JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR melakukan rehabilitasi peningkatan dua Daerah Irigasi (DI) untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dari Bendungan Bintang Bano di Sumbawa Barat, NTB.
Yaitu DI Kalimantong II 2.500 hektar dan pembangunan DI Bintang Bano 4.200 hektar. Keduanya berada di hilir Bendungan Bintang Bano yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (14/01/2022).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, bendungan multifungsi Bintang Bano manfaatnya untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 hektar. Dulunya 4.200 hektar merupakan tadah hujan dan belum diolah dengan baik.
"Diharapkan dengan adanya bendungan ini akan bisa ditanami padi 2 kali dalam setahun," kata Basuki dalam keterangan pers, Sabtu (15/01/2022).
Pembangunan bendungan memang harus diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Agar bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan.
"Karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," ujarnya.
Kepala BWS Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi menambahkan, saat ini eksisting jaringan irigasi pada DI Kalimantong yang sudah ada seluas 2.500 hektar tengah dilakukan rehabilitasi pada tahun 2022.
Selain itu juga telah terkontrak 4 paket pekerjaan untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluas 4.200 hektar.
"Semuanya nanti akan menjadi satu sumber pengairan dari Bendungan Bintang Bano untuk untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 hektar," kata Hendra.
Menurut dia, untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluruhnya ditargetkan akan rampung pada tahun 2023.
Berdasarkan data untuk paket 1 pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano dilaksanakan oleh kontraktor PT PP dengan nilai kontrak Rp 233 miliar.
Lingkup pekerjaannya adalah pembangunan saluran irigasi sepanjang 1,93 kilometer, pekerjaan bangunan irigasi Bintang Bano.
Lalu, pekerjaan peningkatan Jaringan Irigasi Kalimantong II yang meliputi Kanan sepanjang 25,61 kilometer dan Kiri sepanjang 23,22 kilometer, pekerjaan rehab Bendung Kalimantong II, dan bangunan penunjang.
Selanjutnya untuk paket 2, pekerjaannya mencakup pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 12 kilometer, pekerjaan Talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang.
Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Haka-Ananta, KSO dengan nilai kontrak Rp 137 miliar.
Sementara untuk paket 3 dikerjakan pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 11,33 kilometer, pekerjaan terowongan Moteng-Sekoto sepanjang 1.224 meter.
Lalu, pekerjaan talang 8 unit, dan pekerjaan penunjang. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya-Lestari KSO dengan nilai kontrak Rp 238 miliar.
Terakhir, untuk paket 4 dilaksanakan pekerjaan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 20,603 kilometer, pekerjaan talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang.
Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya-Taruna-Gemuntur, KSO dengan nilai kontrak Rp 174 miliar.
Sumber: kompas.com