Kementerian Enegi dan Sumber Daya (ESDM) potensi gas bumi di Tanah Air cukup menjanjikan dengan cadangan mencapai 41,62 triliun kaki kubik (TCF). Meski cadangannya tidak signifikan dibandingkan cadangan dunia, Indonesia masih memiliki 68 cekungan potensial yang belum tereksplorasi yang ditawarkan kepada investor.
Berdasarkan Neraca Gas Indonesia 2022-2030, Indonesia akan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dari lapangan migas yang ada. Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia juga diperkirakan akan mengalami surplus gas hingga 1715 MMSCFD yang berasal dari beberapa proyek potensial.
Jika menilik data Kementerian ESDM, pada 2021 rata-rata produksi gas bumi di Tanah Air bisa mencapai 6.667 juta standar kaku kubik per hari (million standart cubic feed per day/MMSCFD). Dari besaran tersebut, tercatat beberapa perusahaan yang memiliki kapasitas produksi terbesar.
Tabel Perusahaan Produksi Gas Bumi di Indonesia
Berdasarkan data tersebut perusahaan yang memiliki kapasitas produksi gas bumi terbesar di Tanah Air adalah BP Berau Ltd, yang merupakan anak perusahaan British Petroleum (BP) asal Inggris. Dalam laporannya perusahaan ini mampu menghasilkan rata-rata 1.312 MMSCFD, sekitar 19,6% atau hampir seperlima dari kapasitas produksi gas bumi nasional tahun 2020. Sebagai informasi, BP Berau Ltd mengoperasikan proyek Tangguh LNG, yakni enam ladang gas bumi terpadu di wilayah Kontrak Kerja Sama (KKS) Wiriagar, Berau, dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Selain BP Berau Ltd, ConocoPhillips (Grissik) Ltd menyusul di posisi kedua dengan kapasitas produksi mencapai 988,95 MMSCFD. Posisi selanjutnya, ada PT Pertamina EP dengan kapasitas produksi 889,79 MMSCFD tahun 2021. Untuk tahun 2023 ini, informasi terbaru menyebutkan bahwa PT Pertamina EP tengah tancap gas mencari sumber minyak dan gas bumi baru. Salah satunya dilakukan di Kalimantan Utara demi mendukung pemerintah RI dalam mewujudkan kebutuhan energi nasional 12 miliar standar kaki kubik gas tahun 2030.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: www.cnbcindonesia.com