Optimalisasi Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi: Studi Kasus Mantos III dan Solusi Praktis Tingkatkan Output Proyek

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj

27 Mei 2025, 10.17

pexels.com

Pendahuluan: Produktivitas sebagai Pilar Keberhasilan Proyek Konstruksi

Produktivitas tenaga kerja merupakan indikator vital dalam kesuksesan proyek konstruksi. Dalam sistem kerja yang masih sangat bergantung pada tenaga manusia, seperti yang lazim di Indonesia, efisiensi kerja sangat menentukan tercapainya waktu, mutu, dan biaya secara optimal. Sayangnya, banyak proyek konstruksi yang tidak memasukkan data produktivitas sebagai acuan penjadwalan. Akibatnya, terjadi ketidaksesuaian antara rencana dan realisasi di lapangan.

Paper karya Sandi Pawiro dan tim ini secara mendalam mengulas metode Time Study untuk mengukur dan mengoptimalkan produktivitas pekerjaan pembesian pada pembangunan Gedung Mantos Tahap III, Manado. Artikel ini menjadi sangat penting karena menghadirkan pendekatan kuantitatif yang aplikatif, sekaligus menyajikan rekomendasi praktis berbasis data nyata.

 

Metodologi: Mengukur Kinerja Pekerja Secara Objektif

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dan pengamatan langsung di lapangan. Fokus penelitian terbatas pada pekerjaan pembesian untuk elemen balok dan kolom, dengan metode pengukuran Time Study — teknik yang menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap elemen pekerjaan secara spesifik.

Langkah utama dalam metode ini meliputi:

  • Mengobservasi aktivitas pekerja menggunakan stopwatch.

  • Memecah pekerjaan menjadi elemen-elemen kecil.

  • Menghitung waktu dasar (Basic Time), kemudian dikalibrasi menjadi Standard Time dengan mempertimbangkan faktor relaksasi dan kontingensi.

Ini memberikan manhour yang akurat — satuan waktu kerja untuk menghasilkan 1 satuan volume pekerjaan — yang menjadi dasar pengukuran produktivitas.

 

Hasil Utama: Angka Produktivitas dan Optimasi

Produktivitas Aktual (Metode Time Study)

  • Pekerjaan Pembesian: 27.01 kg/manhour

  • Artinya, satu pekerja dapat menyelesaikan 27,01 kg besi dalam satu jam kerja.

Jika diasumsikan dalam satu hari kerja terdapat 8 jam efektif, maka:

  • Produktivitas harian: 8 × 27.01 = 216,12 kg/hari

Optimalisasi Produktivitas (Simulasi Desain 2)

  • Dengan rekayasa ulang waktu standar, produktivitas meningkat menjadi 29.44 kg/manhour, atau setara dengan 235,55 kg/hari.
     

Analisis Tambahan: Mengapa Time Study Relevan di Proyek Nyata

Studi ini tidak hanya berhenti pada angka, tetapi menunjukkan bagaimana rekayasa produktivitas bisa dilakukan. Dalam dunia nyata, metode ini dapat:

  • Mengurangi biaya upah per unit pekerjaan.

  • Mempercepat penyelesaian proyek tanpa menambah tenaga kerja.

  • Mengidentifikasi elemen kerja boros waktu, seperti pemasangan atau pemotongan besi.
     

Studi Kasus Serupa

Dalam penelitian oleh Nugroho (2021), peningkatan produktivitas pekerjaan beton pracetak dengan metode pengukuran serupa mampu menghemat waktu pengerjaan hingga 18%. Ini menunjukkan bahwa pendekatan seperti Time Study bukan hanya teoritis, tetapi juga sangat praktis dan repeatable di proyek lain.

 

Faktor Kritis dalam Perhitungan Standard Time

1. Waktu Relaksasi

Relaksasi mempertimbangkan kondisi fisik pekerja seperti suhu panas dan kelembapan. Sebagai contoh:

  • Pada suhu 32°C, waktu relaksasi bisa mencapai 40% dari waktu kerja dasar.

2. Waktu Kontingensi

Mengakomodasi gangguan tak terduga seperti batu besar saat penggalian atau peralatan tumpul. Umumnya dihitung sebesar 5% dari waktu kerja.

3. Rating Efisiensi Pekerja

Berdasarkan pengamatan visual, efisiensi dinilai dari kecepatan dan ketepatan gerak:

  • Rating 100 = pekerja profesional dengan gerak cepat dan efisien.

  • Nilai ini memengaruhi perhitungan waktu dasar secara langsung.
     

 

Kritik dan Perbandingan

Penelitian ini unggul karena menyajikan data empiris yang kuat. Namun, terdapat beberapa keterbatasan:

  • Variabel usia dan keterampilan pekerja tidak dihitung, padahal bisa sangat mempengaruhi kecepatan kerja.

  • Lingkup proyek hanya pada satu jenis pekerjaan, yaitu pembesian. Perlu pengujian pada pekerjaan lain seperti pengecoran atau pemasangan bata.
     

Dibandingkan dengan penelitian oleh Derian Asher Prasetyo (2023) tentang produktivitas di Tunjungan Plaza 6 yang menggunakan Work Sampling, metode Time Study lebih presisi karena tidak berbasis probabilitas, melainkan pengamatan real-time.

 

Implikasi Praktis dan Rekomendasi

Untuk Kontraktor

  • Gunakan Time Study sebagai alat kontrol mutu dan waktu dalam proyek.

  • Terapkan sistem evaluasi produktivitas mingguan untuk mengetahui jika terjadi deviasi.

Untuk Pemerintah

  • Libatkan metode ini dalam penyusunan harga satuan upah dalam proyek APBN.

Untuk Akademisi

  • Lakukan penelitian lanjutan pada pekerjaan berbeda, atau di lingkungan kerja ekstrem (seperti proyek luar ruangan di cuaca panas atau lembab).
     

 

Kesimpulan

Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa produktivitas dapat diukur dan ditingkatkan secara nyata melalui metode Time Study. Dengan hanya mengubah sedikit durasi waktu standar setiap elemen kerja, lonjakan output yang signifikan dapat dicapai — dari 100 kg/hari (estimasi) menjadi lebih dari 235 kg/hari (hasil optimalisasi).

Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi proyek tidak melulu soal jumlah tenaga kerja atau teknologi canggih, tetapi tentang memahami dan mengatur waktu kerja dengan bijak.

 

Sumber

Pawiro, S., Tjakra, J., & Arsjad, T. T. J. (2024). Optimalisasi Produktivitas Tenaga Kerja dalam Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Mantos Tahap III). Jurnal Teknologi. Universitas Sam Ratulangi.
[DOI atau tautan resmi jurnal jika tersedia]