Jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan salah satu sumber karbohidrat utama di seluruh dunia, bersama dengan gandum dan padi. Bagi banyak orang di Amerika Tengah dan Selatan, jagung merupakan makanan pokok, dan hal yang sama berlaku di sebagian wilayah di Afrika dan Indonesia. Saat ini, jagung juga telah menjadi komponen vital dalam pakan ternak, serta digunakan sebagai sumber minyak makanan dan bahan dasar untuk membuat tepung maizena. Berbagai produk turunan dari jagung juga digunakan sebagai bahan dalam industri farmasi, kosmetika, dan kimia.
Jagung adalah tanaman yang menarik untuk diteliti, terutama dalam bidang biologi dan pertanian. Sejak awal abad ke-20, jagung telah menjadi fokus penelitian genetika yang intensif, membantu dalam pengembangan teknologi kultivar hibrida yang mengubah paradigma. Secara fisiologis, jagung termasuk dalam kategori tanaman C4, yang membuatnya sangat efisien dalam memanfaatkan energi matahari. Dalam bidang agronomi, respons jagung yang dramatis terhadap kekurangan unsur hara penting atau keracunan memberikan kesempatan yang baik untuk menguji berbagai teknik pemupukan.
Keanekaragaman genetik
Jagung memiliki satu set genom dengan 10 kromosom, sehingga setiap sel somatiknya memiliki 20 kromosom. Keragaman genetik dalam spesies jagung sangat luas, bahkan sebanding dengan keragaman antara manusia dan simpanse secara molekuler. Jagung dibagi menjadi tujuh kelompok kultivar berdasarkan ciri bijinya, termasuk jenis tunicata, indentata, indurata, saccharata, everta, amylacea, dan glutinosa. Melalui program pemuliaan, keragaman genetik jagung semakin berkembang, dengan berbagai tipe kultivar seperti jagung HOC (tinggi minyak), QPM (tinggi protein), dan yang memiliki kadar karotenoid tinggi. Selain itu, jagung juga digunakan dalam biopharming untuk menghasilkan senyawa obat atau bahan berguna lainnya.
Tipe kultivar jagung meliputi galur murni, komposit, sintetik, dan hibrida, yang masing-masing memiliki karakteristik dan metode pembuatan yang berbeda. Warna bulir jagung bervariasi tergantung pada warna endosperma dan aleuronnya, mulai dari putih hingga ungu kehitaman. Satu tongkol jagung dapat memiliki bulir-bulir dengan warna yang berbeda-beda karena penyerbukan yang dilakukan oleh serbuk sari yang berbeda.
Budidaya Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman dataran rendah yang menyukai suhu hangat dan cahaya matahari penuh. Meskipun ada beberapa ras yang dapat tumbuh di suhu rendah, perkecambahan jagung terhenti pada suhu di bawah 10 °C. Tanaman ini memiliki kebutuhan air yang rata-rata, tetapi kekurangan air pada masa awal tumbuh, pembungaan, dan pengisian biji dapat mengakibatkan penurunan hasil yang signifikan. Jagung dapat tumbuh di berbagai tipe tanah, tetapi memerlukan ketersediaan air dan hara yang cukup, serta akar yang dapat tumbuh dengan baik.
Proses persiapan lahan untuk penanaman jagung meliputi pembajakan, perataan, pembuatan parit atusan, dan pengapuran jika tanah masam. Jagung merupakan komoditas perdagangan dunia dan ditanam dalam berbagai jenis, termasuk komposit, hibrida, dan transgenik. Varietas hibrida biasanya memiliki kapasitas produksi yang tinggi, sementara jagung transgenik memiliki keunggulan dalam ketahanan terhadap penyakit, hama, dan obat kimia. Namun demikian, penggunaan jagung transgenik juga menimbulkan risiko tertentu terkait dengan ketergantungan pada bibit yang harus dibeli, potensi munculnya hama penyakit baru, dan dampak lingkungan.
Botani Tanman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim yang menyelesaikan daur hidupnya dalam 80-150 hari, dengan istilah "seumur jagung" menggambarkan usia rata-rata tiga sampai empat bulan. Tanaman jagung memiliki dua tahap utama dalam daur hidupnya: pertumbuhan vegetatif dan reproduktif. Jagung termasuk tanaman hari pendek yang membutuhkan penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya 12,5 jam, untuk pembungaan. Tinggi tanaman jagung bervariasi, rata-rata mencapai 2,0 sampai 2,5 m, meskipun ada kultivar tertentu yang bisa mencapai 12 m.
Tangkai batang beruas-ruas, dengan daun-daun yang memanjang dan memiliki lidah-lidah di antara pelepah dan tangkai daun. Daun jagung memiliki stomata berbentuk halter yang berperan penting dalam respons terhadap defisit air. Jagung memiliki bunga jantan dan betina yang terpisah dalam satu tanaman, dengan bunga jantan tersusun dalam malai dan betina dalam tongkol. Setiap tanaman biasanya menghasilkan satu tongkol produktif, namun kultivar unggul bisa menghasilkan lebih dari satu tongkol. Bunga jantan siap untuk penyerbukan lebih dini daripada bunga betinanya.
Cara Bercocok Tanaman Jagung
Untuk bercocok tanam jagung, diperlukan cahaya matahari langsung dan kondisi lingkungan yang tepat, seperti curah hujan 85–200 mm per bulan, suhu udara ideal 23-27 °C, dan pH tanah 5,6-7,5. Ketersediaan air yang cukup penting terutama pada fase pertumbuhan awal, pembungaan, dan pengisian biji untuk menghasilkan jagung yang baik. Genangan air sebaiknya dihindari, namun jagung bisa mengembangkan pembuluh udara jika terendam dalam waktu lama. Penanaman biji jagung bisa dilakukan secara manual dengan tangan atau menggunakan mesin penabur benih.
Kepadatan tanaman biasanya berkisar antara 60,000 hingga 120,000 tanaman per hektar. Jagung membutuhkan pupuk yang cukup, terutama nitrogen, fosfat, dan kalium, dan pemupukan biasanya dilakukan dengan pupuk majemuk atau pupuk organik. Pengendalian gulma dilakukan dengan herbisida atau secara manual. Pengaturan pasokan air biasanya dilakukan melalui irigasi atau penggenangan parit jika curah hujan tidak mencukupi.
Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Jagung