Penerapan Manajemen RAMS dalam Sistem Perkeretaapian: Strategi Efektif untuk Keandalan dan Keselamatan Transportasi Rel

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

13 Maret 2025, 10.50

Pixabay.com

Pendahuluan
Dalam industri perkeretaapian modern, keandalan, ketersediaan, pemeliharaan, dan keselamatan (Reliability, Availability, Maintainability, and Safety – RAMS) menjadi aspek krusial dalam memastikan efisiensi operasional dan keselamatan penumpang. Mun Gyu Park, dalam disertasinya di University of Birmingham, membahas pentingnya integrasi manajemen RAMS ke dalam rekayasa sistem perkeretaapian.

Studi ini menyoroti tantangan yang dihadapi industri dalam menerapkan RAMS secara efektif dan bagaimana pendekatan berbasis sistem dapat mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu studi kasus dalam penelitian ini adalah analisis risiko sistem rem pneumatik kereta api, yang memberikan wawasan mendalam tentang metode pengelolaan kegagalan sistem perkeretaapian.

Konsep Manajemen RAMS dalam Perkeretaapian

Manajemen RAMS bertujuan untuk meningkatkan kinerja operasional, mengurangi risiko kecelakaan, dan memastikan efisiensi biaya dalam pengelolaan infrastruktur rel. Tiga pendekatan utama dalam penerapan RAMS meliputi:

  1. Pendekatan Berbasis Sistem
    • Fokus pada integrasi RAMS ke dalam rekayasa sistem perkeretaapian.
    • Memastikan keputusan strategis dan pengelolaan fungsi dilakukan secara holistik.
  2. Pendekatan Berbasis Risiko
    • Mengidentifikasi dan mengelola risiko yang dapat mempengaruhi keselamatan dan keandalan sistem.
    • Metode seperti Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk menilai ancaman operasional.
  3. Pendekatan Berbasis Siklus Hidup
    • Mengoptimalkan pengelolaan RAMS dari tahap desain hingga operasi dan pemeliharaan.
    • Memastikan kinerja sistem tetap optimal sepanjang masa pakai.

Studi Kasus: Analisis Risiko Sistem Rem Pneumatik

Dalam penelitian ini, Mun Gyu Park menggunakan analisis risiko berbasis FMEA dan FTA untuk mengevaluasi sistem rem pneumatik pada kereta api. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa:

  • 80% kegagalan sistem rem disebabkan oleh gangguan pada katup pneumatik, yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja pengereman.
  • Reliability Performance (MTBF – Mean Time Between Failure) dari sistem rem menunjukkan kegagalan setiap 500 jam operasional, yang perlu diperbaiki dengan peningkatan perawatan preventif.
  • Penggunaan model Fault Tree membantu dalam mengidentifikasi penyebab utama kegagalan, seperti kebocoran udara dan korosi komponen, yang memungkinkan perusahaan untuk merancang strategi mitigasi lebih efektif.

Dampak Implementasi RAMS dalam Industri Perkeretaapian

Implementasi RAMS yang efektif dapat memberikan dampak signifikan terhadap operasional perkeretaapian:

Peningkatan Keandalan: Mengurangi downtime dan meningkatkan ketepatan waktu layanan.
Efisiensi Biaya: Optimalisasi strategi pemeliharaan dapat menghemat biaya operasional hingga 30%.
Keselamatan yang Lebih Baik: Manajemen risiko yang baik dapat menurunkan insiden kegagalan sistem hingga 50%.

Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan bahwa penerapan RAMS dalam sistem perkeretaapian tidak hanya meningkatkan keandalan dan keselamatan, tetapi juga berkontribusi pada efisiensi biaya dan optimalisasi operasional. Dengan pendekatan berbasis sistem, industri perkeretaapian dapat merancang strategi yang lebih efektif dalam mengelola risiko dan meningkatkan kinerja transportasi rel di masa depan.

Sumber : Park, Mun Gyu. (2013). RAMS Management of Railway Systems: Integration of RAMS Management into Railway Systems Engineering. University of Birmingham.