Pendahuluan
Pesatnya pertumbuhan e-commerce dan urbanisasi meningkatkan urgensi optimasi last-mile delivery (LMD). LMD menyumbang hingga 41% dari total biaya rantai pasok dan menjadi penyebab utama polusi udara akibat tingginya emisi karbon transportasi logistik.
Studi ini membahas strategi optimasi LMD dengan fokus pada keseimbangan efisiensi biaya dan keberlanjutan lingkungan. Data dikumpulkan melalui survei pada 20 manajer rantai pasok, 10 pemilik bisnis e-commerce, 30 pelanggan, serta pakar logistik dan keberlanjutan. Studi kasus di Lagos, Nigeria digunakan untuk menganalisis dampak teknologi dan inovasi operasional dalam LMD.
Tantangan dalam Last-Mile Delivery
1. Biaya Operasional yang Tinggi
- LMD menyumbang 28% dari seluruh pergerakan rantai pasok dan 13-37% dari total biaya logistik.
- Kegagalan pengiriman pertama meningkatkan biaya operasional akibat kebutuhan pengiriman ulang.
- Beban subsidi pengiriman pada e-commerce mencapai 20% dari total transaksi.
2. Dampak Lingkungan
- Transportasi LMD menyebabkan 24% dari total emisi CO₂ global.
- Kemacetan di pusat kota memperparah konsumsi bahan bakar dan polusi udara.
3. Ketidakpastian Penerimaan Konsumen
- 12% dari pengiriman pertama gagal, sehingga meningkatkan beban logistik.
- Ekspektasi pelanggan terhadap pengiriman cepat semakin meningkat, terutama untuk produk segar dan kebutuhan mendesak.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan data kuantitatif dari survei pada pemangku kepentingan logistik di Lagos, Nigeria.
- 20 manajer rantai pasok, 10 pemilik bisnis e-commerce, 30 pelanggan, 5 penyedia layanan transportasi, 5 pakar keberlanjutan, serta 8 pejabat kota dan perencana perkotaan dilibatkan.
- Analisis statistik dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara biaya, teknologi, dan keberlanjutan dalam LMD.
Temuan Utama: Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Last-Mile Delivery
1. Efisiensi Biaya dalam LMD
- Rute optimasi berbasis AI mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 30%.
- Konsolidasi pengiriman dapat menekan biaya hingga 25%.
- Penggunaan kendaraan listrik menurunkan biaya operasional jangka panjang meskipun investasi awal tinggi.
2. Teknologi dan Otomatisasi dalam LMD
- DHL dan Amazon telah mengimplementasikan parcel lockers untuk meningkatkan efisiensi pengiriman hingga 98%.
- Sepeda kargo dan kendaraan listrik mampu mengurangi emisi karbon hingga 75%.
- Drones dan robot pengiriman masih menghadapi tantangan regulasi, namun potensial dalam jangka panjang.
3. Preferensi Konsumen dan Perubahan Perilaku
- 72% pelanggan memilih pengiriman berkelanjutan jika tidak ada tambahan biaya.
- Pelanggan mulai menerima opsi pick-up points dan smart lockers sebagai alternatif pengiriman langsung.
- Opsi pengiriman berbasis crowdsourcing seperti Amazon Flex semakin diminati.
Studi Kasus: Implementasi LMD di Lagos, Nigeria
1. Optimalisasi Manajemen Persediaan
- Akurasi manajemen stok meningkat dari 55% menjadi 98% setelah reformasi sistem logistik.
- Tingkat kedaluwarsa obat turun dari 5% menjadi 2% melalui pemantauan distribusi berbasis digital.
2. Efisiensi Gudang dan Pusat Distribusi
- Waktu pengambilan stok berkurang dari 3 hari menjadi 3 jam.
- Akurasi pemrosesan pesanan meningkat dari 60% menjadi 95%.
3. Pengurangan Emisi Karbon melalui Teknologi Hijau
- Penerapan kendaraan listrik di Lagos mengurangi emisi transportasi hingga 40%.
- Parcel lockers meningkatkan keberhasilan pengiriman pertama dan mengurangi beban operasional.
Strategi Optimasi Last-Mile Delivery
1. Penerapan Teknologi Digital untuk Rute Efisien
✅ AI dan Big Data membantu memprediksi permintaan dan mengoptimalkan rute pengiriman.
✅ Dynamic routing berbasis IoT mampu menekan konsumsi bahan bakar hingga 30%.
2. Penggunaan Transportasi Berkelanjutan
✅ Motor listrik dan sepeda kargo lebih efisien untuk pengiriman di pusat kota.
✅ Truk listrik lebih cocok untuk pengiriman dalam jumlah besar ke daerah pinggiran.
3. Pengembangan Infrastruktur Pengiriman Alternatif
✅ Parcel lockers dan pick-up points meningkatkan efisiensi pengiriman dan mengurangi kegagalan pengiriman pertama.
✅ Micro-hubs di pusat kota memungkinkan konsolidasi pengiriman untuk menekan biaya dan emisi.
4. Insentif untuk Pengiriman Berkelanjutan
✅ Diskon atau cashback bagi pelanggan yang memilih opsi ramah lingkungan.
✅ Kolaborasi dengan pemerintah untuk insentif pajak bagi perusahaan yang mengadopsi teknologi hijau.
Kesimpulan
Studi ini mengungkap bahwa optimasi last-mile delivery membutuhkan keseimbangan antara efisiensi biaya dan keberlanjutan lingkungan.
✅ Parcel lockers dan pickup points meningkatkan tingkat keberhasilan pengiriman hingga 98%.
✅ Sepeda kargo dan kendaraan listrik menurunkan emisi CO₂ hingga 75%.
✅ Micro-hubs di pusat kota dapat mengurangi lalu lintas logistik hingga 30%.
Dengan strategi yang tepat, bisnis e-commerce dan logistik dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menekan dampak lingkungan.
Sumber Artikel:
Segbenu Zosu et al. (2024). Last-Mile Delivery Optimization: Balancing Cost Efficiency and Environmental Sustainability. International Journal of Emerging Trends in Engineering Research, 12(11), 133-166.