Pekerja konstruksi menghadapi berbagai ancaman di lokasi kerja. Bahaya fisik, seperti tersengat listrik, terjatuh, dan tertimpa benda keras adalah beberapa kecelakaan yang paling sering terjadi di bidang konstruksi. Selain itu, banyak pekerja konstruksi yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental. Menurut laporan tahun 2020 dari Centers for Disease Control (CDC), industri konstruksi memiliki tingkat bunuh diri tertinggi kedua dari semua industri besar di AS.
Ada beberapa alasan mengapa pekerja konstruksi lebih cenderung berjuang dengan kesehatan mental mereka. Konstruksi adalah lingkungan yang penuh tekanan, didorong oleh tenggat waktu dan jam kerja yang panjang. Banyak pekerja juga mengalami rasa sakit fisik dan kelelahan yang dapat menyebabkan kesejahteraan emosional yang buruk dari waktu ke waktu.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, perusahaan konstruksi perlu meningkatkan kesadaran akan isu-isu ini dan menyediakan sumber daya kesehatan mental yang sesuai untuk karyawan mereka.
Kesehatan mental dalam konstruksi dalam angka
Data menunjukkan bahwa kesehatan mental merupakan masalah yang signifikan bagi pekerja di industri konstruksi. Sebuah survei tahun 2020 terhadap pekerja konstruksi menemukan bahwa 14,3% pekerja mengalami kecemasan dan hampir 6% mengalami depresi, berdasarkan gejala atau penggunaan obat. Banyak pekerja juga melaporkan memiliki kesehatan mental yang lebih buruk selama pandemi COVID-19.
Pekerja konstruksi juga memiliki risiko bunuh diri yang lebih besar dibandingkan profesi lainnya. Menurut CDC, tingkat bunuh diri di kalangan pekerja konstruksi pria empat kali lebih tinggi daripada populasi umum.
Untuk mengatasi gangguan kesehatan mental, beberapa pekerja konstruksi mengalami masalah penyalahgunaan zat. Satu studi menemukan bahwa pekerja konstruksi secara signifikan lebih mungkin melaporkan penggunaan ganja, kokain, dan opioid tanpa resep dalam satu bulan terakhir dibandingkan pekerja lainnya.
Dampak terhadap kesehatan mental dalam industri konstruksi
Ada berbagai alasan mengapa gangguan kesehatan mental begitu lazim terjadi di industri konstruksi. Berikut ini adalah beberapa faktor terbesar yang dapat menyebabkan gangguan seperti depresi, kecemasan, dan penyalahgunaan zat:
- Kelelahan fisik: Konstruksi adalah pekerjaan padat karya, dan bisa jadi menuntut fisik yang berat. Ketika pekerja mengalami kelelahan terus-menerus, hal ini dapat berdampak pada kesehatan emosional mereka.
- Cedera: Pekerja konstruksi lebih rentan terhadap cedera fisik daripada pekerja di banyak pekerjaan lain. Cedera ini bisa serius dan menyebabkan rasa sakit kronis, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Jika pekerja diberi resep obat untuk mengatasi rasa sakit, hal ini juga dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan zat.
- Jam kerja yang panjang: Pekerja konstruksi biasanya berada di lokasi kerja selama 10 hingga 12 jam per hari, tergantung pada proyeknya. Hal ini menyisakan sedikit waktu untuk kegiatan lain, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga, berolahraga, dan melakukan hobi.
- PHK musiman: Karena konstruksi bersifat musiman di banyak daerah, adalah hal yang umum bagi pekerja konstruksi untuk tidak bekerja selama beberapa waktu dalam setahun. Hal ini dapat menyebabkan tekanan keuangan yang dapat menyebabkan kesehatan mental yang buruk.
Bagaimana mengatasi tantangan kesehatan mental dalam konstruksi
Gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan, sangat umum terjadi di kalangan masyarakat umum. Namun, pekerja konstruksi sangat rentan terhadap masalah ini. Ada banyak langkah yang dapat diambil oleh tim kepemimpinan konstruksi untuk mengurangi tekanan kesehatan mental di antara pekerja dan buruh.
