REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- PT Semen Padang menghijau di kawasan pabrik dalam rangka memperingati berakhirnya Bulan Kesehatan dan Keselamatan Nasional (K3) dan Bulan Mutu 2022 di Padang, Sumatera Barat pada Senin (Senin, 14 Februari 2022). itu sudah selesai ).
Penanaman pohon berupa penanaman pohon dilakukan oleh CEO PT Semen Padang Asri Mukhtar, di sebelah barat pabrik CCR Indarung VI. Asri menanam bibit berbagai pohon antara lain trembesi, mahoni, dadap, dan bambu.
Asri mengatakan, penanaman pohon ini dilakukan dalam rangka memeriahkan Bulan Mutu Nasional K3 dan PT Semen Padang 2022 dengan tujuan untuk menerapkan budaya K3 dalam seluruh kegiatan guna mendukung perlindungan pekerja di era digital. Berbagai kegiatan dilakukan PT Semen Padang dan berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman semua pihak untuk menerapkan K3 di seluruh operasionalnya.
“Untuk dapat menjadi budaya bagi seluruh pengelola dan karyawan PT Semen Padang,” kata Asri.
Asri juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran perusahaan atas kerja kerasnya mencapai Proper Hijau 2021. Untuk itu, pihaknya berharap dapat mempertahankan dan meningkatkan keunggulan program Proper Hijau yang diterapkan di PT Semen Padang.
Asri mengatakan jajaran perusahaan telah bekerja keras untuk mencapai Proper Hijau. Hal ini mencakup pengelolaan limbah, peningkatan efisiensi energi, pengurangan emisi dan gas rumah kaca, konservasi air, pengurangan dan penggunaan limbah B3, serta perlindungan keanekaragaman hayati.
Dan ada lagi proyek bernama Community Development yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. “Saya harap semuanya bisa dipertahankan seperti proyek Proper Hijau lainnya”; ujar Asri.
Ketua Bulan Mutu K3 Nasional dan PT Semen Padang 2022 Musytaqim Nasra mengatakan, selain berakhirnya Bulan Mutu dan K3 Nasional, penanaman pohon merupakan bagian dari kegiatan mitigasi dan penutupan yang dilakukan perseroan pada tahun 2022. Masih. “Kami berencana menanam 1.000 pohon di sekitar pabrik pada tahun 2022. Menanam pohon hari ini berarti menanam 1.000 pohon. Saat ini pemeliharaan menjadi tanggung jawab seluruh unit operasional di PT Semen Padang.
Berkata.
Hal tersebut disampaikan Lilik Unggul dalam talkshow daring bertema “Sinergi Pemerintah dan Swasta dalam Peningkatan Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Terbarukan di Fasilitas RDF Cilacap”, Rabu (3/3).
Acara ini terselenggara atas kerjasama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Cilacap, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk. Hadir secara daring Gubernur Jawa Tengah Bpk Ganjar Pranowo yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Dr. Prasetyo Aribowo, S.H. M.Soc.Sc, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dr. Ir Novrizal Tahar, IPM, Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia Tbk, Nurdiana Darus, Serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap, Awaluddin Muuri, AP., MM sebagai pembicara dalam acara hari ini.
SBI melalui Unit Bisnis Pengelolaan Limbah Nathabumi, selama ini telah menjadi mitra bagi pemerintah serta perusahaan di berbagai bidang industri dalam memberikan solusi dan inovasi pengelolaan limbah dan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Selain di Cilacap, DLH Provinsi DKI Jakarta, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk juga telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama untuk mengelola dan memanfaatkan sampah domestik di TPST Bantargebang menjadi bahan bakar alternatif berupa RDF melalui metode Landfill Mining.
Fasilitas pengolahan sampah atau RDF di Cilacap memiliki kapasitas 120-150 ton sampah segar per hari, dengan teknologi bio-drying sampah basah dengan kadar air diatas 50 persen yang dapat dikeringkan menjadi 20 persen – 25 persen.
Saat ini fasilitas pengelolaan sampah telah beroperasi penuh setelah di resmikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Bpk Luhut Binsar Panjaitan pada 21 Juli 2020, dan menjadi contoh pengelolaan sampah menjadi bahan bakar pertama di Indonesia.
Fasilitas pengolahan sampah domestik terpadu yang pertama di Indonesia ini merupakan milik Pemerintah Kabupaten Cilacap yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap, Pemerintah Kerajaan Denmark melalui program ESP3, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, hingga didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta SBI yang ditunjuk sebagai operator.
Sumber: ekonomi.republika.co.id