Nganjuk - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memantau pembangunan Bendungan Semantok di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jumat(15/7/2022). Pekerjaan konstruksi bendungan sudah memasuki tahap akhir dengan progres 97 persen dan dijadwalkan tuntas sesuai kontrak Desember 2022.
Menteri Basuki meminta selama tahap akhir pekerjaan atau finishing untuk terus dilaksanakan penyempurnaan konstruksi bendungan, khususnya riprap yang tersusun dari batu-batu bulat, agar tak rembes dan kekuatan struktur terjaga. Menteri Basuki menginstruksikan pula untuk dilaksanakan perapian material proyek, khususnya sisa batu pada timbunan bendungan utama.
"Perapian itu penting, infrastruktur tak dapat dikatakan tuntas jika masih terdapat sisa-sisa material di tubuh bendungan. Tolong dirapikan, jangan sampai terdapat sisa material proyek justru dibuang di bendungan," ujar Menteri Basuki.
Selain itu untuk lansekap bendungan, Menteri Basuki meminta ditanami ribuan pohon jati emas yang banyak tumbuh di sekitar bendungan, selain yang telah ditanami sebelumnya, yaitu pohon sawo, alpukat, bambu dan pulai.
Bendungan Semantok mulai dibangun sejak Desember 2017 oleh oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dengan tipe zonal inti tegak yang mempunyai tinggi 38,5 meter dan panjang puncak bendungan 3.100 meter. Bendungan ini didesain mempunyai kapasitas tampung sebesar 32,67 juta m3 yang sumbernya dari aliran Sungai Semantok.
Sungai Semantok mepunyai panjang sekitar 18,19 km dengan daerah tangkapan air sekitar 54.032 km2 dan volume aliran masuk rata-rata 64,77 m3 pertahun. Dengan luas area genangan sebesar 365 hektar, Bendungan Semantok diproyeksikan pula bisa mereduksi risiko banjir 137 m3/detik pada wilayah hilir yang dialiri Sungai Semantok ketika musim hujan.
"Pada rencana kegiatan pembangunan Bendungan Semantok mempunyai tujuan gua meminimalisir banjir yang terjadi di Kecamatan Rejoso dan menahan air berlimpah saat musim hujan," ungkap Kepala BBWS Brantas Haeruddin C. Maddin.
Kemudia pada musim kemarau, Bendungan Semantok bisa dimanfaatkan pula sebagai pendistribusi air untuk mencegah terjadinya kekeringan pada areal persawahan di wilayah hilir. Bendungan ini dilengkapi jaringan irigasi sebesar 2,47 m3 perdetik guna menyuplai air irigasi seluas 1.900 hektare (ha). Oleh karena hal tersebut, kehadiran bendungan harapannya bisa meningkatkan produksi pertanian di daerah tersebut yang sebelumnya memakai sistem perairan tadah hujan.
Pembangunan Bendungan Semantok dilaksanakan dalam dua paket pekerjaan, yaitu paket satu oleh kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya – PT. Pelita Nusa Perkasa, KSO, dan paket dua menggandeng PT. Hutama Karya – PT. Bahagia Bangunnusa, KSO.
Harapannya dengan selesainya Bendungan Semantok bisa dimanfaatkan pula sebagai upaya pemeliharaan sungai di wilayah hilir bendungan sebesar 30 liter perdetik dan penyedia air baku sebesar 312 liter perdetik untuk Kecamatan Rejoso. Selain itu juga mempunyai potensi sebagai destinasi pariwisata di Jawa Timur yang bisa menumbuhkan ekonomi lokal.
Kehadiran Bendungan Semantok akan menambah daftar jumlah tampungan air di Jawa Timur yang sebelumnya telah tuntas dibangun, yaitu Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro.
Disadur dari sumber pu.go.id/berita