Pengaruh Supplier Relationship Management terhadap Kinerja Rantai Pasok: Studi Kasus Industri di Bangladesh

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

04 Maret 2025, 16.34

pixabay.com

Pendahuluan

Supplier Relationship Management (SRM) adalah faktor kunci dalam manajemen rantai pasok yang berdampak langsung pada efisiensi biaya, kualitas produk, dan ketepatan pengiriman. Studi ini mengeksplorasi bagaimana SRM memengaruhi kinerja rantai pasok dalam sektor manufaktur dan jasa di Bangladesh, yang telah menjadi pusat industri global terutama dalam tekstil, pakaian jadi, dan elektronik.

Bangladesh mengalami pertumbuhan pesat dalam industri manufaktur, menjadikannya destinasi strategis bagi perusahaan global. Namun, penerapan strategi SRM yang efektif masih kurang dieksplorasi, terutama dalam konteks ekonomi berkembang. Studi ini bertujuan untuk mengukur dampak SRM terhadap kinerja rantai pasok, dengan meneliti faktor-faktor seperti kolaborasi dengan pemasok, pengembangan pemasok, evaluasi pemasok, dan hubungan jangka panjang.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Rantai Pasok

1. Supplier Collaboration (Kolaborasi dengan Pemasok)

  • Kolaborasi strategis meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi kesalahan dalam produksi dan mempercepat pengiriman.
  • Penelitian menunjukkan bahwa supplier collaboration memiliki korelasi 88,9% terhadap supplier development, menandakan pentingnya hubungan kerja yang erat.
  • Perusahaan yang aktif berkomunikasi dan berbagi informasi dengan pemasok mengalami peningkatan produktivitas dan pengurangan biaya hingga 20%.

2. Supplier Development (Pengembangan Pemasok)

  • Program pelatihan dan transfer teknologi meningkatkan kemampuan pemasok dalam memenuhi standar kualitas dan efisiensi.
  • Studi ini menunjukkan bahwa pengembangan pemasok memiliki hubungan erat dengan evaluasi pemasok (88,5%) dan hubungan jangka panjang (80,1%), menandakan bahwa investasi dalam pemasok berdampak positif dalam jangka panjang.

3. Supplier Evaluation and Selection (Evaluasi dan Seleksi Pemasok)

  • Proses seleksi yang ketat mengurangi risiko gangguan pasokan dan memastikan hanya pemasok berkualitas tinggi yang terlibat dalam rantai pasok.
  • Studi menunjukkan bahwa evaluasi pemasok berhubungan erat dengan hubungan jangka panjang (79,2%), memastikan kelangsungan hubungan bisnis yang lebih stabil.

4. Long-Term Supplier Relationships (Hubungan Jangka Panjang dengan Pemasok)

  • Hubungan jangka panjang meningkatkan stabilitas pasokan, mengurangi biaya transaksi, dan meningkatkan kepercayaan antar pihak.
  • Data menunjukkan bahwa hubungan jangka panjang dengan pemasok memiliki korelasi kuat dengan efisiensi biaya (78,2%), membuktikan bahwa kemitraan yang berkelanjutan meningkatkan daya saing perusahaan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei terhadap 270 responden dari industri manufaktur dan jasa di Bangladesh. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan 22 item pertanyaan, menggunakan skala Likert untuk mengukur persepsi responden terkait supplier collaboration, supplier development, supplier evaluation, dan long-term supplier relationships.

Analisis data dilakukan menggunakan regresi dan korelasi, dengan hasil utama sebagai berikut:
64,2% variabilitas dalam efisiensi biaya dapat dijelaskan oleh praktik SRM yang diterapkan perusahaan.
Faktor paling berpengaruh adalah hubungan jangka panjang dengan pemasok (B=0.681, p=0.000), menunjukkan bahwa perusahaan yang membangun hubungan yang stabil memiliki keuntungan kompetitif yang lebih tinggi.
Supplier collaboration (B=0.342, p=0.002) juga memiliki pengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya.

Studi Kasus Implementasi SRM di Bangladesh

  1. Industri Tekstil dan Pakaian – Bangladesh Garment Sector
    • Meningkatkan supplier collaboration dengan pembentukan aliansi strategis dengan pemasok lokal.
    • Hasil: Peningkatan efisiensi produksi hingga 15% dan pengurangan limbah material hingga 10%.
  2. Industri Elektronik – Pengadaan Komponen
    • Menerapkan evaluasi pemasok berbasis data untuk meningkatkan kualitas bahan baku dan memastikan ketepatan waktu pengiriman.
    • Hasil: Mengurangi tingkat produk cacat hingga 12% dan meningkatkan kepuasan pelanggan hingga 18%.
  3. Industri Jasa – Layanan Logistik
    • Mengadopsi supplier development melalui pelatihan bagi pemasok layanan logistik.
    • Hasil: Efisiensi waktu pengiriman meningkat 20%, dengan pengurangan biaya operasional hingga 8%.

Implikasi Manajerial dan Rekomendasi

Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi penting bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja rantai pasok mereka:

Perusahaan perlu fokus pada supplier collaboration dan long-term relationships untuk meningkatkan efisiensi biaya.
Investasi dalam pengembangan pemasok akan membawa manfaat jangka panjang dalam kualitas produk dan layanan.
Seleksi pemasok harus lebih berbasis data dan indikator kinerja, bukan hanya harga terendah.
Teknologi seperti AI dan blockchain dapat membantu meningkatkan transparansi dan efektivitas SRM dalam rantai pasok.

Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat meningkatkan daya saing, mengurangi biaya operasional, dan memastikan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.

Kesimpulan

Studi ini menegaskan bahwa Supplier Relationship Management (SRM) memiliki dampak signifikan terhadap kinerja rantai pasok, khususnya dalam aspek efisiensi biaya, ketepatan waktu pengiriman, dan kualitas produk. Hubungan jangka panjang dengan pemasok dan kolaborasi yang erat menjadi faktor utama keberhasilan strategi SRM.

Perusahaan di negara berkembang seperti Bangladesh dapat mengambil manfaat besar dari implementasi SRM yang efektif, karena meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya produksi, dan memperkuat daya saing di pasar global.

Sumber Artikel : Emon, M. M. H., Khan, T., & Siam, S. A. J. (2024). Quantifying the influence of supplier relationship management and supply chain performance: an investigation of Bangladesh’s manufacturing and service sectors. Brazilian Journal of Operations and Production Management, Vol. 21, No. 2, e20242015.