Jakarta, Kemendikbudristek --- Searah dengan kebijakan Presiden RI Jokowi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), terus mendorong tercapainya visi nasional dalam mewujudkan SDM unggul, melalui peningkatan mutu pembelajaran vokasi di bidang industri kreatif. Upaya tersebut diwujudkan dengan meresmikan Pendidikan Tinggi Vokasi Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP).
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyatakan bahwa ini merupakan bukti keseriusan dan komitmen Kemendikbudristek dalam mencapai visi nasional perwujudan SDM Unggul. Seperti yang diketahui, Kemendikbudristek telah menghadirkan skema baru dalam kolaborasi satuan pendidikan dengan mitra usaha dan industri, yakni link and match 8+i. Ia mengatakan, kehadiran MNP merupakan harapan baru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran vokasi, khususnya di bidang industri kreatif.
“Bapak presiden Jokowi sempat menyatakan bahwa dalam satu kesempatan, industri kreatif merupakan industri masa depan yang berperan besar sekali dalam membangun ekonomi nasional. Saya yakin, MNP akan menjadi jawaban untuk kebutuhan kita memiliki pelaku industri kreatif yang tidak hanya terampil, tetapi punya memiliki kompetisi manajerial, kreatif, dan berani berinovasi,” ucapnya.
Melengkapi, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto memaparkan beberapa upaya meningkatkan mutu pembelajaran vokasi di bidang industri kreatif. Pertama, lebih waspada terhadap situasinya. Kedua, terkait kebijakan Link and Match dan Link and Super Match.
Untuk proyek pertama, Direktur Wikan mengatakan MNP akan memberikan dampak besar bagi Indonesia dan menjadi salah satu kunci kekuatan negara di masa depan. . Ini menjadi pusat inovasi atau pabrik pelatihan. Dan bagian kedua tentang kebijakan linking dan kompetisi 8+i, menurutnya tujuan utama penjabaran pendidikan luar biasa bukanlah diterimanya minimal 8 titik linking, atau menghubungkan dengan 8+i, namun lebih besar lagi. . khusus untuk membuat musuh.
“Berhubungan dan bersaing bukanlah hal baru. Lahir pada tahun 1980an. Kalau kita perhatikan Indeks Produktivitas SDM, kita berbicara tentang bonus demografi dan fakta bahwa energi Indonesia akan masuk 5 besar dengan PDB tertinggi di dunia pada tahun 2025. Tapi kita punya potensi besar. tantangan yang kita hadapi ke depan: meningkatkan produktivitas SDM. “Di sini terlihat permasalahannya bukan pada hard skill, tapi pada kerja keras, soft skill, dan sikap,” jelasnya.
Perusahaan masih memiliki empat keluhan terhadap lulusannya. , kata Wikan. Yang pertama adalah ketidakmampuan mengatasi tekanan dunia kerja. Kedua, kemampuan komunikasi lisan dan tulisan masih kurang. Ketiga, kurangnya kerjasama, keempat, kurangnya sarana teknis dan manusia serta mudah merasa bosan. Ia juga menekankan bahwa “kerja sama dan investasi ini harus mampu menghasilkan produk yang dapat dibawa ke pasar industri dan sosial, bukan hanya sekedar menyelesaikan MOU”.
Dalam konferensi tersebut, CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama mengatakan. Beliau juga hadir dan menyampaikan bahwa Kemendikbud menaruh perhatian besar terhadap pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Hal tersebut menjadi fokus utama pendidikan vokasi agar dapat menjawab tantangan zaman dan kebutuhan dunia industri.
“Sejalan dengan visi mencerdaskan kehidupan bangsa, sekaligus turut mendukung dan menyukseskan program pemerintah dalam peningkatan kualitas SDM, Kompas Gramedia terpanggil untuk mendirikan MNP sebuah institusi pendidikan tinggi vokasi,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III, Agus Setyo Budi mengatakan bahwa bagi Kemendikbudristek, pendidikan menjadi prioritas utama di Indonesia untuk memperkuat posisi Indonesia di tengah persaingan dunia. “Pendidikan yang tepat sasaran akan menentukan mutu SDM di sebuah negara,” ucapnya yakin.
Ketua Yayasan Multimedia Nusantara, Teddy Surianto dalam sambutan menuturkan, pendidikan vokasi adalah bentuk perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan bangsa saat ini. Menurut hemat dia, jawaban yang paling relevan di tengah kondisi seperti ini adalah mengembangkan SDM yang menguasai keterampilan esensial dan kritikal. Sejalan dengan itu, kolaborasi dan kearifan lokal merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan tersebut.
“Pada kesempatan ini, atas nama yayasan, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi. Kontribusi kalian adalah perbuatan mulia bagi MNP untuk menjalankan misinya yaitu meningkatkan daya saing bangsa melalui pembangunan SDM unggul. “Saya ucapkan terima kasih kepada Mendikbud, Dirjen Diklat dan jajaran LLDIKTI Zona III atas bimbingannya dalam pelaksanaan MNP,” ujarnya.
Peresmian dan penutupan acara. mendaftar Harli Oyong, Lilik Oetomo, Irwan Utama, Beni Bandanajaya, ST Sulastro, Agus Setiabudi, Teddy Surianto, Wikan Sakarinto mengerjakan artikel MNP.
Sumber: kemdikbud.go.id