Pendahuluan: Produktivitas, Masalah Abadi di Dunia Konstruksi
Dalam dunia konstruksi, efisiensi bukan sekadar jargon teknis—ia adalah penentu hidup-mati proyek. Salah satu titik krusial efisiensi adalah produktivitas tenaga kerja. Terlambat satu hari, membengkak satu juta. Itulah kenapa sektor konstruksi terus mencari pendekatan terbaik untuk mengukur dan meningkatkan produktivitas, salah satunya melalui metode MPDM (Method Productivity Delay Model).
Tesis Fiqri Anra Wijaya dari Universitas Islam Indonesia ini memberikan kontribusi penting dalam memahami faktor-faktor yang menurunkan produktivitas kerja, khususnya pada pekerjaan pemasangan keramik. Penelitian ini tak hanya mendokumentasikan keterlambatan, tetapi menyajikan solusi berbasis pengukuran kuantitatif langsung di lapangan.
Tujuan Penelitian
Tesis ini bertujuan menjawab tiga pertanyaan kunci:
-
Seberapa tinggi produktivitas tukang keramik pada proyek pembangunan Masjid Muhammadiyah Boarding School, Lombok Barat?
-
Apa penyebab utama keterlambatan produktivitas?
-
Bagaimana perbandingan produktivitas di lapangan dengan standar Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016?
Metodologi: Studi Kasus, MPDM, dan Perbandingan Regulator
Lokasi & Subjek:
-
Proyek: Masjid Muhammadiyah Boarding School, Narmada, Lombok Barat
-
Obyek: Pemasangan keramik lantai 60x60 cm
-
Responden: 4 tukang batu
Metode Pengumpulan Data:
-
Pengamatan langsung 10 siklus kerja
-
Siklus terdiri dari tiga aktivitas utama:
-
Menuangkan & meratakan spesi
-
Meletakkan keramik
-
Mengetuk & mengatur keramik
-
Pengukuran Produktivitas:
Menggunakan rumus dasar:
Produktivitas = Luas (m²) / Waktu kerja (jam)
Data diklasifikasikan berdasarkan jenis delay (tundaan): lingkungan, alat, tenaga kerja, material, dan manajemen.
Hasil Penelitian: Angka yang Menggugah
Temuan Kunci:
-
Produktivitas lapangan: 4,771 m²/jam
-
Produktivitas ideal: 6,255 m²/jam
-
Standar Permen PUPR: ~1,19 m²/jam
-
Produktivitas aktual lebih tinggi 4,008x dibanding Permen PUPR
Grafik Learning Curve menunjukkan bahwa tukang menunjukkan peningkatan efisiensi secara signifikan dari siklus ke siklus.
Analisis: Menelusuri Akar Tundaan
MPDM memungkinkan identifikasi faktor penyebab keterlambatan produktivitas. Temuan menunjukkan faktor material sebagai penyebab utama, diikuti oleh:
-
Material (Emt) – Sering kali keramik tidak tersedia atau tidak sesuai spesifikasi.
-
Tenaga kerja (Ela) – Pekerja mengobrol, merokok saat jam kerja, atau kurang kompetensi.
-
Manajemen (Emm) – Koordinasi antarpekerja & pengawas belum maksimal.
-
Peralatan (Eeq) – Ketiadaan alat bantu atau alat tidak berfungsi optimal.
-
Lingkungan (Een) – Minim, karena cuaca dan kondisi lokasi cenderung mendukung.
Dampak Delay pada Produktivitas:
Tiap delay disusun dalam model persentase kontribusi, yang dihitung menggunakan Relative Severity Index dan kemungkinan kejadian (probability).
Pembahasan: Apa Arti Semua Ini?
Kekuatan Studi:
-
Pengukuran real-time langsung dari siklus kerja
-
Kuantifikasi delay, bukan sekadar asumsi
-
Menggunakan MPDM, metode yang sudah diakui secara internasional (Halpin & Riggs, 1992)
Insight Tambahan:
-
Produktivitas yang jauh melampaui standar Permen PUPR No. 28/2016 menandakan bahwa regulasi tersebut terlalu konservatif atau sudah tidak relevan di lapangan modern.
-
Kebiasaan kerja dan perilaku pekerja memainkan peran krusial—lebih dari sekadar keahlian teknis.
Kelebihan & Nilai Tambah MPDM
-
Akurat: karena berbasis pada pengamatan aktivitas aktual, bukan perkiraan.
-
Adaptif: bisa diterapkan di berbagai jenis pekerjaan konstruksi (keramik, plesteran, bata, dll.)
-
Detil: mampu memisahkan penyebab keterlambatan dengan akurat.
Namun, kelemahan MPDM adalah prosesnya memerlukan observasi intensif dan waktu analisis lebih lama dibanding metode konvensional.
Opini & Rekomendasi
Kritik:
-
Penelitian masih terbatas pada satu lokasi & 4 tukang. Perlu skala lebih besar.
-
Tidak ada dimensi digitalisasi atau teknologi seperti penggunaan alat bantu pemasangan otomatis.
Saran Implementasi:
-
Revisi regulasi produktivitas nasional berbasis studi empiris lapangan.
-
Terapkan sistem insentif berbasis produktivitas riil, bukan estimasi.
-
Libatkan MPDM dalam perencanaan anggaran proyek, untuk menghindari over/under budgeting.
Implikasi Praktis: Untuk Siapa dan Apa?
-
Kontraktor: bisa mengoptimalkan waktu & tenaga kerja berdasarkan data real
-
Pemerintah/LPJK: dapat merevisi standar produktivitas
-
Akademisi: bisa melanjutkan riset ke sektor konstruksi lainnya
-
Manajer proyek: mampu menyusun jadwal kerja lebih realistis
Penutup: Produktivitas Bukan Sekadar Angka
Tesis ini memperlihatkan bahwa pekerjaan sekecil pemasangan keramik pun punya potensi besar meningkatkan efisiensi proyek secara keseluruhan jika dikelola dengan data dan metode yang tepat.
Pendekatan berbasis MPDM adalah angin segar bagi pengukuran produktivitas yang selama ini hanya mengandalkan intuisi. Dengan data seperti ini, kita bisa menyusun kebijakan, standar kerja, dan pelatihan tenaga kerja secara lebih presisi.
Sumber
Fiqri Anra Wijaya (2022).
Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi Pada Pekerjaan Pemasangan Keramik Menggunakan MPDM (Method Productivity Delay Model)
Tesis Magister, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
URL: https://academic.uii.ac.id (akses institusional)