Pendahuluan
Proyek konstruksi sering kali menghadapi tantangan besar terkait pengelolaan waktu, biaya, dan kualitas. Dalam upaya meminimalisir penyimpangan yang bisa terjadi pada aspek-aspek tersebut, pengendalian yang tepat menjadi kunci utama. Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengelola kinerja proyek konstruksi adalah Earned Value Method (EVM). Dalam penelitian ini, Agus Sasmita mengkaji penggunaan metode EVM dan perbandingannya dengan metode konvensional dalam pengendalian biaya dan waktu pada proyek infrastruktur di Jakarta Garden City.
Metode dan Pendekatan
Sasmita membandingkan dua pendekatan dalam mengendalikan kinerja proyek: metode manajemen biaya konvensional dan EVM. Pada proyek yang dianalisis, yaitu pekerjaan jalan dan saluran utama di Row 46, Jakarta Garden City, penulis menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh melalui observasi langsung dan dokumen proyek. Penelitian ini tidak hanya mengandalkan pengumpulan data tetapi juga melakukan analisis mendalam tentang kinerja biaya dan jadwal melalui kedua metode tersebut.
Penerapan Earned Value Method
Metode EVM mengandalkan tiga indikator utama:
- BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled)
- BCWP (Budgeted Cost of Work Performed)
- ACWP (Actual Cost of Work Performed)
Dalam penelitian ini, Sasmita menghitung indikator-indikator tersebut pada minggu ke-7 dan minggu ke-16. Pada minggu ke-7, proyek menunjukkan schedule underrun (kemajuan lebih cepat dari jadwal) meskipun biaya yang dikeluarkan lebih besar dari rencana (cost overrun). Sebaliknya, pada minggu ke-16, proyek mengalami schedule overrun (keterlambatan) dan biaya yang dikeluarkan lebih besar dari yang direncanakan.
Analisis Kinerja Proyek
1. Biaya dan Jadwal
Analisis dilakukan dengan membandingkan biaya rencana dan biaya aktual, serta mengukur deviasi dari kurva S. Hasilnya menunjukkan bahwa pada minggu ke-7 terjadi percepatan dengan pengeluaran yang lebih tinggi dari estimasi awal, sedangkan minggu ke-16 mengalami keterlambatan yang signifikan.
2. Varians dan Indeks Kinerja
- Cost Variance (CV) di minggu ke-7: -Rp 954.529.639,70
- Schedule Variance (SV) di minggu ke-7: +Rp 90.836.984,97
- Cost Performance Index (CPI): 0,636 (inefisien)
- Schedule Performance Index (SPI): 1,057 (proyek mendahului jadwal)
Namun pada minggu ke-16, terjadi kemunduran:
- CV: -Rp 1.131.997.724,61
- SV: -Rp 1.056.645.008,21
- CPI: 0,804
- SPI: 0,814
Estimasi Biaya dan Waktu Penyelesaian
Perkiraan biaya penyelesaian proyek (EAC) dihitung dengan berbagai alternatif.
- Minggu ke-7:
EAC = Rp 13.299.403.652,01
Time Estimate (TE) = 25 minggu
- Minggu ke-16:
EAC = Rp 10.533.998.688,47
TE = 32 minggu
Nilai EAC yang lebih tinggi dibandingkan dengan BAC (Budget at Completion) menunjukkan indikasi overbudget yang signifikan bila tidak ada koreksi.
Kritik dan Komentar Tambahan
Meskipun EVM sangat kuat dalam memberikan prediksi biaya dan waktu, metode ini tetap memerlukan input data yang akurat dan pembaruan secara berkala. Kelemahan dari metode konvensional sangat terlihat dalam studi ini karena tidak memberikan gambaran proyeksi masa depan. Dalam praktik industri konstruksi saat ini, EVM sudah mulai menjadi standar dalam proyek skala besar dan infrastruktur negara karena kemampuannya menganalisis risiko sejak dini.
Contoh penerapan serupa terlihat pada proyek perumahan di Penajam Paser Utara (Khairunnisa dkk., 2020), di mana metode EVM terbukti mampu memitigasi pembengkakan biaya di tengah kenaikan harga material secara global.
Kesimpulan
Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa metode Earned Value Method lebih unggul dibandingkan metode manajemen biaya konvensional dalam memantau dan mengendalikan kinerja proyek. EVM memungkinkan pengelola proyek untuk mengetahui posisi biaya dan jadwal secara akurat, serta memperkirakan biaya dan waktu penyelesaian akhir proyek dengan lebih realistis. Dengan penerapan yang konsisten, EVM mampu mencegah kerugian yang besar dan meningkatkan efisiensi eksekusi proyek konstruksi.
Sumber Artikel:
Sasmita, A. (2024). Analisis Kinerja Proyek Konstruksi Menggunakan Metode Nilai Hasil (Earned Value Methode) (Studi Kasus Proyek Pekerjaan Jalan dan Saluran Utama Row 46 Segemen II Jakarta Garden City). Jurnal Ilmiah Global Education, 5(3), 2413–2427.
DOI: https://doi.org/10.55681/jige.v5i3.3411