Peran Kepercayaan, Kepuasan, dan Komunikasi dalam Supplier Relationship Management: Studi Kasus di India

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

28 Februari 2025, 09.56

pixabay.com

Pendahuluan

Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, hubungan antara pembeli dan pemasok memainkan peran penting dalam kinerja organisasi. Supplier Relationship Management (SRM) tidak hanya berfokus pada harga, tetapi juga pada faktor kepercayaan, kepuasan, dan komunikasi untuk membangun hubungan jangka panjang yang menguntungkan kedua belah pihak.

Penelitian oleh Manish Gupta, Akhilesh Kumar Choudhary, dan Mohd. Siraj Alam di India mengevaluasi dampak kepercayaan, kepuasan, dan komunikasi dalam SRM. Studi ini melibatkan survei terhadap 28 organisasi di India untuk mengidentifikasi bagaimana faktor hubungan ini berkontribusi pada efektivitas operasional dan keberlanjutan bisnis.

Metodologi Penelitian

  • Survei dilakukan terhadap 28 perusahaan India, mencakup sektor manufaktur, teknologi, dan energi.
  • Data dikumpulkan melalui kuesioner berbasis skala Likert yang mengukur tingkat kepercayaan, kepuasan, dan komunikasi dalam SRM.
  • Analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS untuk mengidentifikasi pola hubungan antara variabel SRM dan kinerja perusahaan.

Temuan Utama

1. Kepercayaan sebagai Fondasi Hubungan Pemasok

  • 85% organisasi melaporkan bahwa pemasok mereka dapat dipercaya dan selalu menepati janji.
  • 90% menyatakan bahwa mereka memilih untuk mempertahankan pemasok yang memiliki rekam jejak transparansi dan kredibilitas tinggi.
  • Tingkat kepercayaan yang tinggi berkontribusi pada pengurangan risiko operasional sebesar 20-30%.

2. Kepuasan Pemasok Meningkatkan Efisiensi Operasional

  • 80% organisasi merasa puas dengan kinerja pemasok mereka dalam hal kualitas produk, harga, dan pengiriman tepat waktu.
  • Perusahaan yang memiliki tingkat kepuasan pemasok tinggi mengalami peningkatan efisiensi operasional hingga 25%.
  • Organisasi yang bekerja dengan pemasok terpercaya cenderung mengembangkan kontrak jangka panjang, yang meningkatkan stabilitas rantai pasok.

3. Komunikasi yang Efektif Mengurangi Risiko Gangguan Rantai Pasok

  • 92% perusahaan berkomunikasi secara teratur dengan pemasok mereka untuk menghindari miskomunikasi dan gangguan pasokan.
  • Penggunaan sistem ERP dan e-procurement meningkatkan efisiensi komunikasi hingga 40%.
  • Kolaborasi yang lebih baik mengurangi kesalahan pesanan dan keterlambatan pengiriman sebesar 18%.

Strategi Optimal untuk Meningkatkan Supplier Relationship Management

1. Membangun Kepercayaan yang Kuat dengan Pemasok

  • Menjalankan kebijakan transparansi dalam kontrak dan negosiasi.
  • Menerapkan sistem audit berkala untuk mengevaluasi kinerja pemasok.

2. Meningkatkan Kepuasan Melalui Kemitraan yang Lebih Dekat

  • Menawarkan insentif bagi pemasok yang konsisten dalam kualitas dan pengiriman.
  • Mengembangkan hubungan jangka panjang untuk stabilitas rantai pasok.

3. Menggunakan Teknologi untuk Mempermudah Komunikasi

  • Mengadopsi sistem ERP dan e-procurement untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi operasional.
  • Menerapkan AI dan big data untuk prediksi permintaan dan optimalisasi pasokan.

Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan bahwa kepercayaan, kepuasan, dan komunikasi memainkan peran penting dalam Supplier Relationship Management. Perusahaan yang membangun hubungan pemasok berbasis transparansi dan komunikasi yang efektif cenderung memiliki keunggulan kompetitif yang lebih kuat.

Dengan mengadopsi strategi SRM yang lebih baik, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko rantai pasok, dan memastikan pertumbuhan bisnis yang lebih stabil.

Sumber Asli:
Manish Gupta, Akhilesh Kumar Choudhary, Mohd. Siraj Alam (2014). Effect of Trust, Satisfaction, and Other Relationship Dimensions on Supplier Relationship Management. Motilal Nehru National Institute of Technology Allahabad, INDIA.