JAKARTA, KOMPAS.com - Nissan Motor Company Ltd berencana mengakhiri riset dan pengembangan mobil baru mesin yang menggunakan mesin konvensional pembakaran internal (internal combustion engine) di semua pasar utamanya, kecuali Amerika Serikat.
Hal ini seiring dengan pergeseran fokusan perseroan untuk menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan alias kendaraan listrik pada segenap sumber dayanya. Sehingga, menjadikan Nissan sebagai produsen mobil besar Jepang yang pertama melakukan terobosan agresif sebagaimana dilansir laporan Asia Nikkei, Minggu (14/2/2022).
Nissan disebut telah berhenti mengembangkan mesin bensin untuk dijual di Eropa. Lalu pengembangan terbatas akan berlanjut pada mesin bensin pasar Amerika, terutama pada truk pikap. Tapi langkah itu tidak masalah karena di Eropa standar emisi Euro 7 juga akan diterapkan mulai 2025 mendatang.
Jadi, langkah untuk menciptakan kendaraan ramah lingkungan tetap dipegang teguh. Nissan juga disebut akan menghentikan pengembangan kendaraan mesin bensin untuk pasar China dan Jepang. Namun pengembangan di mobil hybrid akan terus dilakukan.
Lebih lanjut, karena kendaraan berbahan bakar bensin tetap ada di jalan, Nissan akan meningkatkan desain mesin yang ada daripada mengembangkan versi baru. Pabrik yang memproduksi mesin juga akan tetap buka, dan tidak ada rencana pemutusan hubungan kerja pada tahap ini, kata pihak internal yang enggan disebutkan namanya, Nissan sejauh ini telah menghabiskan sekitar 500 miliar yen (4,3 miliar dollar AS) per tahun untuk penelitian dan pengembangan, dengan sebagian besar investasi itu digunakan untuk mesin bensin dan mobil. Kini, dana tersebut akan dialihkan ke EV dan teknologi baru lainnya.
Sumber: otomotif.kompas.com