Di negara dengan populasi yang berkembang pesat dan permintaan yang terus meningkat akan layanan kesehatan yang berkualitas, peran penting bioteknologi di Indonesia tidak dapat dilebih-lebihkan. Hal ini bukan hanya sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan warganya, namun juga sebagai jalan untuk mencapai kemandirian nasional dalam bidang kesehatan. Memanfaatkan bioteknologi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan warganya sangat penting dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh.
Namun, Indonesia masih tertinggal dalam pengembangan bioteknologi. Menurut Global Biotechnology Innovation Scorecard 2021, Indonesia berada di peringkat ke-52 dari 54 negara dalam pengembangan bioteknologi. Indonesia masih bergantung pada bahan baku obat impor, dan sektor bioteknologi dalam negeri masih dalam tahap awal.
Dalam memajukan lanskap kesehatan Indonesia, ada dua alasan kuat mengapa perusahaan teknologi kesehatan sangat penting, terutama untuk mengembangkan bioteknologi untuk aplikasi medis. Pertama, buku putih Genomics dari East Ventures mencatat bahwa Indonesia menyaksikan peningkatan kasus resistensi antimikroba, membuat antibiotik dan obat-obatan antimikroba menjadi kurang efektif dan infeksi semakin sulit untuk diobati. Kedua, kita menghadapi tantangan dalam pengobatan primer yang menggunakan obat-obatan yang disintesis secara kimiawi, sehingga membutuhkan terapi yang lebih agresif. Indonesia masih sangat bergantung pada produk biologi onkologi impor, sehingga kita perlu mengembangkan produksi biologi lokal untuk infeksi, hipertensi jantung, kanker, dan penyakit ginjal.
Untuk menjawab tantangan ini, Etana adalah perusahaan bioteknologi terkemuka yang didirikan di Indonesia pada tahun 2014. Etana telah menjadi pengubah permainan dalam merevolusi sistem perawatan kesehatan nasional. Melalui terobosan-terobosan yang dilakukannya dengan platform biologi, Etana menjadi ujung tombak kemajuan bioteknologi di Indonesia. Perusahaan ini baru-baru ini mendapatkan pendanaan dari East Ventures dan investor global lainnya untuk memperkuat lini produk dan portofolio mereka, dengan fokus pada produk onkologi biologi dan fasilitas manufaktur bahan obat.
Kami percaya pada Etana dan misi mereka untuk mentransformasi layanan kesehatan di Indonesia melalui bioteknologi. Karya mereka dalam teknologi mRNA dan antibodi monoklonal dapat memberikan solusi inovatif bagi pasien yang membutuhkan, membentuk kembali lanskap perawatan kesehatan.
Merintis bioteknologi untuk produksi lokal
Kemajuan luar biasa dalam bioteknologi baru-baru ini datang dari platform RNA. Teknologi mRNA memiliki potensi yang sangat besar untuk sistem kesehatan Indonesia. Teknologi ini menyediakan platform pengembangan vaksin yang fleksibel yang dapat dengan cepat menanggapi permintaan akan produk biofarmasi yang inovatif dan mudah beradaptasi, termasuk vaksin kanker.
Di Asia Tenggara, Etana merupakan pelopor dalam pemanfaatan platform berbasis mRNA dan peptida virus untuk produksi vaksin. Dengan memanfaatkan teknologi mRNA, Etana telah berhasil mengembangkan vaksin mRNA COVID-19 yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat, ketentuan halal, dan sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pencapaian ini mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo.
"Peresmian pabrik biofarmasi Etana dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin; Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito; dan Presiden Direktur Etana, Nathan Tirtana. Pabrik ini diresmikan pada Oktober 2022 dan berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung (JIEP), Jakarta. Sumber foto: Etana"
Komitmen Etana meluas ke produksi sel mamalia untuk antibodi monoklonal. Dengan membangun kapasitas produksi sel mamalia, Etana memastikan produksi dengan kandungan lokal yang tinggi dan kemampuan teknologi. Rencana Etana meliputi produksi biosimilar bevacizumab, obat antibodi monoklonal anti-VEGF rekombinan yang dimanusiakan untuk pasien kanker. Dengan menggunakan sel mamalia untuk memproduksi protein terapeutik, produk yang dihasilkan lebih menyerupai protein endogen manusia, sehingga fungsional dan relevan secara klinis. Strategi ini memungkinkan Etana untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan baku obat biologis mereka.
Ke depannya, Etana akan fokus pada produksi lokal dan transfer teknologi melalui kerja sama dengan para mitra. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jalur pengobatan dengan mengganti atau melengkapi produk kimia dengan alternatif biologis, sehingga memperluas jangkauan pilihan pengobatan yang tersedia bagi pasien. Etana secara aktif terlibat dalam pendidikan, diskusi, dan sesi konsultasi dengan institusi dan asosiasi medis untuk mendorong dialog dan berbagi pengetahuan, yang pada akhirnya meningkatkan kesadaran dan pemanfaatan produk biologis dalam komunitas medis.
Etana memberikan penekanan yang signifikan dalam memastikan sertifikasi halal dan ketertelusuran semua produk mereka. Dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, mematuhi standar halal sangatlah penting. Vaksin mRNA COVID-19 Etana telah memperoleh sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), sehingga menjamin pasien yang lebih luas. Dengan memprioritaskan sertifikasi halal dan ketertelusuran, Etana tidak hanya memenuhi kebutuhan populasi Muslim Indonesia tetapi juga menunjukkan komitmennya terhadap kepatuhan dan kesesuaian produk.
East Ventures mengakui Etana sebagai perintis dalam gelombang baru dalam lanskap kesehatan di Indonesia: memanfaatkan bioteknologi untuk mempromosikan produksi lokal. Kami akan terus mendukung perusahaan teknologi kesehatan seperti Etana dalam mengatasi tantangan kesehatan di Indonesia, untuk bangsa yang lebih sehat.
Disadur dari: east.vc