Pemulihan hijau Denmark pasca-pandemi yang ambisius

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

18 Juni 2025, 10.44

pixabay.com

Denmark, Pandemi, dan Ambisi Hijau

Denmark dikenal sebagai salah satu negara paling progresif dalam isu lingkungan dan inovasi hijau. Namun, pandemi COVID-19 menjadi ujian besar bagi stabilitas ekonomi dan sosial negara ini. Paper “Denmark’s Recovery and Resilience Plan – Accelerating the Green Transition” yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan Denmark pada April 2021, membedah strategi negara ini dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi pasca-pandemi sekaligus mendorong transformasi hijau secara menyeluruh.

Artikel ini akan mengupas strategi, angka-angka kunci, serta studi kasus konkret dari paper tersebut. Selain itu, akan diberikan analisis kritis, perbandingan dengan kebijakan negara lain, serta relevansinya dengan tren global dan industri.

Visi Besar: Pemulihan Ekonomi dan Transisi Hijau

Menjawab Tantangan Ganda

Denmark menghadapi kontraksi ekonomi sebesar -2,7% PDB pada tahun 2020 akibat pandemi, sementara ekspor turun 7,7%. Namun, pemerintah Denmark memanfaatkan momentum krisis ini untuk melakukan “green recovery”, yaitu pemulihan ekonomi yang sekaligus mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon dan digitalisasi1.

Target Ambisius

  • Pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 70% pada 2030 dibanding 1990.
  • Netral karbon pada 2050.
  • 60% dari total dana pemulihan dialokasikan untuk inisiatif hijau, jauh di atas standar minimum Uni Eropa (37%).
  • 25% dana untuk digitalisasi.

Struktur Rencana: Tujuh Pilar Transformasi

1. Memperkuat Ketahanan Sistem Kesehatan

  • Investasi: 244 juta DKK.
  • Fokus: Studi klinis vaksin COVID-19, digitalisasi layanan kesehatan, manajemen darurat, dan stok obat kritis.
  • Studi kasus: Denmark mengadakan studi klinis berskala besar pada 10.000 peserta untuk mengevaluasi efektivitas dan efek samping vaksin COVID-19 hingga 2023.

2. Transisi Hijau Sektor Pertanian dan Lingkungan

  • Investasi: 1,32 miliar DKK.
  • Target: Pengurangan emisi 0,1 Mt CO2e dan nitrogen 198 ton pada 2030.
  • Studi kasus: Program rewetting lahan gambut dan konversi lahan ke pertanian organik, serta rehabilitasi 10 lokasi industri tercemar.

3. Efisiensi Energi, Pemanasan Hijau, dan Carbon Capture & Storage (CCS)

  • Investasi: 2,04 miliar DKK.
  • Target: Pengurangan emisi 0,1 Mt CO2e pada 2025.
  • Studi kasus: Subsidi untuk mengganti boiler minyak/gas dengan heat pump dan district heating, serta pengembangan proyek CCS di Laut Utara.

4. Reformasi Pajak Hijau

  • Investasi: 3,9 miliar DKK.
  • Target: Pengurangan emisi 0,5 Mt CO2e pada 2030.
  • Studi kasus: Peningkatan pajak emisi industri, insentif investasi hijau dan digital, serta pembentukan kelompok ahli untuk merancang pajak karbon nasional.

5. Transportasi Jalan Berkelanjutan

  • Investasi: 1,6 miliar DKK.
  • Target: Pengurangan emisi 2,1 Mt CO2e pada 2030, 1 juta kendaraan listrik/hybrid pada 2030.
  • Studi kasus: Re-prioritization pajak registrasi mobil, subsidi skrap mobil diesel tua, investasi infrastruktur sepeda dan feri hijau.

6. Digitalisasi

  • Investasi: 665 juta DKK.
  • Fokus: Strategi digital nasional, broadband di daerah rural, dan digitalisasi UMKM.

7. Riset dan Pengembangan Hijau

  • Investasi: 1,8 miliar DKK.
  • Fokus: CCS, bahan bakar hijau, pertanian ramah lingkungan, ekonomi sirkular.

Studi Kasus dan Angka Kunci

Studi Kasus 1: Transformasi Pertanian

  • Rewetting lahan gambut: Subsidi untuk petani agar mengembalikan lahan gambut ke kondisi alami, mengurangi emisi hingga 0,1 Mt CO2e/tahun.
  • Pertanian organik: Target menggandakan lahan organik dan konsumsi produk organik pada 2030. Setiap hektar lahan organik menghasilkan emisi lebih rendah dibanding konvensional.

Studi Kasus 2: Efisiensi Energi Bangunan

  • Subsidi penggantian boiler minyak/gas: Setiap rumah tangga yang mengganti boiler lama dengan heat pump mendapatkan insentif hingga 25.000 DKK.
  • Renovasi gedung publik: Fokus pada sekolah, rumah sakit, dan panti jompo dengan sertifikat energi rendah.

Studi Kasus 3: Transportasi Hijau

  • Insentif mobil listrik: Pajak registrasi mobil listrik/hybrid dikurangi signifikan hingga 2035.
  • Subsidi skrap mobil diesel tua: Pemilik mobil diesel sebelum 2006 mendapat 5.000 DKK untuk skrap, menurunkan emisi partikulat dan CO2.
  • Investasi jalur sepeda: 370 juta DKK untuk membangun 50 km jalur sepeda baru dan 5 titik persimpangan aman.

