Menyelamatkan Hutan dengan Teknik Daisugi

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi

17 Mei 2024, 19.26

Sumber: pexels.com

Teknik Daisugi adalah teknik hortikultura yang dikembangkan di Jepang pada abad ke-15 pada pohon Cedar atau disebut pohon Aras di Indonesia.

Teknik ini memangkas pohon cedar induk, agar tunas-tunas muda tumbuh tinggi lurus ke atas. Hasilnya adalah pohon cedar yang ramping dan fleksibel, serta padat, menjadikannya pilihan sempurna untuk atap dan balok kayu tradisional.

Sejarah dan penggunaan

Teknik Daisugi dikembangkan di Kyoto, Jepang, pada abad ke-15. Pohon cedar Kitayama dikenal karena sangat lurus dan tidak memiliki simpul, dan telah diminati sejak abad ke-15. Dengan permintaan yang tinggi dan ruang yang terbatas, para petani hutan menciptakan cara cerdas untuk menumbuhkan lebih banyak kayu dengan menggunakan lahan yang lebih sedikit¹.

Pohon cedar Daisugi dapat dipanen setiap 20 tahun dan dengan pohon dasar yang bisa bertahan ratusan tahun, ada banyak kayu yang bisa dipanen dari satu pohon saja.

Meskipun 20 tahun mungkin terdengar lama, ini sebenarnya lebih cepat dibandingkan dengan penebangan pohon cedar tradisional yang membutuhkan waktu 30 sampai 40 tahun.

Teknik daisugi

Teknik ini melibatkan pemangkasan berat pada pohon cedar induk, yang mendorong tunas-tunas muda untuk tumbuh ke atas.

Tunas-tunas ini dapat ditanam (untuk membantu mempercepat populasi hutan) atau dipanen. Teknik serupa dapat ditemukan kembali hingga zaman Romawi kuno, yang disebut pollarding, dan di seluruh Eropa — terutama di Inggris — di mana disebut coppicing.

Untuk menjaga pohon tetap bebas simpul, pekerja memanjat batang panjang setiap tiga hingga empat tahun dan dengan hati-hati memangkas cabang-cabang yang berkembang.

Setelah sekitar 20 sampai 30 tahun, satu dari banyak pohon yang tadinya merupakan tunas, akhirnya ditebang seluruhnya.

Manfaat lingkungan

Teknik Daisugi, menumbuhkan dan memanen pohon-pohon tinggi, lurus sebagai tunas, bukan pohon lain yang menjadi induk. Tunas-tunas ini memberikan kayu ideal sambil menyelamatkan pohon induk dari tebangan. Ini adalah teknik utama yang dikembangkan di hutan cedar di sekitar Kyoto dan ditanam di dataran pegunungan.

Teknik Daisugi tidak hanya memberikan solusi untuk permintaan kayu yang tinggi, juga membantu pelestarian hutan. Teknik pertanian kuno mengatasi tantangan lingkungan modern.

Sumber: https://wartakita.id