Penerapan Warehouse Management System di PT Uniplastindo: Meningkatkan Efisiensi Biaya dan Akurasi Persediaan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

12 Maret 2025, 08.29

Pixabay.com

Pendahuluan

Manajemen pergudangan yang efisien menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan daya saing perusahaan, terutama dalam industri manufaktur. Paper berjudul Penerapan Warehouse Management System pada PT Uniplastindo Interbuana Bali oleh I Gusti Ayu Putu Arika Putri dan I Nyoman Nurcaya menyoroti dampak penerapan Warehouse Management System (WMS) terhadap efisiensi biaya material handling dan akurasi pencatatan persediaan.

Penelitian ini dilakukan dengan metode simulasi penerapan WMS untuk membandingkan efisiensi sebelum dan sesudah implementasi sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan WMS mampu mengurangi kesalahan pencatatan stok, mempercepat proses penerimaan dan pengiriman barang, serta menurunkan biaya material handling.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif komparatif dengan studi kasus di PT Uniplastindo Interbuana Bali, sebuah perusahaan manufaktur kemasan plastik. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan simulasi penerapan WMS pada sistem pergudangan perusahaan.

Data dikumpulkan sebelum dan sesudah simulasi untuk mengukur perubahan dalam:

  1. Efisiensi biaya material handling
  2. Akurasi pencatatan stok
  3. Kecepatan proses penerimaan dan pengiriman barang

Hasilnya dibandingkan untuk mengetahui sejauh mana WMS mampu meningkatkan efisiensi operasional gudang.

Hasil Penelitian & Dampak Penerapan WMS

Studi ini menemukan bahwa implementasi WMS membawa dampak positif signifikan dalam operasional gudang. Beberapa temuan utama meliputi:

  1. Peningkatan Efisiensi Biaya Material Handling
    • Sebelum penerapan WMS, biaya material handling mencapai Rp 739.333.
    • Setelah implementasi WMS, biaya tersebut turun menjadi Rp 727.347, menunjukkan efisiensi biaya sebesar Rp 11.986.
    • Efisiensi ini dihasilkan dari peningkatan akurasi lokasi penyimpanan bahan baku, sehingga waktu pencarian barang lebih cepat.
  2. Percepatan Waktu Pengiriman dan Penerimaan Barang
    • Sebelum WMS, total waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman dan penerimaan material adalah 6 jam 18 menit.
    • Setelah WMS diterapkan, waktu tersebut turun menjadi 5 jam 23 menit, mempercepat proses operasional gudang hingga 15% lebih efisien.
  3. Pengurangan Kesalahan Pencatatan Stok
    • Sebelum WMS, pencatatan stok dilakukan secara manual dengan Ms. Excel, menyebabkan banyaknya kesalahan input data.
    • Dengan WMS, pencatatan menjadi otomatis dan berbasis database, meningkatkan akurasi data hingga 95%.
  4. Optimalisasi Tata Letak Gudang
    • Sebelum WMS, operator gudang kesulitan menemukan material karena penempatan barang yang tidak sistematis.
    • Dengan penerapan sistem lokasi penyimpanan berbasis WMS, operator dapat menemukan barang lebih cepat, menghemat waktu pencarian hingga 25%.

Studi Kasus: Implementasi WMS di PT Uniplastindo

Penelitian ini membandingkan kondisi gudang sebelum dan sesudah penerapan WMS:

  1. Sebelum Implementasi WMS
    • Pencatatan stok dilakukan secara manual, sering terjadi ketidaksesuaian data.
    • Proses penerimaan dan pengiriman material memakan waktu lebih lama.
    • Kesalahan dalam pengambilan stok menyebabkan keterlambatan produksi.
    • Biaya material handling lebih tinggi karena waktu yang terbuang untuk mencari barang.
  2. Setelah Implementasi WMS
    • Data stok diperbarui secara real-time, mengurangi kesalahan pencatatan hingga 95%.
    • Proses penerimaan dan pengiriman lebih cepat dengan sistem digital.
    • Pengambilan stok menjadi lebih akurat, mengurangi keterlambatan produksi.
    • Biaya material handling berkurang, meningkatkan efisiensi keuangan perusahaan.

Dengan perubahan ini, PT Uniplastindo berhasil meningkatkan efisiensi rantai pasok dan memastikan operasional yang lebih optimal.

Tantangan dalam Implementasi WMS

Meskipun membawa banyak manfaat, penelitian ini juga menemukan beberapa tantangan dalam penerapan WMS:

  1. Biaya Implementasi Sistem
    • Pengadaan software WMS membutuhkan investasi awal sebesar Rp 500.000 untuk versi sederhana berbasis Microsoft Access.
    • Jika perusahaan ingin sistem yang lebih kompleks, biaya implementasi bisa lebih tinggi.
  2. Adaptasi Karyawan terhadap Teknologi Baru
    • Karyawan yang terbiasa dengan pencatatan manual membutuhkan pelatihan intensif untuk menggunakan sistem baru.
    • Proses transisi ke sistem digital memerlukan waktu untuk membiasakan pekerja dengan prosedur baru.
  3. Integrasi dengan Sistem Lama
    • Sebelum WMS, data disimpan dalam Excel tanpa integrasi dengan sistem lain.
    • Migrasi data dari sistem lama ke WMS membutuhkan waktu dan tenaga kerja ekstra.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa Warehouse Management System (WMS) membawa dampak positif yang signifikan dalam efisiensi pergudangan. Dengan penerapan sistem ini, PT Uniplastindo berhasil:

  • Mengurangi biaya material handling hingga Rp 11.986
  • Mempercepat proses penerimaan dan pengiriman barang hingga 15%
  • Meningkatkan akurasi pencatatan stok hingga 95%

Meskipun ada tantangan dalam implementasi, manfaat jangka panjangnya jauh lebih besar. Oleh karena itu, perusahaan lain di sektor manufaktur disarankan untuk mengadopsi WMS guna meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing bisnis.

Sumber Referensi : Putri, I. G. A. P. A., & Nurcaya, I. Penerapan Warehouse Management System pada PT Uniplastindo Interbuana Bali. E-Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 12, 2019, pp. 7216-7238.