Meningkatkan Kompetensi Mekanika Teknik: Efektivitas Model Problem Based Learning dan Drill pada Pembelajaran Balok Sederhana

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj

26 Mei 2025, 11.40

pexels.com

Pendahuluan

Mata pelajaran Mekanika Teknik merupakan dasar penting dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Bisnis Konstruksi dan Properti. Salah satu topik krusial dalam mata pelajaran ini adalah perhitungan konstruksi balok sederhana. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap materi ini masih rendah. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Windri Eka Candri (2021) bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa dengan menggabungkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode Drill.

Artikel ini akan membahas secara kritis hasil penelitian tersebut, menganalisis dampak penggunaan model PBL dan drill terhadap pencapaian kompetensi siswa, serta memberikan perspektif tambahan dari praktik pendidikan teknik sipil yang lebih luas.

Latar Belakang Masalah

Tantangan Pembelajaran Mekanika Teknik

Lebih dari 65% siswa kelas X BKP 2 SMKN 1 Cibinong belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam topik konstruksi balok sederhana. Permasalahan ini disebabkan oleh:

  • Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi.

  • Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar.

  • Metode pengajaran monoton (hanya ceramah).

  • Minimnya latihan soal dan evaluasi aktif.
     

Balok Sederhana dalam Konstruksi

Balok sederhana adalah bagian dari struktur bangunan yang terdiri dari dua tumpuan (sendi dan rol) dan mengalami momen lentur akibat pembebanan tegak lurus sumbu batang. Memahami perhitungan ini penting bagi calon teknisi bangunan.

Strategi Intervensi: PBL dan Drill

Model PBL mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah nyata, sedangkan metode Drill memberi penguatan dalam bentuk latihan berulang. Kombinasi ini dirancang untuk:

  • Meningkatkan pemahaman konsep.

  • Mendorong keterlibatan aktif siswa.

  • Menguatkan kompetensi teknis melalui latihan intensif.
     

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X BKP 2 SMKN 1 Cibinong selama dua siklus (Agustus–Desember 2019), dengan rincian:

  • Jumlah siswa: 34 orang (18 laki-laki, 16 perempuan)

  • Desain: Penelitian tindakan kelas (PTK)

  • Teknik pengumpulan data: observasi aktivitas siswa dan guru, nilai pre-test dan post-test
     

Hasil Penelitian dan Analisis Data

Perkembangan Nilai Pengetahuan

  • Pre-test: Hanya 13 siswa (38,2%) memenuhi KKM.

  • Post-test Siklus I: 21 siswa (58,8%) mencapai KKM — peningkatan 20,6%.

  • Post-test Siklus II: 29 siswa (85,3%) memenuhi KKM — peningkatan 26,5% dari siklus I.

Keaktifan Siswa

  • Siklus I: Rata-rata keaktifan 79% (cukup aktif).

  • Siklus II: Meningkat menjadi 87% (aktif).

Aktivitas Guru

  • Siklus I: 84% (baik)

  • Siklus II: 90% (sangat baik)
     

Temuan ini menunjukkan bahwa kombinasi PBL dan drill tidak hanya meningkatkan hasil akademik, tetapi juga memperbaiki dinamika pembelajaran di kelas.

Studi Perbandingan dan Opini Kritis

Dukungan dari Penelitian Lain

  • Ikawati (2015) dan Mardiah et al. (2016) membuktikan bahwa PBL meningkatkan aktivitas belajar siswa secara signifikan.

  • Syafei & Silalahi (2019) menemukan bahwa penggunaan PBL di SMK mampu meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Mekanika Teknik.
     

Opini

Penerapan PBL dan Drill bukan hanya solusi pedagogis tetapi juga pendekatan yang kontekstual dengan kebutuhan pendidikan kejuruan. Dalam dunia konstruksi yang nyata, siswa dituntut untuk mampu menyelesaikan masalah dan menguasai teknik dengan presisi. Metode ini membekali mereka dengan kompetensi tersebut secara simultan.

Namun demikian, penulis tidak membahas hambatan teknis implementasi metode tersebut seperti:

  • Kesiapan guru dalam merancang skenario pembelajaran berbasis masalah.

  • Keterbatasan waktu di kurikulum SMK.

  • Variasi kemampuan individu siswa.
     

Nilai Tambah: Relevansi untuk Dunia Industri

Keterkaitan dengan Dunia Kerja

Industri konstruksi saat ini menuntut tenaga kerja terampil yang mampu:

  • Menguasai perhitungan struktural dasar.

  • Bekerja secara kolaboratif.

  • Berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah teknis.
     

Model pembelajaran seperti PBL mengarah ke pengembangan soft skill ini, menjadikan lulusan lebih adaptif dan siap kerja.

Potensi Pengembangan

  • Integrasi dengan teknologi seperti software simulasi struktural (misalnya SAP2000, AutoCAD Structural Detailing).

  • Kolab.orasi dengan industri lokal untuk studi kasus nyata

  • Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) sebagai kelanjutan dari PBL.

Rekomendasi Praktis

  1. Guru perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk mengembangkan skenario PBL.

  2. Sekolah hendaknya memfasilitasi PTK sebagai budaya profesional guru.

  3. Diperlukan panduan resmi dari Kemendikbudristek untuk integrasi PBL dalam kurikulum kejuruan.
     

Kesimpulan

Penelitian Windri Eka Candri membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang dipadukan dengan metode Drill dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam menghitung konstruksi balok sederhana. Tidak hanya berdampak pada hasil akademik, metode ini juga mendorong keaktifan siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran guru. Studi ini patut dijadikan rujukan untuk pembaruan metode pengajaran di SMK teknik sipil.

Sumber Referensi

  • Candri, W. E. (2021). Peningkatan Kompetensi Konstruksi Balok Sederhana melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Dipadukan dengan Metode Drill. Jurnal Pensil, 10(1), 34–39. https://doi.org/10.21009/jpensil.v10i1.18505