Rahasia di Balik Kecelakaan Alat Berat: Studi Ungkap Peran Krusial Operator

Dipublikasikan oleh Raihan

15 September 2025, 16.26

Riset berjudul "Heavy Machinery Operators: Necessary Competencies to Reduce Construction Accidents" (Bedi et al., 2021) menyajikan analisis mendalam tentang hubungan antara kecelakaan alat berat dan kompetensi operator di industri konstruksi. Dengan pendekatan kualitatif, studi ini menganalisis data wawancara dari 15 manajer konstruksi dari perusahaan G7 di Malaysia. Ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan dari studi sebelumnya yang mengandalkan kuesioner. Dengan menyajikan temuan secara tematis, riset ini mengidentifikasi penyebab utama kecelakaan dan kompetensi penting yang dibutuhkan untuk meminimalisir risiko. Temuan yang disajikan mencakup hubungan sebab-akibat yang kompleks, dari masalah mekanis hingga faktor manusia dan kondisi lingkungan.

Penyebab Kecelakaan dan Kompetensi Operator

Studi ini mengelompokkan penyebab kecelakaan alat berat ke dalam tiga kategori utama: proses, manusia, dan lingkungan.

  • Proses: Temuan utama adalah pemeliharaan yang tidak memadai (insufficient maintenance), yang dapat menyebabkan cacat mekanis jangka panjang dan cedera serius pada operator. Tiga dari lima belas manajer yang diwawancarai secara khusus menyebutkan pemeliharaan yang tidak memadai sebagai penyebab utama kecelakaan.
  • Orang: Kategori ini mencakup kelalaian operator, pelatihan yang tidak memadai, dan faktor manusia. Tujuh manajer proyek menyebutkan pelatihan yang tidak memadai sebagai penyebab utama, menyoroti kecenderungan perusahaan untuk mempekerjakan operator tidak kompeten demi menghemat biaya.
  • Lingkungan: Fokusnya adalah pada kondisi lokasi (site condition). Manajer proyek percaya bahwa kondisi tanah yang tidak stabil akibat cuaca buruk atau ruang kerja yang terbatas (blind spots) dapat memicu kecelakaan.

Untuk mengurangi kecelakaan, studi ini mengidentifikasi kompetensi yang diperlukan, yang diklasifikasikan ke dalam pengetahuan dan keterampilan kerja.

  • Pengetahuan: Ini mencakup pelatihan keselamatan dan briefing keselamatan. Sebanyak 11 dari 15 manajer proyek (73%) menekankan pentingnya pelatihan keselamatan yang komprehensif, sementara 10 manajer (67%) menyoroti perlunya briefing harian.
  • Keterampilan Kerja: Kategori ini mencakup inspeksi alat berat, inspeksi kondisi lokasi, dan komunikasi. Sembilan manajer (60%) menekankan pentingnya inspeksi harian sebagai langkah preventif, sementara lima manajer menyebutkan inspeksi kondisi lokasi sebagai kunci.

Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka

Meskipun memberikan wawasan berharga, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.

  • Skala dan Konteks: Studi ini menggunakan sampel yang relatif kecil (15 manajer proyek) dan terbatas pada konteks geografis di Malaysia. Temuan bersifat deskriptif, sehingga sulit untuk digeneralisasi.
  • Analisis Kuantitatif: Penelitian ini tidak menggunakan metode statistik yang ketat untuk mengukur hubungan antar variabel secara signifikan. Sebagai contoh, meskipun ditemukan bahwa inspeksi alat berat (9 "hits") dan inspeksi kondisi lokasi (5 "hits") adalah keterampilan penting, tidak ada analisis yang mengukur koefisien korelasi atau dampak kausalitas dari setiap variabel terhadap tingkat kecelakaan.
  • Desain Pelatihan: Meskipun pelatihan yang tidak memadai diidentifikasi sebagai salah satu penyebab utama (7 "hits"), penelitian ini tidak mengeksplorasi komponen spesifik dari program pelatihan yang efektif.

Baca lebih lanjut disini: https://doi.org/10.1088/1755-1315/641/1/012007