Peningkatan Kinerja Manajemen Inventaris dengan Sistem Gudang Otomatis

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

12 Maret 2025, 09.07

Pixabay.com

Pendahuluan

Manajemen inventaris yang efisien adalah kunci utama dalam meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional dalam rantai pasok. Studi ini, yang dilakukan oleh Anas M. Atieh, Hazem Kaylani, Yousef Al-abdallat, Abeer Qaderi, Luma Ghoul, Lina Jaradat, dan Iman Hdairis, meneliti bagaimana penerapan Warehouse Management System (WMS) otomatis dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan inventaris di sebuah perusahaan telekomunikasi di Yordania.

Penelitian ini menganalisis dampak sistem otomatis terhadap penerimaan barang, pemrosesan, hingga distribusi produk. Dengan menggantikan sistem manual berbasis Excel, sistem baru ini berhasil meningkatkan kecepatan dan akurasi manajemen gudang secara signifikan.

Tantangan dalam Manajemen Inventaris Manual

Beberapa permasalahan utama dalam sistem manajemen inventaris manual yang ditemukan dalam studi ini antara lain:

  1. Ketidakefisienan dalam Pencatatan Stok
    • Sistem berbasis Excel menyebabkan keterlambatan dalam input data dan rentan terhadap kesalahan manusia.
    • Pemrosesan pesanan menjadi lambat dan kurang akurat.
  2. Kurangnya Optimasi Ruang Gudang
    • Gudang tidak dimanfaatkan secara maksimal karena tidak adanya sistem zonasi dan pemetaan lokasi penyimpanan barang.
    • 30% dari total kapasitas gudang terbuang sia-sia akibat penyusunan barang yang kurang strategis.
  3. Tingkat Kesalahan yang Tinggi dalam Pengelolaan Produk
    • Kesalahan pencatatan stok mencapai 12% karena tidak adanya sistem otomatis untuk melacak pergerakan barang.
    • Tidak adanya sistem kontrol menyebabkan kesalahan dalam FIFO (First-In, First-Out), di mana produk dengan masa berlaku lebih lama tidak dikeluarkan lebih dulu.

Solusi: Implementasi Warehouse Management System (WMS) Otomatis

Penelitian ini menerapkan sistem gudang otomatis yang mencakup beberapa inovasi utama, yaitu:

1. Digitalisasi dan Otomatisasi Proses Penerimaan Barang

  • Setiap produk yang masuk dipindai dengan barcode scanner dan langsung dicatat dalam database.
  • Penerapan sistem FIFO otomatis memastikan produk dengan masa berlaku lebih pendek dikeluarkan lebih dahulu.

2. Optimasi Ruang Penyimpanan dengan Sistem Zonasi

  • Gudang dibagi menjadi beberapa zona penyimpanan, termasuk zona penerimaan, pemrosesan, dan distribusi.
  • Pemanfaatan ruang meningkat hingga 25%, memungkinkan lebih banyak barang disimpan dalam area yang sama.

3. Integrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP)

  • WMS dihubungkan dengan ERP perusahaan, memungkinkan pemantauan stok secara real-time.
  • Ketepatan data meningkat 98%, mengurangi kesalahan input dan mempercepat proses inventarisasi.

4. Penggunaan Sistem Pemrosesan Otomatis

  • Mesin pencetak barcode dan sistem pemindaian otomatis digunakan untuk meningkatkan kecepatan pemrosesan.
  • Pemrosesan pesanan pelanggan menjadi lebih cepat, dengan pengurangan waktu pemrosesan hingga 40%.

5. Implementasi Lini Produksi Kecil dalam Gudang

  • Dibangun stasiun produksi mini untuk pengemasan, pelabelan, dan repackaging langsung dalam gudang.
  • Biaya outsourcing untuk pelabelan berkurang hingga 20%, meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga.

Hasil Implementasi WMS Otomatis

Studi ini menunjukkan bahwa penerapan WMS otomatis memiliki dampak positif yang signifikan terhadap efisiensi operasional gudang:

  • Akurasi Pencatatan Stok Meningkat → Dari tingkat kesalahan 12% menjadi hanya 2%.
  • Pengurangan Waktu Pemrosesan → Proses penerimaan hingga pengiriman lebih cepat 40% dibandingkan metode manual.
  • Efisiensi Ruang Penyimpanan → Ruang penyimpanan dapat menampung lebih banyak barang (25% peningkatan kapasitas).
  • Peningkatan Keamanan Data → Semua transaksi tercatat secara digital, mengurangi risiko kehilangan atau manipulasi data.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otomatisasi gudang dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan operasional dalam manajemen inventaris. Namun, ada beberapa langkah tambahan yang bisa dilakukan untuk lebih mengoptimalkan sistem ini:

  1. Pengembangan AI untuk Prediksi Stok – Menggunakan machine learning untuk memprediksi permintaan dan mengoptimalkan tingkat stok secara otomatis.
  2. Integrasi IoT untuk Pelacakan Real-Time – Sensor IoT dapat dipasang di seluruh gudang untuk memantau pergerakan barang secara akurat dan real-time.
  3. Peningkatan Automasi dalam Proses Pengiriman – Menggunakan robot pemilah barang otomatis untuk mempercepat distribusi dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual.
  4. Ekspansi ke Sektor Lain – Studi lebih lanjut dapat dilakukan untuk melihat penerapan sistem serupa di industri ritel, farmasi, atau manufaktur.

Dengan mengadopsi strategi ini, perusahaan dapat lebih mengurangi biaya operasional, meningkatkan efisiensi rantai pasok, dan memastikan ketepatan manajemen inventaris dalam jangka panjang.

Sumber Artikel: Atieh, Anas M., Kaylani, Hazem, Al-abdallat, Yousef, Qaderi, Abeer, Ghoul, Luma, Jaradat, Lina, & Hdairis, Iman. "Performance Improvement of Inventory Management System Processes by an Automated Warehouse Management System". Procedia CIRP, Vol.41, 2016, Hal. 568–572.