Kenali tanda-tanda peringatan
Pemimpin tim konstruksi perlu memahami dan mengenali tanda-tanda peringatan gangguan kesehatan mental yang umum terjadi. Jika Anda dapat mengidentifikasi masalah ini sejak dini, hal ini dapat mencegah masalah yang lebih serius terjadi di masa depan. Jika seseorang dalam tim Anda menunjukkan gejala-gejala ini, bisa jadi ia sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya:
- Produktivitas menurun
- Datang terlambat
- Meningkatnya konflik dengan anggota tim lainnya
- Mengisolasi diri dari rekan kerja
- Perilaku berisiko
- Kesulitan berkonsentrasi
- Perubahan suasana hati yang ekstrem
- Penggunaan obat-obatan atau alkohol yang berlebihan
Memanfaatkan Toolbox Talks
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) menerbitkan Toolbox Talks setiap bulan, yang merupakan panduan pelatihan gratis untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu industri, seperti bahaya keselamatan dan kesehatan mental. Toolbox Talks dirancang untuk memicu percakapan di antara para pekerja, jadi penting untuk mendorong pekerja untuk mengajukan pertanyaan dan berbicara tentang pengalaman mereka selama sesi ini.
Mengatasi stigma
Dalam industri konstruksi, pekerja tidak selalu didorong untuk berbicara tentang kesehatan mental atau berbicara jika mereka membutuhkan bantuan. Dengan sedikitnya kesempatan bagi pekerja konstruksi untuk mendiskusikan perjuangan kesehatan fisik dan mental mereka tanpa menghadapi kritik tajam, stigma yang melekat pada kerentanan membuat diskusi ini menjadi lebih sulit.
Pemimpin perusahaan dan karyawan yang mendorong lingkungan yang bebas menghakimi akan menyambut keterbukaan dari orang lain. Membangun budaya perusahaan yang positif dapat mendorong karyawan untuk mengungkapkan masalah kesehatan mental yang mereka hadapi, dan menerima bantuan sebelum cedera atau masalah potensial lainnya terjadi.
Selain itu, para pemimpin perusahaan konstruksi harus secara teratur menerima dan memberikan pelatihan yang tepat kepada staf mereka tentang kesehatan mental.
Sebagai contoh, Procore menawarkan kursus pendidikan berkelanjutan yang disebut Kesehatan dan Kesejahteraan Tim Anda. Program ini memberikan edukasi tentang masalah kesehatan mental paling umum yang dihadapi para pekerja, cara mengidentifikasi tanda-tanda peringatan gangguan kesehatan mental, dan cara meningkatkan kesejahteraan emosional.
Dalam survei tahun 2021 yang dilakukan oleh Center for Workplace Mental Health, 77% CEO, presiden, dan pemilik konstruksi mengatakan bahwa menangani kesehatan mental di tempat kerja adalah prioritas. Meskipun statistik ini menjanjikan, para pemimpin industri konstruksi perlu terus melakukan percakapan seputar kesehatan mental dan menjadikannya sebagai pilar pendidikan karyawan untuk melihat peningkatan yang berkelanjutan.
Tawarkan manfaat perusahaan yang kuat
Bagi pekerja konstruksi, kesehatan fisik sama pentingnya dengan kesehatan mental. Anggota tim Anda harus memiliki akses ke tunjangan kesehatan mental sebagai bagian dari paket tunjangan karyawan. Ini termasuk akses ke layanan konseling, program bantuan karyawan, dan kebijakan cuti yang fleksibel jika pekerja perlu mengambil waktu untuk diri mereka sendiri.
Sumber daya kesehatan mental untuk pekerja konstruksi
Ada banyak sumber daya kesehatan mental yang tersedia untuk pekerja konstruksi. Pimpinan perusahaan harus memastikan bahwa pekerja memiliki akses ke alat-alat ini. Alat-alat ini juga dapat digunakan dalam pelatihan kesehatan mental dan pertemuan pendidikan.
Sumber: procore.com