Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai peningkatan atau perbaikan nilai pasar yang ditentukan oleh peningkatan barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian selama suatu tahun ekonomi. Para ahli statistik biasanya mengukur pertumbuhan sebagai tingkat kenaikan produk domestik bruto (PDB) suatu negara. Tingkat pertumbuhan diukur secara riil, disesuaikan dengan inflasi, untuk menghilangkan dampak negatif inflasi terhadap harga komoditas. dalam publikasi. Akuntansi pendapatan nasional digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Karena pertumbuhan ekonomi diukur dengan persentase perubahan tahunan produk domestik bruto (PDB), setiap metode pengukuran memiliki kelebihan dan kekurangan. Laju pertumbuhan ekonomi suatu negara diukur berdasarkan rasio PDB terhadap populasi (pendapatan per kapita). Tingkat pertumbuhan ekonomi mengacu pada tingkat produktivitas PDB tahunan antara tahun pertama dan tahun sebelumnya pada suatu periode. Tingkat pertumbuhan ini mewakili tren tingkat rata-rata PDB dari waktu ke waktu dan tidak memperhitungkan perubahan PDB berdasarkan tren ini.
Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Pengukuran pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan membandingkan PDB-nya. Untuk pengukuran nasional, produk domestik bruto (PDB) tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pengukuran ini tidak dapat dilakukan secara berkala karena datanya tidak tersedia, dan data yang diambil bersifat triwulanan atau tahunan. Data yang digunakan merupakan hasil perubahan barang dan jasa yang dikonversi ke dalam satuan moneter berdasarkan harga sebenarnya. Rumus untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan Ekonomi (t) :
Pertumbuhan ekonomi pada tahun t dapat diketahui dengan membandingkan PDB tahun berjalan dengan PDB tahun sebelumnya. Jika nilai PDB tidak dinyatakan dalam nilai riil, PDB direpresentasikan sebagai:
Dimana PDB0 adalah PDB periode awal dan r adalah tingkat pertumbuhan PDB.
Teori pertumbuhan ekonomi
Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, maka teori dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat prediksi dan menetapkan kebijakan. Ada banyak teori yang diajukan oleh banyak ilmuwan untuk menjelaskan konsep pertumbuhan ekonomi, dan teori-teori tersebut didasarkan pada teori sejarah pertumbuhan ekonomi, klasik, dan neo-klasik.
Teori Historis
Konsep ini dikembangkan di Jerman. Teori ini mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi harus dilihat dari zaman prasejarah hingga industri. Teori ini dikemukakan oleh para ahli berikut:
Werner Sombart
Menurut Werner Sombart, pertumbuhan ekonomi suatu negara dibagi menjadi tiga tingkatan:
Masa perekonomian tertutup
Pada saat ini, semua aktivitas manusia. hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu dan masyarakat berperan sebagai produsen dan konsumen, sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Ciri-ciri era ekonomi ini:
-
Masyarakat bertindak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
-
Setiap orang adalah produsen dan konsumen.
-
Tidak ada pertukaran barang dan jasa.
Masa kerajinan dan pertukangan
Seiring dengan berkembangnya dunia, minat masyarakat terhadap kuantitas dan kualitas semakin meningkat. Tuntutan yang semakin meningkat ini tidak dapat dipenuhi secara individu, sehingga tugas harus dibagi berdasarkan keahlian individu. Pembagian kerja ini mengakibatkan terjadinya perpindahan barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada saat itu bukan untuk mencari keuntungan, melainkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Ada banyak aspek pada masa kerajinan dan pertukangan:
-
Munculnya kebutuhan manusia
-
Pembagian kerja berdasarkan pengalaman
-
Munculnya pertukaran barang dan jasa
-
Pertukaran tidak didasarkan pada kepentingan sepihak
Masa Kapitalisme
Di momen inilah kaum kapitalis (kapitalis) muncul. Untuk menjalankan suatu usaha, investor membutuhkan pegawai (karyawan). Pekerjaan yang dilakukan kapitalis tidak lagi bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi untuk menghasilkan keuntungan. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat periode sebagai berikut:
Periode Pra-Kapitalis
Ada banyak aspek dalam periode ini. yakni:
-
Kehidupan masyarakat stabil.
