Penyimpanan bahan kimia berbahaya di gudang dan fasilitas distribusi merupakan aspek krusial dalam industri kimia. Paper ini mengandalkan inspeksi langsung terhadap fasilitas penyimpanan bahan kimia di berbagai lokasi di Amerika Serikat. Data dikumpulkan dari laporan kepatuhan terhadap regulasi Clean Air Act (CAA) dan Emergency Planning and Community Right to Know Act (EPCRA). Beberapa studi kasus juga dianalisis untuk menyoroti risiko dan dampak dari penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai standar.
Kasus N&D Transportation Company, Rhode Island
- Inspeksi tahun 2018 menemukan bahwa perusahaan menyimpan sejumlah besar zat berbahaya seperti formaldehida dan asam perasetat tanpa dokumen Risk Management Plan (RMP).
- Tidak melakukan Process Hazard Analysis (PHA) untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat timbul akibat kebocoran atau reaksi bahan kimia.
- Penyimpanan bahan kimia yang tidak kompatibel dalam satu area, meningkatkan risiko kebakaran atau ledakan.
- Pelanggaran ini menyebabkan perusahaan didenda $314,658 pada tahun 2021.
Kasus Harcros Chemicals, Nationwide
- Perusahaan ini terkena sanksi nasional akibat pelanggaran CAA Section 112(r) yang mengatur penyimpanan zat berbahaya.
- EPA mewajibkan Harcros untuk melakukan audit kepatuhan di 29 fasilitas yang dimilikinya.
- Sebagai konsekuensi, perusahaan membayar denda $950,000 serta menjalani audit lingkungan secara berkala.
Kasus Warren Distribution, Iowa
- Inspeksi tahun 2017 mengungkap bahwa fasilitas ini menyimpan lebih dari 10,000 pon zat seperti isobutana, propana, dan 2,2-Dimethylpropane tanpa dokumen Risk Management Plan.
- Tidak menyusun worst-case scenario analysis, yang seharusnya mengantisipasi dampak terburuk jika terjadi kebocoran atau ledakan bahan kimia.
Berdasarkan inspeksi EPA, beberapa pelanggaran umum yang sering ditemukan di fasilitas penyimpanan bahan kimia adalah:
- Kurangnya manajemen inventaris sehingga melebihi batas ambang regulasi tanpa disadari.
- Penyimpanan bahan kimia yang tidak kompatibel dalam satu area, yang dapat menyebabkan reaksi berbahaya.
- Kurangnya ventilasi dan sistem pemadam kebakaran yang memadai, sehingga meningkatkan risiko kebakaran.
- Kurangnya pelaporan kepada otoritas terkait, menyebabkan petugas pemadam kebakaran dan tim tanggap darurat tidak mengetahui bahan kimia yang tersimpan di fasilitas tersebut.
- Tidak melakukan inspeksi rutin terhadap tangki dan wadah penyimpanan, yang meningkatkan risiko kebocoran dan kontaminasi lingkungan.
Beberapa regulasi utama yang mengatur penyimpanan bahan kimia berbahaya di AS meliputi:
- Clean Air Act (CAA) Section 112(r): Mengatur penyimpanan zat berbahaya dan mewajibkan perusahaan menyusun Risk Management Plan (RMP).
- Emergency Planning and Community Right to Know Act (EPCRA): Mengatur pelaporan penggunaan dan penyimpanan bahan kimia kepada otoritas lokal.
- Chemical Facility Anti-Terrorism Standards (CFATS): Mengatur aspek keamanan terhadap risiko penyalahgunaan bahan kimia untuk tindakan terorisme.
Berdasarkan temuan dalam paper ini, beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan keselamatan penyimpanan bahan kimia di fasilitas industri meliputi:
- Meningkatkan Manajemen Inventaris: Menggunakan sistem otomatis untuk memantau jumlah bahan kimia yang tersimpan dan memastikan tidak melebihi ambang batas regulasi.
- Menerapkan Penyimpanan Terpisah untuk Bahan Kimia Berbahaya: Menggunakan sekat fisik dan tanda peringatan untuk mencegah pencampuran bahan yang tidak kompatibel.
- Melengkapi Fasilitas dengan Sistem Keamanan yang Memadai: Termasuk ventilasi yang baik, alat pemadam kebakaran, dan sistem deteksi kebocoran bahan kimia.
- Melakukan Pelatihan Berkala untuk Karyawan: Memastikan bahwa seluruh pekerja memahami SOP penanganan bahan kimia dan prosedur tanggap darurat.
- Meningkatkan Koordinasi dengan Otoritas Lokal: Melaporkan daftar bahan kimia yang tersimpan kepada pemadam kebakaran dan tim tanggap darurat untuk kesiapan dalam situasi darurat.
Fasilitas penyimpanan bahan kimia masih gagal memenuhi standar keselamatan, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan, pencemaran lingkungan, dan denda hukum. Dengan menerapkan manajemen inventaris yang lebih ketat, meningkatkan pelatihan karyawan, dan memperkuat kerja sama dengan otoritas lokal, risiko ini dapat diminimalkan. Regulasi seperti CAA dan EPCRA memainkan peran penting dalam memastikan keselamatan dalam industri kimia dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaku industri.
Sumber Artikel: Environmental Protection Agency (EPA), "Risks of Improper Storage of Hazardous Chemicals at Chemical Warehouses and Distribution Facilities", Enforcement Alert, November 2021, EPA Document #300N21003.