Mengurai Penyebab Keterlambatan Proyek Jalan di Tanzania: Studi Kasus TANROADS Dar es Salaam

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

26 Mei 2025, 12.14

Freepik.com

Pendahuluan

 

Keterlambatan dalam proyek konstruksi jalan telah lama menjadi persoalan serius di berbagai negara berkembang, termasuk Tanzania. Dengan sektor jalan menyumbang 8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan melibatkan lebih dari 1,9 juta pekerja, kelambanan proyek tak hanya berdampak pada efisiensi, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian Jenifa Simon (2017) yang berjudul "The Factors Causing Delays in Road Construction Projects in Tanzania: A Case of TANROADS Dar es Salaam City" mencoba mengidentifikasi akar masalah dari fenomena ini.

 

Melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini menelaah persepsi dari berbagai pihak seperti pejabat TANROADS, kontraktor, konsultan, dan pemangku kepentingan lainnya. Penemuan menarik muncul: faktor politik mendominasi sebagai penyebab utama keterlambatan, bahkan melampaui isu teknis dan sumber daya.

 

Delays dalam Konstruksi: Konsep dan Klasifikasi

 

Dalam dunia konstruksi, "delay" merujuk pada keterlambatan penyelesaian proyek dibandingkan dengan jadwal yang telah disepakati. Delay ini diklasifikasikan menjadi:

  • Excusable vs Non-Excusable
  • Compensable vs Non-Compensable
  • Concurrent Delays
  • Critical vs Non-Critical

 

Pemahaman klasifikasi ini penting agar manajer proyek bisa mengantisipasi risiko dan menetapkan strategi mitigasi secara tepat.

 

Tujuan dan Metode Penelitian

 

Penelitian ini bertujuan untuk:

 

1. Mengidentifikasi penyebab keterlambatan secara umum

2. Menentukan penyebab yang paling dominan

3. Menyigi perbedaan persepsi antara kontraktor, konsultan, dan klien terhadap faktor penyebab keterlambatan

 

Sebanyak 60 kuesioner disebar ke responden dari TANROADS, kontraktor, konsultan, dan pemangku kepentingan lainnya. Tingkat respons mencapai 75% atau 45 responden. Pendekatan analisis yang digunakan adalah kombinasi statistik (SPSS) dan analisis konten.

 

Temuan Utama: 7 Penyebab Utama Keterlambatan Proyek Jalan

 

Berikut adalah variabel utama beserta persentase responden yang mengakui kontribusinya terhadap keterlambatan proyek:

 

1. Intervensi politik: 68,9%

2. Manajemen konstruksi yang buruk: 60%

3. Desain yang tidak memadai: 55,6%

4. Hubungan kontraktual yang lemah: 57,8%

5. Ketersediaan sumber daya: 51,1%

6. Keterlibatan pihak ketiga yang tidak efektif: 44,4%

7. Kondisi lingkungan: 42,2%

 

Rata-rata seluruh variabel memberikan kontribusi sebesar 54,3% terhadap keterlambatan proyek.

 

Studi Lapangan: Proyek-Proyek di Dar es Salaam

 

Penelitian dilakukan di tiga distrik utama: Ilala, Kinondoni, dan Temeke. Mayoritas proyek dikelola oleh TANROADS, institusi negara yang bertanggung jawab atas pembangunan jalan. Data di lapangan menunjukkan bahwa:

 

  • Banyak proyek terganggu karena pergantian kepemimpinan politik
  • Ketidaksiapan desain menyebabkan proyek ditunda hingga perbaikan dokumen selesai
  • Kurangnya tenaga kerja terampil menyebabkan kesalahan kerja dan rework

 

Efek dari Keterlambatan

 

Keterlambatan proyek jalan tak hanya berdampak finansial, tetapi juga sosial. Berikut adalah tujuh efek utama keterlambatan yang diidentifikasi oleh responden:

 

1. Time overrun: 77,8%

2. Cost overrun: 73,3%

3. Dampak sosial negatif: 71,1%

4. Kualitas kerja menurun: 64,4%

5. Tertundanya keuntungan klien: 62,2%

6. Stres pada kontraktor: 57,8%

7. Sengketa dan arbitrase: 55,6%

 

Analisis Tambahan: Faktor Politik sebagai Isu Paling Kritis

 

Menariknya, intervensi politik justru muncul sebagai variabel paling berpengaruh, berbeda dengan hasil-hasil penelitian lain di Malaysia dan Timur Tengah yang menempatkan perencanaan kontraktor dan masalah material sebagai penyebab utama.

 

Beberapa praktik yang memperburuk situasi:

  • Pemaksaan kontraktor tidak kompeten oleh pejabat politik
  • Perubahan kebijakan fiskal tanpa koordinasi teknis
  • Penambahan ruang lingkup pekerjaan tanpa anggaran tambahan

 

Perbandingan dengan Penelitian Internasional

 

  • Malaysia (Sambasivan & Soon, 2007): Penyebab utama adalah perencanaan kontraktor yang buruk dan kurangnya pengalaman.
  • Yordania (Al-Momani, 2000): Faktor utama adalah perubahan desain dan kondisi cuaca.
  • Arab Saudi (Al-Kharashi, 2009): Kekurangan tenaga kerja berpengalaman menjadi faktor dominan.

 

Dari perbandingan ini, dapat dilihat bahwa politik menjadi faktor khas yang lebih menonjol di Tanzania.

 

Rekomendasi Praktis

 

1. Reformasi Kebijakan Publik: Pemerintah harus membuat regulasi yang membatasi intervensi politik dalam proyek infrastruktur.

2. Peningkatan Kompetensi Manajerial: Kontraktor dan manajer proyek perlu dibekali pelatihan manajemen risiko dan mutu.

3. Desain Lebih Matang: Audit desain sebelum lelang proyek harus diwajibkan.

4. Penguatan Komunikasi Lintas Pihak: Sistem komunikasi antar kontraktor, konsultan, dan klien harus lebih efisien.

5. Perencanaan Musim Hujan: Jadwal proyek perlu disesuaikan dengan kondisi cuaca.

 

Dampak Luas terhadap Industri Konstruksi Tanzania

 

Penelitian ini membuka wawasan tentang pentingnya governance dalam pengelolaan proyek. Isu teknis dan sumber daya memang penting, tetapi tanpa tata kelola yang bersih, proyek jalan akan terus terlambat dan merugikan publik. Dengan reformasi menyeluruh, industri konstruksi di Tanzania bisa lebih efisien, transparan, dan profesional.

 

Kesimpulan

 

Penelitian Jenifa Simon berhasil mengidentifikasi secara rinci penyebab keterlambatan proyek jalan di Tanzania. Dominasi faktor politik menunjukkan perlunya pendekatan lintas sektor dalam perbaikan sistem proyek. Selain itu, hasil ini memperkuat urgensi integrasi manajemen risiko, akuntabilitas, dan profesionalisme dalam sektor konstruksi publik.

 

Sumber:

 

Simon, Jenifa. (2017). The Factors Causing Delays in Road Construction Projects in Tanzania: A Case of TANROADS Dar es Salaam City. Open University of Tanzania. Tersedia di: https://core.ac.uk/display/79425368