-
Mengutamakan kekeluargaan.
-
Mereka fokus pada pertanian.
-
Mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup.
-
Kehidupan kelompok.
Periode Kapitalis
Ada banyak aspek dalam periode ini. yakni:
-
Kehidupan masyarakat bersifat dinamis.
-
Individualisme.
-
Pembagian kerja.
-
Transisi menuju keuntungan.
Periode Kapitalisme Raya
Ada banyak aspek dalam periode ini. yakni:
-
Bisnis menjadi menguntungkan.
-
Munculnya konsumen yang memiliki alat produksi.
-
Produksi terjadi dengan sejumlah besar alat baru.
-
Komersialisasi mengarah pada persaingan monopolistik.
-
Dua kelompok dalam masyarakat: pengusaha dan pekerja.
Periode Akhir Kapitalisme
Ada banyak aspek dalam periode ini. yakni:
-
Terdapat keyakinan sosialisme.
-
Intervensi pemerintah dalam perekonomian.
-
Kepentingan bersama adalah yang utama.
Friedrich List
Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu negara dibagi menjadi empat periode sebagai berikut:
-
Zaman berburu dan berkeliaran
-
Zaman menggembala dan bertani
-
Zaman pertanian dan kerajinan
-
Zaman kerajinan, masa industri, berdagang.
Karl Bucher
Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu negara dibagi menjadi empat tingkatan:
-
Perumahan tertutup
-
Perumahan perkotaan
-
Perumahan nasional
-
Perumahan global
Walt Whiteman Rostow
W.W.Rostow mengungkapkan konsep pertumbuhan ekonomi dalam bukunya "Tahapan Pertumbuhan Ekonomi", dimana pertumbuhan ekonomi dibagi menjadi lima tahap: tahap masyarakat tradisional, tahap sebelum kondisi menuju lepas landas, tahap lepas landas, tahap motivasi ke tahap kedewasaan dan akhirnya ke tahap konsumsi massal tinggi.
Teori Klasik
Teori Klasik klasik menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan meningkatkan faktor-faktor produksi. Pendiri teori klasik adalah:
Adam Smith
Teori Adam Smith menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi bergantung pada pertumbuhan penduduk. Semakin bertambahnya jumlah penduduk maka output atau hasil pun semakin meningkat. Teori Adam Smith dituangkan dalam buku berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.
David Ricardo
Ricardo meyakini jika laju pertumbuhan penduduk meningkat hingga suatu saat akan berlipat ganda dan terjadilah surplus dari para pekerja. Semakin banyak pekerjaan, semakin rendah harganya. Pembayaran tersebut hanya dapat digunakan untuk mempertahankan taraf hidup minimum, agar perekonomian tidak stagnan (permanen). Teori David Ricardo dirangkum dalam bukunya The Principles of Political and Taxation.
Thomas Robert Malthus
Teori ini menyatakan bahwa kelebihan populasi menyebabkan kekurangan pangan dan berkurangnya kehidupan sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep ini antara lain populasi, teknologi, sumber daya alam, dan modal.
Teori Neoklasik
Teori neoklasik berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya terdiri dari peningkatan produktivitas tetapi juga pasokan pasar. Pendiri teori neoklasik adalah:
Robert Solow
Robert Solow percaya bahwa pertumbuhan ekonomi adalah kombinasi dari aktivitas manusia, akumulasi modal, penggunaan teknologi baru, dan hasil atau output. Pertumbuhan penduduk mempunyai dampak baik dan buruk. Oleh karena itu, menurut Robert Solow, pertumbuhan penduduk harus dijadikan sebagai sumber daya yang baik.
Harrord Domar
Teori ini mengemukakan bahwa modal harus digunakan secara efisien karena pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap tindakan pembuatan perhiasan. Teori ini juga melihat pendapatan nasional dan peluang kerja.
Schumpeter
Teori ini menyatakan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi adalah kewirausahaan.
Disadur dari: en.wikipedia.org