands dan Treasury Wine Estates.

3. Adaptasi pada Industri Lain

Model serupa dapat diterapkan di industri minuman lainnya seperti kopi, teh, hingga craft beer, di mana kualitas sangat ditentukan oleh komposisi kimia dan proses produksi.

 

Rekomendasi dan Pengembangan Masa Depan

Integrasi Deep Learning
Penelitian selanjutnya bisa mengeksplorasi Artificial Neural Network (ANN) atau Convolutional Neural Network (CNN) untuk menangani dataset kompleks dengan pola non-linear.
Pengujian Multiregional
Menggunakan data dari berbagai negara untuk membuktikan generalisasi model.
IoT dan Edge Computing
Integrasi sensor real-time di pabrik dengan machine learning berbasis edge computing untuk monitoring kualitas secara instan.
Explainable AI (XAI)
Memastikan interpretasi transparan dari hasil prediksi, khususnya untuk regulasi industri makanan dan minuman.

 

Kesimpulan: Masa Depan Industri Wine Ada di Tangan Machine Learning

Penelitian oleh Avinash Sanjay Gawale menunjukkan bahwa Random Forest adalah solusi prediksi kualitas wine paling efektif saat ini. Dengan akurasi 85,57%, model ini mendukung otomatisasi, efisiensi, dan keberlanjutan industri wine modern.

Meskipun hybrid modeling belum optimal, potensi teknologi ML untuk merevolusi industri wine tak terbantahkan. Ke depannya, integrasi ML dengan IoT dan teknologi prediktif lainnya akan menjadi standar baru dalam produksi wine premium di pasar global.

 

Referensi Utama

  • Gawale, A. S. (2022). Wine Quality Prediction using Machine Learning and Hybrid Modeling. National College of Ireland.
  • Liu, Y. (2021). Optimization of Gradient Boosting Model for Wine Quality Evaluation.
  • Gupta, M. & Vanmathi, C. (n.d.). Machine Learning Techniques in Predicting Wine Quality.
  • Sirivanth, P. et al. (2021). SVM Based Wine Superiority Estimation Using Advanced ML Techniques.