Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk Kurir Ekspedisi dalam Menghadapi Multi-Hazard

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

21 Februari 2025, 12.44

pexels.com

Dalam dunia kerja modern, khususnya di sektor logistik dan ekspedisi, keselamatan kerja menjadi faktor krusial yang mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan pekerja.

Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO, 2018), sekitar 2,78 juta orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Di Indonesia, angka kecelakaan kerja pada tahun 2021 mencapai 234.270 kasus, meningkat 5,65% dari tahun sebelumnya. Sektor logistik, terutama kurir ekspedisi, memiliki risiko tinggi terhadap kelelahan kerja, yang dapat berdampak pada kecelakaan di jalan raya.

Studi ini berfokus pada 35 kurir ekspedisi di ID Express Drop Point Kroya, Kabupaten Cilacap. Beberapa faktor yang dikaji meliputi:

  • Beban Kerja: 42,9% kurir mengalami beban kerja tinggi, dan 45,7% menghadapi beban kerja sangat tinggi.
  • Jam Kerja: 82,9% kurir bekerja lebih dari 7 jam per hari, melebihi standar ketenagakerjaan di Indonesia.
  • Tingkat Kelelahan: 68,6% kurir mengalami kelelahan tinggi, sementara 31,4% berada di tingkat kelelahan sedang.
  • Kebiasaan Olahraga: 48,6% kurir tidak pernah berolahraga, sementara hanya 8,6% yang rutin berolahraga tiga kali seminggu.

Faktor yang Berkontribusi terhadap Kelelahan Kerja

  • Beban kerja tinggi memiliki korelasi signifikan dengan kelelahan kerja (p=0.024).
  • Jam kerja yang panjang berhubungan dengan tingkat kelelahan yang lebih tinggi (p=0.007).
  • Kebiasaan olahraga berpengaruh terhadap tingkat kelelahan (p=0.021), di mana kurir yang rutin berolahraga cenderung lebih sedikit mengalami kelelahan.

Rekomendasi untuk Meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

  1. Pelatihan K3 Secara Berkala:
    • Kurir perlu diberikan pelatihan keselamatan berkendara dan manajemen kelelahan untuk mengurangi risiko kecelakaan.
    • Simulasi kondisi kerja yang berisiko tinggi dapat membantu mereka lebih siap menghadapi situasi darurat.
  2. Pengurangan Beban Kerja dan Pengaturan Jam Kerja:
    • Penerapan sistem shift atau pembatasan paket per kurir dapat mengurangi kelelahan akibat beban kerja berlebihan.
  3. Promosi Gaya Hidup Sehat:
    • Perusahaan ekspedisi dapat menyediakan fasilitas olahraga ringan atau mendorong kebiasaan fisik yang lebih aktif.
  4. Implementasi Teknologi untuk Efisiensi Kerja:
    • Sistem manajemen rute berbasis AI dapat membantu mengoptimalkan waktu pengantaran dan mengurangi tekanan kerja.

Urgensi penerapan standar K3 bagi kurir ekspedisi, terutama dalam menghadapi beban kerja tinggi dan jam kerja panjang. Dengan mengadopsi pelatihan K3 yang tepat, optimalisasi jam kerja, serta promosi gaya hidup sehat, perusahaan ekspedisi dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja sekaligus mengurangi risiko kecelakaan kerja.

Sumber Artikel:

Reniasinta, R., & Widowati, E. "Occupational Health and Safety (OHS) Training for Expedition Couriers to be Able to Deal with Multi-Hazards." International Journal of Active Learning, 7(2), 2022, 209-218.