Pendahuluan: Pembangunan Pesat, Risiko Meningkat
Meningkatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia membawa dampak ganda: di satu sisi mempercepat pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain, meningkatkan risiko kecelakaan kerja, terutama di sektor konstruksi. Data BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa konstruksi menjadi sektor tertinggi angka kecelakaannya, mencapai 32% secara nasional, menyaingi industri manufaktur (31%).
Kondisi ini makin memprihatinkan di wilayah-wilayah tertinggal, seperti di Desa Lamaninggara, Kecamatan Siompu Barat, Kabupaten Buton Selatan, di mana edukasi terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) masih minim. Artikel ini mendokumentasikan program pengabdian masyarakat berupa penyuluhan K3 yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman pekerja konstruksi lokal tentang pentingnya penerapan K3.
Tujuan dan Fokus Program Pengabdian
Program ini dirancang untuk:
- Meningkatkan pengetahuan dasar tentang K3 kepada tukang bangunan setempat.
- Menjawab kebingungan pekerja terkait alat pelindung diri (APD) dan tanggung jawab pemberi kerja.
- Menumbuhkan kesadaran bahwa K3 bukan formalitas, tetapi kebutuhan dasar untuk melindungi nyawa.
Metode Pelaksanaan: Ceramah dan Diskusi Interaktif
Penyuluhan dilaksanakan pada 14 Desember 2019 di Aula Kantor Desa Lamaninggara. Materi disampaikan oleh dosen Teknik Sipil dari Universitas Muhammadiyah Buton, menggunakan metode:
- Ceramah terstruktur dengan bantuan infokus.
- Diskusi terbuka, di mana peserta dapat bertanya langsung.
- Evaluasi kualitatif melalui wawancara terhadap 10 dari 27 peserta.
Studi Kasus: Perubahan Signifikan Pasca Penyuluhan
Sebelum Penyuluhan:
- 0 dari 10 responden mengetahui apa itu K3.
- 9 dari 10 tidak pernah menggunakan APD seperti helm atau sarung tangan.
- Kesadaran risiko sangat rendah, bahkan cedera kerja dianggap bagian dari keseharian.
Setelah Penyuluhan:
- 10 dari 10 responden menyatakan memahami K3 dan pentingnya APD.
- 9 dari 10 berkomitmen menggunakan APD saat bekerja.
- Seluruh responden menunjukkan keinginan menerapkan prinsip K3 dalam pekerjaan mereka.
Materi Kunci yang Disampaikan:
- Definisi dan ruang lingkup K3 di bidang konstruksi
- Risiko umum yang dihadapi tukang batu dan tukang kayu
- Jenis alat pelindung diri dan cara penggunaannya
- Tanggung jawab pemberi kerja berdasarkan hukum Ketenagakerjaan
- Studi kasus kecelakaan kerja dan upaya pencegahan
Sesi diskusi pun menghasilkan pertanyaan penting dari para peserta, seperti:
- Siapa yang bertanggung jawab menyediakan APD? → Pemberi kerja wajib menyediakannya.
- Apa akibat jika tidak memakai APD? → Cedera serius bahkan kematian bisa terjadi.
- Siapa bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan? → Pemberi kerja secara hukum bertanggung jawab.
Dampak Sosial dan Budaya
Program ini tidak hanya meningkatkan pemahaman teknis, tetapi juga mengubah mindset kolektif komunitas pekerja. Pekerjaan yang dulunya dianggap cukup dengan pengalaman saja, kini dilihat dari aspek risiko dan pencegahan. Kepala desa bahkan mendorong agar program ini menjadi agenda rutin desa.
Analisis dan Refleksi
Studi ini membuktikan bahwa pengetahuan dasar K3 masih sangat minim di tingkat desa, meskipun pembangunan infrastruktur masif sedang berlangsung. Fakta bahwa seluruh peserta awalnya tidak mengetahui apa itu K3 mengindikasikan kesenjangan serius antara kebijakan nasional dan realisasi di lapangan.
Penelitian ini juga menguatkan temuan sebelumnya seperti oleh Firna (2019) dan Novianto dkk (2016) bahwa K3 berdampak signifikan terhadap produktivitas dan performa kerja di bidang konstruksi.
Rekomendasi Strategis
- Edukasi K3 harus masuk dalam skema pelatihan Dana Desa, agar pelaksanaan infrastruktur desa tidak hanya cepat, tapi juga aman.
- Pendekatan langsung dan interaktif terbukti efektif di daerah yang belum akrab dengan sistem pelatihan formal.
- Kepala desa, kontraktor, dan tokoh masyarakat perlu dilibatkan aktif sebagai motor penggerak budaya K3.
Kesimpulan
Penyuluhan K3 yang dilakukan di Desa Lamaninggara menghasilkan dampak nyata dalam meningkatkan kesadaran keselamatan kerja. Transformasi terjadi tidak hanya dalam pengetahuan, tapi juga dalam sikap dan niat untuk berubah. Program seperti ini sangat penting di tengah masifnya pembangunan desa, agar pembangunan tidak harus dibayar dengan nyawa pekerja.
Sumber : Efendi, A., & Sianto, L. (2020). Pemahaman K3 Bidang Konstruksi pada Pekerja Bangunan di Desa Lamaninggara Kecamatan Siompu Barat Kabupaten Buton Selatan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Membangun Negeri, 4(1), 150–157.