Pentingnya Penanganan Aman Bahan Kimia Berbahaya di Industri Teknik

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

21 Februari 2025, 12.26

adimitra.co.id

Industri teknik menggunakan berbagai bahan kimia berbahaya untuk produksi, analisis, dan penelitian. Risiko kecelakaan akibat kesalahan dalam penanganan bahan kimia dapat menyebabkan kerugian besar, baik dari segi keselamatan pekerja maupun dampak lingkungan. Faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan serta metode mitigasi yang dapat diterapkan.

Menurut penelitian ini, terdapat tiga penyebab utama kecelakaan kimia, yaitu:

  1. Kelalaian manusia – 54%
  2. Bahan yang sensitif terhadap gesekan – 31%
  3. Faktor lainnya – 15%

Jenis bahan kimia yang paling sering menyebabkan kecelakaan:

  • Bahan kimia padat – 83%
  • Gas berbahaya – 16%
  • Minyak dan bahan cair lainnya – 1%

Dari data ini, jelas bahwa sebagian besar kecelakaan terjadi akibat kesalahan manusia dan bahan kimia padat yang berbahaya.

Jenis Bahan Kimia Berbahaya dan Cara Penanganannya

1. Bahan Mudah Terbakar dan Meledak

Bahan kimia seperti hidrogen, asetilena, dan metana mudah terbakar dan berisiko meledak. Studi ini menyarankan beberapa langkah mitigasi, seperti:

  • Menghindari sumber api di area penyimpanan.
  • Menggunakan alat listrik tahan ledakan.
  • Menerapkan sistem perizinan kerja panas sebelum melakukan pekerjaan yang melibatkan api.
  • Menggunakan alat deteksi kebocoran gas untuk mencegah ledakan.

2. Bahan Kimia Korosif

Zat seperti asam sulfat dan fosfat dapat merusak logam dan menyebabkan kebocoran yang tidak terdeteksi. Beberapa langkah pencegahan yang dianjurkan:

  • Menggunakan pipa besi untuk menangani asam sulfat pekat.
  • Memastikan pemeriksaan berkala terhadap jalur pipa untuk mendeteksi kebocoran.
  • Menggunakan peralatan pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan pelindung mata.
  • Menerapkan prosedur netralisasi tumpahan dengan kapur sebelum dibersihkan dengan air.

3. Bahan Beracun

Bahan seperti sianida dan arsenik dapat masuk ke tubuh melalui udara, makanan, atau kontak langsung dengan kulit. Pencegahannya meliputi:

  • Labelisasi bahan kimia dalam bahasa lokal agar pekerja memahami bahaya.
  • Menggunakan pakaian pelindung khusus.
  • Menyediakan fasilitas pencucian darurat di tempat kerja.

Kecelakaan di India yang melibatkan bahan kimia berbahaya. Salah satu kecelakaan besar yang dicatat adalah ledakan akibat bahan peledak di industri petasan. Di India, industri petasan masih banyak yang mengandalkan tenaga manual, sehingga risiko ledakan akibat kesalahan manusia sangat tinggi. Beberapa upaya mitigasi yang disarankan:

  • Otomatisasi proses produksi untuk mengurangi kontak langsung dengan bahan peledak.
  • Pelatihan keselamatan yang ketat bagi pekerja.
  • Sistem inspeksi dan audit yang lebih ketat dari pemerintah.

Kondisi cuaca dapat memperburuk risiko bahan kimia berbahaya. Beberapa contoh:

  1. Kelembaban tinggi – Bahan seperti amonium nitrat sangat sensitif terhadap kelembaban, yang dapat meningkatkan risiko ledakan.
  2. Panas ekstrem – Banyak bahan kimia, seperti hidrogen sianida, mengalami dekomposisi beracun pada suhu tinggi.
  3. Banjir – Dapat menyebabkan kontaminasi air tanah oleh bahan kimia beracun.

Langkah-langkah mitigasi yang direkomendasikan dalam studi ini meliputi:

  • Penyimpanan bahan kimia di lingkungan yang stabil dengan kontrol suhu dan kelembaban.
  • Penggunaan wadah tahan air untuk mencegah tumpahan selama badai atau banjir.
  • Pengawasan berkala terhadap fasilitas penyimpanan untuk memastikan keamanannya.

Beberapa rekomendasi utama dari paper ini untuk mencegah kecelakaan bahan kimia di industri meliputi:

  1. Pelatihan Keselamatan Berkala – Memastikan pekerja memahami prosedur penanganan bahan kimia.
  2. Penerapan Teknologi Deteksi – Menggunakan alat deteksi kebocoran dan sensor gas berbahaya.
  3. Sistem Manajemen Keselamatan – Menetapkan kebijakan ketat untuk penyimpanan dan transportasi bahan kimia.
  4. Inspeksi dan Audit Berkala – Mendeteksi potensi bahaya sebelum kecelakaan terjadi.

Kecelakaan kimia di industri teknik dapat dikurangi dengan penerapan protokol keselamatan yang lebih ketat. Kesalahan manusia tetap menjadi faktor utama dalam sebagian besar insiden, sehingga pelatihan dan pengawasan sangat diperlukan. Paper ini juga menyoroti pentingnya penggunaan teknologi deteksi modern untuk meminimalkan risiko kecelakaan.

Sumber 

Sivaprakash, P., Karthikeyan, L. M., & Joseph, S. (2014). A Study on Handling of Hazardous Chemicals in Engineering Industries. APCBEE Procedia, 9, 187-191.