Peran Strategis Kepemimpinan Keselamatan dalam Menurunkan Risiko Kecelakaan Proyek Konstruksi Skandinavia

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

16 Mei 2025, 10.45

pixabay.com

Pendahuluan: Krisis Kecelakaan Konstruksi & Solusi dari Skandinavia

Industri konstruksi tetap menjadi sektor paling berisiko tinggi terhadap kecelakaan kerja, termasuk yang fatal. Meski inovasi teknologi telah membantu menurunkan angka kecelakaan, bukti menunjukkan bahwa solusi teknis saja tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah kepemimpinan keselamatan—gaya kepemimpinan yang mampu mengubah budaya dan perilaku kerja menjadi lebih aman dan bertanggung jawab.

Penelitian doktoral oleh Martin Grill ini menyajikan pemetaan mendalam terhadap gaya kepemimpinan yang efektif dalam meningkatkan keselamatan kerja di proyek konstruksi, khususnya di Swedia dan Denmark. Studi ini mengombinasikan wawancara kualitatif, survei longitudinal dan lintas-seksi, serta observasi perilaku langsung di lokasi kerja.

Latar Belakang & Tujuan Penelitian

Studi ini bertujuan:

  • Mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang berkontribusi terhadap keselamatan kerja.
  • Menjelaskan bagaimana gaya kepemimpinan tersebut terbentuk selama pendidikan kejuruan (VET).
  • Menguji hubungan antara gaya kepemimpinan dan indikator keselamatan seperti safety climate, perilaku aman, dan tingkat cedera.
  • Mengamati secara langsung praktik kepemimpinan di lapangan.

Swedia dan Denmark dipilih karena meskipun secara budaya dan geografis dekat, tingkat kecelakaan kerja di konstruksi jauh lebih rendah di Swedia dibandingkan Denmark. Ini memberikan peluang untuk membandingkan efek konteks budaya terhadap gaya kepemimpinan keselamatan.

Metodologi: Kombinasi Strategis untuk Validitas Tinggi

Penelitian ini terbagi dalam empat studi utama:

  • Paper I: Wawancara semi-terstruktur dengan 9 orang (manajer dan pekerja).
  • Paper II: Studi longitudinal terhadap 1907 siswa VET di Swedia dan Denmark.
  • Paper III: Survei terhadap 811 pekerja dari 85 proyek konstruksi, menganalisis hubungan kepemimpinan dan keselamatan.
  • Paper IV: Observasi langsung terhadap 37 manajer proyek dan 409 pekerja untuk melihat praktik kepemimpinan nyata di lapangan.

Hasil Utama: Gaya Kepemimpinan yang Paling Efektif

1. Kepemimpinan Berorientasi Aturan (Rule-Oriented Leadership)

  • Paling berkorelasi positif dengan keselamatan proyek (safety climate: β = 0.40).
  • Satu-satunya gaya yang menurunkan angka cedera secara signifikan (OR = 0.78).
  • Memberi contoh disiplin, mengikuti prosedur, dan penegakan regulasi.
  • Efeknya tidak dipengaruhi konteks budaya, berlaku baik di Swedia maupun Denmark.

2. Kepemimpinan Partisipatif

  • Melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan keselamatan.
  • Meningkatkan safety climate (β = 0.28) dan perilaku kerja aman (β = 0.24).
  • Mampu memperkuat efek positif kepemimpinan berorientasi aturan.
  • Terbukti berkembang dalam pendidikan kejuruan siswa VET, terutama melalui pengalaman di tempat kerja daripada di sekolah.

3. Kepemimpinan Transformasional

  • Komponen utamanya:
    • Stimulasi intelektual (65% dari observasi)
    • Pertimbangan individual, motivasi inspiratif, dan pengaruh ideal
  • Memperkuat perilaku aman dan menciptakan iklim kerja positif.
  • Mempengaruhi keselamatan kerja lewat inspirasi dan perhatian personal.

4. Kepemimpinan Transaksional Aktif

  • Fokus pada hadiah dan koreksi atas perilaku kerja:
    • Contingent reward (38% interaksi), seperti pujian dan pembayaran kerja yang sesuai.
    • Active management by exception (28% interaksi), seperti pemantauan dan koreksi saat terjadi penyimpangan.
  • Meningkatkan safety climate dan perilaku aman meskipun hasil observasi berbeda-beda.

5. Kepemimpinan Pasif/Abai

  • Terkait negatif dengan keselamatan kerja.
  • Semakin tinggi praktik laissez-faire, semakin buruk safety climate.

Studi Kasus & Angka Penting

  • Rule-oriented leadership secara signifikan menurunkan angka cedera (OR = 0.78).
  • Participative leadership memperkuat efek positif pada perilaku kerja aman (interaksi β = 0.10).
  • Observasi menunjukkan intellectual stimulation adalah bentuk dominan dari gaya transformasional (65%).
  • Partisipasi siswa VET (N = 1907) menunjukkan peningkatan ILT (implicit leadership theories) partisipatif sebesar 0.14 poin per tahun selama masa pelatihan.

Konteks Budaya: Swedia vs Denmark

  • Swedia lebih menonjol dalam praktik kepemimpinan berorientasi aturan dan partisipatif, yang menjadi salah satu faktor kunci rendahnya angka kecelakaan di sana.
  • Denmark cenderung memiliki pendekatan lebih fleksibel namun kurang disiplin dalam penerapan regulasi keselamatan.

Kritik & Opini Kritis

Penelitian ini komprehensif dan kuat secara metodologi, menggabungkan berbagai pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Namun:

  • Kurangnya data dari negara non-Skandinavia membuat hasil belum tentu bisa digeneralisasi global.
  • Pengukuran efek jangka panjang dari intervensi kepemimpinan belum dilakukan.
  • Perlu eksplorasi lebih lanjut terkait peran gender, struktur organisasi, dan integrasi teknologi dalam praktik kepemimpinan keselamatan.

Relevansi Industri Saat Ini & Tren Global

  • Dengan meningkatnya proyek infrastruktur besar dan kompleks, urgensi kepemimpinan keselamatan menjadi semakin vital.
  • Tren global seperti ESG, green construction, dan digitalisasi (BIM, IoT) memerlukan pemimpin proyek yang adaptif dan human-centered.
  • Kepemimpinan partisipatif dan transformasional dapat menjadi kunci dalam menciptakan budaya kerja yang berkelanjutan.

Kesimpulan & Rekomendasi

Keselamatan kerja di industri konstruksi sangat dipengaruhi oleh kualitas kepemimpinan di tingkat proyek. Gaya kepemimpinan yang berorientasi aturan, partisipatif, dan transformasional terbukti mampu:

  • Meningkatkan iklim keselamatan (safety climate).
  • Mengurangi angka kecelakaan kerja.
  • Mendorong perubahan budaya kerja menjadi lebih aman dan kolaboratif.

Rekomendasi praktis:

  • Integrasikan pelatihan kepemimpinan keselamatan dalam pendidikan kejuruan dan pelatihan profesional.
  • Gunakan umpan balik positif (rewarding feedback) untuk memperkuat perilaku kerja aman.
  • Evaluasi dan penguatan sistem manajemen keselamatan harus berbasis data dan perilaku nyata di lapangan.

Sumber : Grill, M. (2018). Safety leadership in the construction industry: Managing safety at Swedish and Danish construction sites. University of Gothenburg, Sweden.