Terakhir kali kami meliput industri alas kaki Indonesia dalam salah satu laporan kami (yang sudah beberapa tahun yang lalu), kami telah mendeteksi kondisi yang menantang, yang tercermin dalam relokasi beberapa perusahaan manufaktur alas kaki - termasuk merek pakaian olahraga terkenal asal AS, Under Armour - ke negara Asia Tenggara lainnya (terutama Vietnam) karena lingkungan investasi dan bisnis di Indonesia dianggap memiliki kelemahan tertentu (yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini).
Jadi, jika Indonesia tiba-tiba mencapai rekor ekspor alas kaki yang tinggi - terlebih lagi: di tengah krisis COVID-19 (karena jumlah infeksi COVID-19 mencapai puncaknya pada pertengahan tahun 2021 di Indonesia) - maka hal ini tentu saja patut mendapat perhatian khusus.
Industri dan Pasar alas kaki
Sebelum membahas lebih jauh tentang hal tersebut, kami akan memberikan gambaran umum tentang industri dan pasar alas kaki.
Hal yang menarik dari alas kaki (atau sepatu) adalah bahwa (hampir) semua orang menggunakannya, entah itu sepasang 'Passion Diamond Shoes' bermerek Jada Dubai (bernilai sekitar 17 juta dolar AS) atau sepasang sandal tanpa merek dan murah. Selain itu, banyak orang yang memiliki lebih dari sepasang sepatu, biasanya digunakan untuk acara-acara yang berbeda (seperti sepatu hitam yang rapi untuk pertemuan bisnis atau upacara pernikahan, sepatu olahraga untuk bermain tenis atau bulu tangkis, sandal untuk berkunjung ke pantai, dan sepatu kets yang nyaman untuk berbelanja bahan makanan), jika daya beli mereka memungkinkan.
Selain itu, banyak orang yang secara teratur membeli sepatu baru (terutama untuk anak-anak karena kaki mereka tumbuh dengan cepat). Bagi banyak orang, membeli satu pasang sepatu (baru) per tahun mungkin merupakan rata-rata yang rendah (dan tampaknya wanita biasanya memiliki, dan karena itu membeli, lebih banyak sepatu daripada pria).
Artinya, pasar alas kaki tidak hanya sangat besar, tapi juga terus berkembang (jika populasi terus bertambah). Hal-hal inilah yang membuatnya menjadi peluang investasi yang sangat menarik bagi para investor (oleh karena itu, persaingannya juga sangat ketat).
Indonesia adalah rumah bagi sekitar 272 juta penduduk, dan oleh karena itu pasar domestiknya sangat besar, diperkirakan mencapai hampir 6 miliar dollar AS (per tahun). Dan dengan pertumbuhan kelas menengah (menyiratkan penguatan daya beli), kita dapat mengasumsikan bahwa tren jangka panjangnya sangat menjanjikan (meskipun krisis COVID-19 untuk sementara mengganggu gambaran ini karena menyebabkan ekonomi nasional berkontraksi antara Triwulan-II 2020 dan Triwulan-I 2021).
Kemudian, ada pasar global, yang (jelas) jauh lebih besar daripada pasar domestik Indonesia. Tidak lama lagi, akan ada delapan miliar orang (atau 16 miliar pasang kaki) yang berjalan di planet kecil ini. Dan, sebagian besar dari mereka tidak ingin berjalan tanpa alas kaki.
Disadur dari: www.indonesia-investments.com