Studi Kasus 4: Carbon Capture & Storage (CCS)

  • Investasi 200 juta DKK untuk pengembangan dan demonstrasi penyimpanan CO2 di ladang migas tua di Laut Utara. Potensi reduksi emisi hingga 4–9 Mt CO2e pada 2030.

Manfaat Langsung dan Tidak Langsung

Manfaat Ekonomi

  • Penciptaan lapangan kerja: 2.400 pekerjaan baru di 2021, 4.700 di 2022, terutama dari investasi hijau dan digital.
  • Pertumbuhan PDB: Proyeksi pertumbuhan 2,1% (2021) dan 3,8% (2022).
  • Dukungan ekspor: 1 dari 4 pekerjaan di Denmark terkait ekspor, 60% ekspor ke Uni Eropa.

Manfaat Lingkungan

  • Pengurangan emisi signifikan di sektor transportasi, energi, dan pertanian.
  • Peningkatan kualitas udara melalui subsidi mobil listrik dan skrap diesel.
  • Rehabilitasi lahan tercemar dan perlindungan air tanah.

Manfaat Sosial

  • Peningkatan akses digital di daerah rural.
  • Penguatan sistem kesehatan menghadapi pandemi dan krisis masa depan.
  • Kesetaraan gender: Dukungan partisipasi perempuan di STEM dan pasar kerja.

Analisis Kritis & Opini

Kelebihan Rencana Denmark

  • Konsistensi dan Keberanian: Denmark tidak hanya mengikuti standar Uni Eropa, tapi melampauinya dengan 60% dana untuk transisi hijau.
  • Pendekatan Terintegrasi: Setiap sektor—pertanian, transportasi, energi, kesehatan, digital—dilibatkan dalam strategi pemulihan.
  • Fokus pada Inovasi: Investasi besar pada R&D hijau dan digitalisasi, memperkuat daya saing jangka panjang.

Tantangan dan Kritik

  • Implementasi Pajak Karbon: Fase kedua pajak karbon akan menghadapi resistensi industri dan butuh perancangan kompensasi sosial yang matang.
  • Ketimpangan Akses: Meski broadband didorong ke daerah rural, tantangan literasi digital dan adopsi teknologi tetap ada.
  • Ketergantungan pada Teknologi: Sukses CCS dan biofuel sangat tergantung pada hasil riset dan kesiapan teknologi.

Perbandingan dengan Negara Lain

  • Uni Eropa: Denmark adalah salah satu negara dengan proporsi dana pemulihan hijau terbesar di antara 50 ekonomi utama dunia.
  • Jerman & Prancis: Fokus Jerman lebih pada industri dan energi terbarukan, Prancis pada transportasi dan renovasi bangunan. Denmark lebih berani dalam target emisi dan integrasi lintas sektor.

Relevansi dengan Tren Global & Industri

SDGs dan Agenda Hijau Global

Rencana Denmark sangat sejalan dengan SDG 13 (Climate Action), SDG 7 (Affordable and Clean Energy), dan SDG 9 (Industry, Innovation and Infrastructure). Pendekatan transisi hijau Denmark bisa menjadi model bagi negara lain, terutama dalam mengintegrasikan pemulihan ekonomi dan lingkungan secara simultan.

Industri dan Bisnis

Banyak perusahaan Denmark kini mengadopsi standar ESG (Environmental, Social, Governance) dan berinvestasi pada inovasi hijau. Sektor pertanian, energi, dan transportasi menjadi laboratorium hidup untuk pengembangan teknologi rendah karbon.

Adaptasi Perubahan Iklim

Investasi pada CCS, rewetting lahan, dan infrastruktur tahan iklim menempatkan Denmark di garis depan adaptasi perubahan iklim Eropa.

Rekomendasi dan Langkah ke Depan

  1. Percepat Implementasi Pajak Karbon Nasional: Pastikan transisi berjalan adil dan kompetitif.
  2. Dorong Inovasi Teknologi Hijau: Perkuat kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan industri.
  3. Fokus pada Inklusi Digital: Tingkatkan literasi digital dan akses broadband di seluruh wilayah.
  4. Evaluasi Dampak Sosial: Pastikan kebijakan hijau tidak memperlebar kesenjangan sosial.
  5. Ekspansi Model ke Skala Global: Jadikan pengalaman Denmark sebagai referensi internasional.

Denmark, Laboratorium Pemulihan Hijau Dunia

Denmark membuktikan bahwa pemulihan ekonomi dan transisi hijau bukanlah dua tujuan yang saling bertentangan, melainkan saling memperkuat. Dengan target emisi paling ambisius di dunia, integrasi lintas sektor, serta investasi besar pada inovasi dan digitalisasi, Denmark menempatkan diri sebagai laboratorium pemulihan hijau dunia.

Keberhasilan Denmark akan sangat bergantung pada implementasi, adaptasi teknologi, dan keberanian politik untuk terus mendorong perubahan. Namun, jika berhasil, model Denmark akan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain yang ingin membangun masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan resilien.

Sumber Asli Artikel

Denmark's Recovery and Resilience Plan – accelerating the green transition. Ministry of Finance, April 2021.