Orasi ilmiah Prof. Andri Dian Nugraha dengan topik “Seismologi dan Tomografi Seismik untuk Memahami Struktur Bawah Permukaan di Zona Tektonik Aktif dan Gunungapi” pada Sabtu, 11 Desember 2021, Gedung Balai Pertemuan Ilmiah (BPI) ITB.
Seismologi adalah ilmu yang mempelajari pembangkitan, propagasi dan perekaman gelombang elastik yang melewati interior bumi. Penting pengembangan ilmu seimologi bagi kehidupan manusia yaitu antara lain
(1) mempelajari fenomena gempa, gunungapi dan tsunami,
(2) juga bagi sumber daya seperti minyak dan gas, geotermal, dll,
(3) dan untuk melakukan kontrol uji coba senjata nuklir.
Lanjutnya dijelaskan mengenai gelombang seismik, dibawah permukaan bumi terjadi suatu proses sesar/gempa bumi kemudian ketika terjadi proses gempa hal tersebut meradiasikan gelombang seismik ke semua arah, gelombang tersebut berbentuk seperti bola, kemudian gelombang seismik menjalar ke permukaan bumi dari sumber ke medium lalu terekam oleh station seismograf maka akan menghasilkan rekaman seismograf.
Wilayah Indonesia dikenal sebagai wilayah yang dikelilingi oleh empat lempeng tektonik utama di dunia yaitu Indo-Australian Plate, Eurasian Plate, Pacific Plate, Philippine Plate, dari hal tersebut mengakibatkan keadaan geologi yang komplek dan tektonik yang aktif, yang menjadi implikasinya adalah tingkat seismisitas di Indonesia dengan potensi sumber gempa relatif tinggi karena terdapat zona subduksi akibat dari pergerakan empat lempeng tersebut.
Sebagai implikasi lainnya dari aktifitas tektonik yang sangat komplek adalah Indonesia banyak terdapat jajaran Gunungapi Aktif sebanyak 127 (Sumber: PVMBG), sedangkan untuk Gunungapi yang aktif tetapi masih memiliki panas di dalamnya bisa dimanfaatkan untuk potensi sumber energi geotermal untuk membangkitkan listrik.
Kontribusi seismologi juga disebut Relokasi Hiposenter yang untuk memutahirkan lokasi hiposenter yang menggunakan model kecepatan Seismik 3-D dimana pada saat ini model tersebut banyak digunakan oleh rekan seismologi serta geofisika di Indonesia untuk melakukan kajian di wilayah-wilayah di Indonesia.
Selanjutnya Tomografi Seismik adalah suatu teknik untuk mencitrakan struktur 3-D bawah permukaan dalam bentuk properti fisis yang mempengaruhi propagasi kecepatan gelombang seismik ketika melewati medium seperti elastisitas, anelastisitas, parameter anisotropi dan densitas batuan.
Hal tersebut menggunakan data gelombang seismik yang dibangkitkan oleh gempa maupun dari proses ledakan. Lalu model seismic bawah permukaan memiliki peranan yang sangat penting dalam analisi litologi bawah permukaan, rekahan, temperatur, kandungan fluida, material leburan dan struktur geologi.
Dijelaskan juga bahwa ilmu tomografi pertama berkembang dalam ilmu kedokteran untuk mengetahui sumber gelombang dan sumber penerima dimana lintasan gelombang apakah melewati medium kepala manusia. Dalam kedokteran dikenal dengan istilah Magnetic Resonance Imaging (MRI), Nuclear Magnetic Resonance (NMR), CT Scan, dan X-ray.
Kemudian para ilmu kebumian geofisika dan seismologi mengadopsi serta mengembangkan ilmu tersebut untuk melihat interior bumi. Jika sumber gelombang dilihat pada tomografi seismik seperti gempa, dinamit, palu, dan vibroseis dan penerimanya seismograf, geophone, dan accelerograf.
Beberapa hal yang dapat dipelajar dalam penentuan struktur interior bumi dari gelombang seismik yaitu (1) Waktu tempuh gelombang seismik (traveltimes), (2) Amplitudo gelombang seismik, (3) Ambient noise, (4) Waveform spectra, (5) Full waveform.
Sumber: fgb.itb.ac.id/